Saran Augmented Reality Fungsi Zoom

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi literatur, analisis perancangan, implementasi dan pengujian sistem ini, maka didapatkanlah kesimpulan seperti berikut ini: 1. Penggunaan Augmented Reality dapat memudahkan dalam menyampaikan informasi tentang wisata sejarah di Kota Medan 2. Dengan menggunakan Augmented Reality, dapat menampilkan 5 objek bangunan dan 1 video dengan baik disertai fitur rotasi dan zoom in atau zoom out. 3. Aplikasi ini menggunakan library vuforia dan menggunakan marker yang sudah di tentukan serta berjalan pada platform android 4. Kelemahan dari aplikasi ini adalah lambatnya proses menjalankan aplikasi augmented reality dikarenakan proses meload model bangunan 3D yang telah tersimpan, Jika semakin besar dan banyaknya model yang dibuat maka proses dalam menjalankan Augmented reality semakin lama dan susahnya camera mendeteksi marker dikarenakan posisi, jarak dan intensitas cahaya. Serta beberapa fitur dalam aplikasi ini masih kurang sempurna

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan penulis untuk pengembangan dan perbaikan pada sistem ini selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat membuat aplikasi yang tidak terbatas pada wisata sejarah dan tidak hanya di kota Medan saja 2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat membuat aplikasi yang dapat menampilkan lebih banyak objek serta fitur yang lebih banyak pula 3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapatmembuat aplikasi yang multi platform sehingga bisa dijalankan di berbagai device 4. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti lebih memahami dan mempelajari tools yang digunakan agar tercipta aplikasi yang lebih baik lagi Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Augmented Reality

Augmented Reality AR adalah konsep pelapisan konten visual seperti grafik di atas pemandangan dunia nyata seperti yang terlihat melalui sebuah kamera Wahyutama, et al. 2013. AR merupakan sebuah konsep menambahkan dunia nyata dengan dunia maya. Meskipun menggunakan lingkungan virtual yang diciptakan oleh komputer grafis, taman bermain utamanya adalah lingkungan nyata Kim, 2014 Augmented Reality juga didefinisikan sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat - perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif Prasetyo, 2014. Sedangkan menurut Ronald T. Azuma 1997, Augmented Reality merupakan variasi dari Virtual Environment VE, atau saat ini lebih sering disebut dengan Virtual Reality. Pada teknologi VE, user benar-benar dibenamkan dalam lingkungan sintetis buatan. Sebaliknya pada Augmented Reality, user dapat melihat dunia nyata dengan objek visual yang ditambahkan pada benda atau objek nyata. AR dapat digunakan dengan PC atau dengan smartphone. Kamera mengenali gambar yang telah ditentukan pengenalan gambar dan menampilkan konten digital pada gambar yang ditandai. Konten digital dapat berupa informasi, gambar atau video yang menambahkan keadaan nyata Kengne, 2014. Pada tahun 1994, Milgram dan Kishino merumuskan kerangka kemungkinan penggabungan dan peleburan dunia nyata dan dunia maya ke dalam sebuah kontinuum virtualitas. Sisi yang paling kiri adalah lingkungan nyata yang hanya berisi benda nyata, dan sisi paling kanan adalah lingkungan maya yang berisi benda maya. Dalam Universitas Sumatera Utara Augmented Reality atau realitas tertambah, yang lebih dekat ke sisi kiri, lingkungan bersifat nyata dan benda bersifat maya, sementara dalam Augmented Virtuality atau virtualitas tertambah, yang lebih dekat ke sisi kanan, lingkungan bersifat maya dan benda bersifat nyata Wirga, 2012. Lebih jelas lagi dapat dilihat pada Gambar 2.1: Gambar 2.1 Reality – Virtuality Continum Sumber : Milgram, 1994 Ronald T. Azuma mendefinisikan Augmented Reality sebagai sistem yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Menggabungkan lingkungan nyata dan virtual 2. Berjalan secara interaktif dalam waktu nyata

3. Integrasi dalam tiga dimensi Azuma, 1997.

Tujuan dari AR adalah mengambil dunia nyata sebagai dasar dengan menggabungkan beberapa teknologi virtual dan menambahkan data konstektual agar pemahaman manusia sebagai penggunanya menjadi semakin jelas. Data konstektual ini dapat berupa komentar audio, data lokasi, konteks sejarah, atau dalam bentuk lainnya Rahmat, 2011.

2.2 Marker

Marker adalah salah satu komponen penting dalam pengelolaan aplikasi Augmented Reality AR. Marker akan digunakan sebagai media yang menjadi sumber informasi yang akan diterima oleh mobile devices atau smartphone. Marker akan dikenali oleh kamera webcam atau pun kamera smartphone sebagai bentuk simbol objek nyata yang akan menjadi perantara antara devices dengan model 3D dari setiap objek Augmented Reality AR Martono dan Kridalukmana, 2014. Ada dua metode dalam penggunaan marker, yaitu Marker Based Augmented Reality dan Markerless Augmented Reality. Universitas Sumatera Utara