Kriteria efektivitas indikator ketepatan, sasaran, manfaat serta tujuan adalah sebagai berikut :
85 dinyatakan sangat efektif
71 - 85 dinyatakan efektif
50 - 70 dinyatakan kurang efektif
50 dinyatakan tidak efektif
Nazir, 2005:335 dalam Sari 2010:30 Dengan melihat teoritisnya, efektivitas penyaluran dana bantuan
kredit modal bergulir diukur berdasarkan kesesuaian program dengan pelaksanaan, ketepatan sasaran, manfaat dari penyaluran kredit modal
bergulir pada PT Jasa Marga Persero,Tbk dan pengembalian kredit modal bergulir yang dibagi menjadi dua kemungkinan yaitu kredit tidak
lancar atau tunggakan dan kredit lancar.
2.2. Penelitian Terdahulu
2.2.1 Corporate Social Responsibilty CSR Mewujudkan Pemberdayaan
Masyarakat Studi Atas Program PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company TBK Cimareme Padalarang Kabupaten Bandung
Pembangunan sosial sangat terkait dengan peran Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu, pembangunan sosial harus dimulai oleh
dunia usaha. Salah satunya melalui tanggung jawab dunia usaha yang dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibilty CSR. Salah satu
contoh perusahaan yang melibatkan masyarakat di sekitarnya dilaksanakan
oleh PT. Ultrajaya Milk Industry. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat sebagai perwujudan Corporate
Social Responsibilty CSR di PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan data kualitatif khususnya menggunakan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi
literatur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aktivitas CSR PT Ultrajaya, mampu membantu kelompok rentan di komunitas, melalui
program air bersih dan beasiswa bagi keluarga miskin. Namun, masih tetap perlu kerjasama yang kuat antara Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
dalam mewujudkan sustainability dari program yang telah dilaksanakan.
2.2.2 Peningkatan Peran Bank Perkreditan Rakyat BPR
Keberadaaan BPR bagi masyarakat di daerah perdesaan diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam pembiayaan sektor UMK. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui peran BPR dalam pembiayaan di Sumatera Barat, mengidentifikasi kendala yang dihadapi BPR, mengetahui bentuk
persaingan antar BPR dengan lembaga keuangan lainnya dan mengetahui prospek dan merumuskan strategi peningkatan peran BPR ke depan.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan data kualitatif, dikumpulkan dengan melakukan
indepth interview dan focus group discussion. Variabel yang digunakan yaitu peran BPR, perkembangan UMK. Metode analisis datanya
menggunakan metode Analisis Statistik Deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa BPR di Sumatera Barat telah berperan dalam
menjalankan fungsi intermediari. Mayoritas sektor UMK yang dibiayai oleh BPR adalah sektor perdagangan, diikuti oleh sektor industri dan pertanian.
Kendala dan hambatan yang dihadapi disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal BPR yaitu relatif tingginya tingkat bunga yang
ditawarkan oleh BPR, belum tersosialisasinya keberadaan BPR ditengah masyarakat terutama masyarakat pedesaan, adanya imej bahwa
berhubungan dengan BPR itu sulit, keterbatasan SDM BPR, keterbatasan jumlah modal BPR, terbatasnya produk dan skim pembiayaan yang
ditawarkan oleh BPR kepada UMK, tingginya tingkat persaingan BPR dalam pembiayaan UMK.
2.3. Kerangka Berfikir