emosionalnya saja melainkan tetap mempertimbang alasan-alasan secara rasional sehingga dapat menghasilkan apa yang diharapkan konsumen secara seimbang.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata mean didapatkan hasil sebesar 4,6167 untuk aspek emosional dan aspek rasional sebesar 4,3833, terdapat perbedaan
dimana aspek emosional lebih tinggi dari pada aspek rasional. Dalam hal perubahan keputusan pembelian pada konsumen penulis menyatakan setuju
dengan hasil penelitian bahwa alasan pembelian mempengaruhi perubahan keputusan pembelian pada konsumen. Hal tersebut sejalan dengan teori yang telah
penulis uraikan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan pembelian seorang konsumen dapat dilihat apakah secara emosional atau rasional.
Hasil ini
menegaskan pendapat Romer 2000 dalam Glaesser, 2003, bahwa kekuatan sebuah keadaan pembelian dapat muncul sebagai hasil dari emosi. Stimuli lokal
akan memicu emosi dan emosi akan mempengaruhi keputusan. Pengaruh dari emosi sebenarnya sangat kompleks, emosi dapat mempengaruhi keyakinan dan
pilihan produkk. Sebaliknya pembelian rasional lebih didasarkan pada kebutuhan, fungsi, dan kepuasan pasca pembelian Swastha, 1998:67
.
4.6.3 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau dari Jenis Kelamin Pada
Aspek Emosional Dan Aspek Rasional
Berdasarkan hasil perhitungan t-test dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,454 0,454 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara laki-laki dan perempuan pada aspek emosional dan rasional.
Hasil ini sesuai dengan yang dikemukakan Ginting dan Sianturi 2005:36 berdasarkan jenis kelamin tidak ditemukan adanya perbedaan keputusan membeli
yang siginifikan. Hal tersebut dikarenakan bahwa peranan pria saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Sementara wanita semakin berpartisipasi didalam
dunia kerja usaha, kelompok pria pun mulai mengambil peranan baru dalam mengkonsumsi dan membeli produk Engel, dkk dalam Ginting dan Sianturi
2005:36. Keadaan ini, dimana para pria sudah mulai untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan berbelanja, menyebabkan perbedaan
pengambilan keputusan membeli antara pria dan wanita semakin tipis atau bahkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan.
Berdasarkan perhitungan rata-rata mean terdapat perbedaan nilai dimana perempuan memiliki nilai sebesar 4,900 dan laki-laki memiliki nilai sebesar
4,333. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam keputusan membeli perempuan lebih memilih secara emosional dalam menentukan keputusan membeli sedangkan
laki-laki lebih memilih secara rasional. Hasil ini sama dengan yang di jelaskan oleh Astari dan Widagda 2010
dalam keputusan pembelian jenis kelamin berpengaruh dalam setiap keputusan pembelian yang didalamnya terdapat perasaan emosional yang lebih tinggi dari
pada menggunakan logikanya secara rasional untuk memutuskan membeli untuk suatu produk. Menurut Utami Sumaryono 2008:54 Keterlibatan emosional
berhubungan pula dengan kebutuhan sosial psikologis konsumen untuk menggunakan produk. Keputusan membeli memang lebih banyak disebabkan oleh
faktor psikologis dari pada rasional mereka, terutama pada wanita sebaliknya
untuk jenis kelamin laki-laki lebih mengunakan logikanya atau rasionalnya di setiap memutuskan untuk membeli .
peserta perempuan dinilai lebih tinggi dari pada peserta laki-laki pada pengukuran kecenderungan membeli spontan. namun,
perbedaan itu tidak selalu terbukti signifikan secara statistik.
4.6.7 Keterbatasan Penelitian