Pembelajaran Kooperatif Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran

13 kritis, dan mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran konvensional adalah suatu kegiatan pembelajaran yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas.

2. Pembelajaran Kooperatif

Indonesia telah lama mengenal istilah gotong royong. Gotong royong merupakan kata lain dari kerja sama. Metode kerja sama ini juga dikenal dalam pembe- lajaran. Metode tersebut dikenal dengan kerja kelompok. Namun, Lie 2008 : 18 mengungkapkan: Metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika tidak berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai rajin merasa temannya yang kurang mampu telah mem- bonceng pada hasil kerja mereka. Oleh karena itu, perlu adanya sistem kerja kelompok yang lebih terstruktur agar siswa yang heterogen dapat dikondisikan sesuai yang diharapkan sehingga, terjadi hubungan yang positif. Metode yang digunakan adalah sistem kelompok dengan model pembelajaran kooperatif. Hal tersebut diungkapkan oleh Lie 2008: 18: Berbagai dampak negatif dalam penggunaan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam persiapan dan penyusunan metode kerja kelompok. Dalam metode pembelajaran Cooperatif Learning bukan sekedar kerja kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya . Hal ini sejalan dengan ciri-ciri cooperatif learning dari Lundgren dalam Komalasari 2010: 42: 14 1. 2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3. Siswa berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4. Siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan. 5. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Tidak semua kerja kelompok termasuk model pembelajaran kooperatif. David Johnson dalam Lie 2008: 31 mengemukakan ada lima unsur yang membedakan metode pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran kelompok biasa, yaitu 1 saling ketergantungan positif, 2 tanggung jawab perseorangan, 3 tatap muka, 4 komunikasi antar anggota, dan 5 evaluasi proses kelompok. Selanjutnya menurut Slavin, Eggen, Kauchak dalam Trianto 2009: 58 yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok starategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem belajar kelompok yang terstruktur dengan memberikan beberapa tugas atau pertanyaan- pertanyaan untuk dikerjakan secara bersama.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI AKTIVITAS BERTANYA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bukit Kemuing Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 68

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pekalongan Kab. Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 39

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Trimurjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 11 59

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 62

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58