Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja

81 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,575 berarti hubungan antara variabel kepemimpinan X 1 , dan pengawasan X 2 terhadap disiplin kerja Y sebesar 57,5. Artinya hubungannya kuat. 2. Nilai R Square sebesar 0,331 berarti 33,1 variabel disiplin kerjaY dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinanX 1 , dan pengawasanX 2 . Sedangkan sisanya 66,9 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,072. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap disiplin kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,233 dan nilai t hitung 2,286 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,664 dengan tingkat signifikansi 0,025.Artinya jika kepemimpinan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka disiplin kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,233. Hasibuan 2010 menjelaskan bahwa kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pemimpin dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan Universitas Sumatera Utara 82 bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin, karena perilakunya akan dicontoh dan diteladani bawahannya.EdySutrisno 2009 menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan, salah satunya adalah ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan. Menurut Kartono 2010 kepemimpinan muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin. Kepemimpinan bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian satu tujuan tertentu. Menurut Terry 2006:495 kepemimpinan didefinisikan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah sesuatu mengenai mendorong dan membangkitkan individu dan kelompok untuk berusaha sebaik-baiknya demi mencapai hasil yang diinginkan. Dengan kepemimpinan yang baik, dia dapat berbuat banyak untuk menciptakan iklim kerja yang memungkinkan penegakan disiplin sebagai suatu proses yang wajar, karena para karyawan menerima serta mematuhi peraturan- peraturan dan kebijakan-kebijakan sebagai keberhasilan pekerjaan dan kesejahteraan pribadi mereka.

4.6.2 Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengawasan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap disiplin kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,526 dan nilai t hitung 4,721 Universitas Sumatera Utara 83 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,664 dengan tingkat signifikansi 0,000.Artinya jika pengawasan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka disiplin kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,526. Pengawasan adalah proses mengevaluasi pelaksanaan kerja dengan membandingkan pelaksanaan aktual dengan apa yang diharapkan serta mengambil tindakan yang perlu Terry dan Leslie, 2010. Menurut Hasibuan 2010 pengawasan adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Menurut Sutrisno 2009 salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah ada tidaknya pengawasan pimpinan. Pengawasan ini dilakukan agar para karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.Febriana Louise 2010 menemukan hasil bahwa pengawas diperlukan untuk mendisiplinkan karyawan untuk menegakkan standar kerja yang diharapkan. Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, dipahami benar bahwa bukan persoalan yang mudah untuk melahirkan satu metode yang bisa diterima dan berlaku secara universal, bahkan untuk konteks pada tingkatan lokal sekalipun, apalagi pengawasan yang memiliki cakupan serta pengaruh luas, menyangkut kelompok sasaran serta daerah atau wilayah yang besar. Dari kondisi tersebut di atas tentunya sangat logis apabila dibutuhkan suatu metode yang tepat dan berlaku secara universal. Universitas Sumatera Utara 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan