dengan menggunakan media scaffolding pada model pembelajaran SSCS untuk melihat peningkatan disposisi matematis siswa sebelum dan
sesudah dilakukan pembelajaran.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan 1.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media scaffolding pada model pembelajaran SSCS dapat memfasilitasi kemampuan pemecahan
masalah yang di dapat dari masalah-masalah yang diberikan. Melalui media scaffolding siswa dapat memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan
rencana serta memeriksa kembali rencana yang telah di buat. Media scaffolding yang dirancang terdiri dari empat jenis, yaitu kartu petunjuk, hand
outs, contoh dan anjuran. Jenis pertama media scaffolding adalah kartu petunjuk dimana kartu petunjuk dalam penelitian ini disebut dengan magic
card. Magic card merupakan bantuan yang diberikan yaitu berupa gambar- gambar yang berfungsi untuk membantu menemukan informasi yang
dibutuhkan. Jenis kedua yaitu hand outs, hand outs ini berisikan ringkasan materi yang berkaitan dengan materi segitiga dan segiempat. Selanjutnya jenis
ketiga adalah contoh, contoh-contoh yang diberikan haruslah berkaitan erat dengan materi segitiga dan segiempat dan yang jenis yang terakhir adalah
anjuran dimana anjuran dalam media scaffolding ini berisi dorongan-dorongan informasi yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa mengingat
kembali materi sebelumnya. Scaffolding-scaffolding ini diberikan pada salah
satu fase model pembelajaran SSCS yaitu fase search, dimana siswa dapat menemukan banyak informasi yang dibutuhkan melalui scaffolding-
scaffolding yang diberikan sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu media scaffolding ini juga dapat memunculkan indikator
disoposisi matematis siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa terlihat percaya diri serta antusias saat pembelajaran.
Efektivitas media scaffolding pada model pembelajaran SSCS dapat dilihat dari hasil n-gain ternormalisasi pada siswa kelas VII A. Hasil rekapitulasi n-
gain pada siswa kelas VII A adalah 0,72 dengan klasifikasi tinggi. Dengan demikian dari hasil tersebut terlihat bahwa media scaffolding pada model
pembelajaran SSCS efektif digunakan oleh siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kotabumi. Selain itu beradasarkan hasil perhitungan n-gain pada tiap
kemampuan siswa didapatkan bahwa siswa bekemampuan tinggi memiliki rata-rata n-gain sebesar 0,89 dengan kriteria efektivitas tinggi dan siswa yang
berkemampuan sedang memiliki rata-rata n-gain sebesar 0,7 dengan kriteria efektivitas tinggi sedangkan siswa berkemampuan rendah memiliki rata-rata
n-gain sebesar 0,62 dengan kriteria sedang. Demikian dapat disimpulkan bahwa media scaffolding yang diberikan efektif untuk siswa berkamampuan
tinggi dan sedang, namun perlu adanya pengembangan lebih lanjut sehingga akan menjadi lebih efektif lagi untuk semua kemampuan siswa. Untuk
kemampuan disposisi matematis siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan media scaffolding pada model pembelajaran SSCS dapat
memfasilitasi rasa percaya diri, fleksibelitas, gigih, rasa ingin tahu, memonitor menghargai serta mengapresiasi. Melalui media scaffolding ini ketujuh