Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI UPT
PUSKESMAS SINDANGJAWA KABUPATEN CIREBON
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : SRI EMILIA NIM : 1112104000024
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
ii
(3)
iii JAKARTA
Undergraduate Thesis, June 2016 Sri Emilia, NIM: 1112104000024
Description of level of patient satisfaction level at UPT Puskesmas Sindangjawa Cirebon Regency
xviii + 68 pages + 3 tables + 2 designs + 6 charts + 11 attachments
ABSTRACT
One of the health-care facilities in the community is community health center which is called puskesmas. Puskesmas is a health development center that provides comprehensive services and integrated to the community, developed as the spearhead of health care in Indonesia that has authority and responsibility for the maintenance of public health in their working area without neglecting the service quality to individual. Puskesmas should have a proper health care quality in order to give satisfaction for the patient who can felt by the community. This research was a descriptive survey through a quantitative approach by using 42 assesment items with likert scale. This study population was UPT Puskesmas Sidangjawa patients about 100 respondents who aimed to describe the level of patient satisfaction at UPT Puskesmas Sindangjawa, Cirebon Regency in 2016. From the result of this study that were analyzed based on five dimensions which are tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy that refer to the SERVQUAL (Service Quality) model developed by Parasuraman et all. (1998) The health care quality of UPT Puskesmas Sindangjawan on tangibles dimension is very satisfied, by 52%, reliability dimension lack satisfied by 62%, the dimensions of responsiveness lack satisfied than satisfactory by 80%, the assurance dimension is very satisfied by 54% and the dimensions of empathy lack satisfied by 56% , The results of the measurement of service quality UPT Puskesmas Sindangjawa generally can be called lack satisfied as much as 49%. To improve patient satisfaction, UPT Puskesmas Sindangjawa need to maintain patient satisfaction with care on the dimensions of tangibless and assurance as well as increase patient satisfaction on the dimensions of reliability, responsiveness and empathy.
Keywords: Patient Satisfaction, Puskesmas, SERVQUAL Reference: 39 (year 1985-2015)
(4)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, April 2016
Sri Emilia, NIM: 1112104000024
Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon
xviii + 68 halaman + 3 tabel + 2 bagan + 6 grafik + 11 lampiran
ABSTRAK
Salah satu sarana pelayanan kesehatan di masyarakat adalah pusat kesehatan masyarakat yang biasa disebut puskesmas. Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok, dikembangkan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada individu. Puskesmas harus memiliki mutu pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas guna memberikan kepuasan pada pasien yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 42 item penilaian dengan skala likert. Populasi penelitian ini adalah pasien UPT Puskesmas Sindangjawa dengan jumlah 100 responden yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon tahun 2016. Dari hasil penelitian berdasarkan
lima dimensi yang dianalisis yaitu tangibles, reliability, ressponsiveness,
assurance, dan emphaty yang mengacu pada model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman et al. (1998) Kualitas pelayanan UPT Puskesmas Sindangjawa pada dimensi tangibles sangat memuaskan dengan skor gap 0,010, dimensi reliability kurang memuaskan dengan skor gap -0,288, dimensi responsiveness kurang memuaskan dengan skor gap -0,240, dimensi assurance sangat memuaskan dengan skor gap 0,056, dimensi empathy kurang memuaskan dengan skor gap -0,309. Hasil pengukuran kualitas pelayanan UPT Puskesmas Sindangjawa secara umum dapat dikatakan kurang memuaskan dengan skor gap -0,154. Untuk meningkatkan kepuasan pasien, UPT Puskesmas Sindangjawa perlu memperbaiki keadaan ruang tunggu, meningkatkan akurasi diagnosa penyakit, meningkatkan penjelasan terkait obat dan meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Kata kunci:Kepuasan Pasien, Puskesmas, SERVQUAL
(5)
v
Skripsi dengan judul
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS SINDANGJKABUPATEN CIREBON
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DISUSUN OLEH SRI EMILIA 1112104000024
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
Pembimbing I
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS NIP. 19770401 200912 2 003
Pembimbing II
Karyadi, SKp.,MKep., PhD NIP. 19710903 200501 1 007
(6)
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS SINDANGJAWA, KABUPATEN CIREBON
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh: SRI EMILIA
1112104000024
Penguji I
Yenita Agus, S.Kp., M.Kep, Sp. Mat, Ph.D NIP. 19720608 200604 2 001
Penguji II
Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep 19700122 200801 2 005 Pembimbing I
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS NIP. 19770
401 200912 2 003
Pembimbing II
Karyadi, SKp.,MKep., PhD NIP. 19710903 200501 1 007
Penguji III
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS NIP. 19770401 200912 2 003
Penguji IV
Karyadi, SKp., MKep., PhD NIP. 19710903 200501 1 007
(7)
vii
Skripsi dengan judul
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS SINDANGJAWA, KABUPATEN CIREBON
Disusun oleh : Sri Emilia NIM : 1112104000024
Jakarta, Juni 2016 Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc NIP. 19790210 200501 2 002
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes NIP. 19650808 1988 03 1002
(8)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sri Emilia
Tempat, Tgl, Lahir : Sumbawa, 28 Agustus 1994
Alamat : Jl. Sultan Kaharuddin RT 003/ RW 006
Kelurahan Brang Bara, Kecamatan
Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat
No. Telp/ HP : 085945400827
e-mail : liiya_emilia28@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Al-Muhajirin, Sumbawa Besar
2. SD Negeri 15 Sumbawa Besar
3. SMP Negeri 1 Sumbawa Besar
4. SMA Negeri 2 Sumbawa Besar
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi :
1. Staf ahli Departemen Seni dan Olahraga Organisasi Siswa Intra Sekolah
SMAN 2 Sumbawa Besar 2009-2010
2. Staf ahli Departemen Kesenian, Kebudayaan dan Olahraga Badan Eksekutif
(9)
ix Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi
yang berjudul “Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien di UPT Puskesmas
Sindangjawa Kabupaten Cirebon” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk seminar proposal penelitian sebelum melakukan penelitian. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, karena setiap kata, ucap, langkah, dan perbuatan beliau adalah teladan bagi seluruh umat manusia.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, banyak kesulitan dan hambatan yang peneliti hadapi. Namun, banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan hamba kesempatan untuk terus belajar
dibangku kuliah.
2. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Maulina Handayani, S. Kp., M.Sc., selaku Ketua Program Studi dan Ibu
(10)
x
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maftuhah, S.Kp., M.Kep., selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
5. Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS dan bapak Karyadi, S.Kep., M.Kep.,
PhD selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan proposal skripsi ini.
6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ucapan terimakasih secara khusus kepada orang tuaku tersayang Ibu Titin
Rokhilawati dan Bapak H. Rabiullah yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, memberi dukungan penuh berupa do’a yang selalu mengiringi setiap langkahku dengan doa tulus ikhlas, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada peneliti selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Saudaraku mba Fitria, mba Dian, dan adikku Robi serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan do’a dan semangat tanpa pamrih.
8. Terimakasih buat orang-orang tersayang: Mr. Akrom Amin Zulfikar, Puspa,
Nurhidiyati, Vini, Ifa, Isti, Puji Pertiwi, Fitri, Khaira, Irma, Indah dan anak kostan As-Syifa yang menjadi penyemangat serta teman seperjuangan dikala
(11)
xi
kompak selalu buat kita, teman-teman lainnya yang telah memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan telah banyak membantu selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta.
9. Kakak Riri, kak Devica, kak Arga, kak Qois, kak Rus, kak Dina, kak Iqbal
dan lainnya yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki proposal skripsi ini. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.
Wassalamu’alaykum. Wr. Wb
Jakarta, 2016
(12)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRACT ... iii
ABSTRAK ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v
LEMBAR PENGESAHAN ... vi
LEMBAR PENGESAHAN ... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pertanyaan Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
1. Tujuan Umum ... 6
2. Tujuan khusus ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
1. Bagi peneliti ... 6
2. Bagi Penelitian selanjutnya ... 6
3. Bagi Pelayanan Kesahatan ... 7
4. Bagi Pemerintah ... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas ... 8
1. Definisi Puskesmas ... 8
2. Fungsi dan Peran ... 9
3. Konsep Wilayah Kerja ... 10
(13)
xiii
1. Definisi Kepuasan Pasien ... 12
2. Indikator Kepuasan Pasien ... 13
3. Aspek-aspek Kepuasan Pasien ... 15
D. Model SERVQUAL ... 17
1. Tangibles ... 19
2. Reliability ... 20
3. Responsiveness ... 21
4. Assurance ... 22
5. Empathy ... 23
E. Kerangka Teori... 25
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 26
B. Definisi Operasional... 27
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
C. Populasi dan Sampel ... 34
1. Populasi ... 34
2. Sampel ... 35
D. Instrumen Penelitian... 38
E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 39
F. Pengolahan Data... 41
G. Analisa Data ... 44
H. Etika Penelitian ... 45
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon ... 47
B. Data Demografi Pasien ... 49
C. Gambaran Kepuasan pasien ... 50
1. Gambaran Kepuasan Pasien berdasarkan Dimensi Tangibles... 51
(14)
xiv
3. Kepuasan pasien berdasarkan dimensi Responsiveness ... 53
4. Kepuasan pasien berdasarkan dimensi Assurance ... 54
5. Kepuasan pasien berdasarkan dimensi Empathy ... 54
BAB VI PEMBAHASAN A. Data Demografi Pasien ... 56
1. Usia... 56
2. Jenis Kelamin ... 57
3. Pendidikan ... 58
4. Pekerjaan ... 58
B. Gambaran Kepuasan Pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon ... 59
1. Dimensi Tangibles di UPT Puskesmas Sindangjawa ... 60
2. Dimensi Reliability di UPT Puskesmas Sindangjawa ... 61
3. Dimensi Responsiveness di UPT Puskesmas Sindangjawa ... 62
4. Dimensi Assurance di UPT Puskesmas Sindangjawa ... 63
5. Dimensi Empathy di UPT Puskesmas Sindangjawa ... 64
C. Keterbatasan penelitian ... 66
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
1. Bagi UPT Puskesmas Sindangjawa ... 68
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 68 DAFTAR PUSTAKA
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 27
Tabel 5.1. Jenis ketenagaan di UPT Puskesmas Sindangjawa ... 48
Tabel 5.2. Data Demografi Pasien ... 49
(16)
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Kerangka Teori ... 25 Bagan 2.2. Kerangka Konsep ... 26
(17)
xvii
Grafik 5.1. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien...50 Grafik 5.1.1. Frekuensi dimensi Tangibles...51
Grafik 5.1.2. Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi Reliability...52
Grafik 5.1.3. Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi Responsiveness..53
Grafik 5.1.4. Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi Assurance...54
(18)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat permohonan izin studi pendahuluan Lampiran 2. Surat permohonan izin uji validitas kuesioner Lampiran 3.Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 4. Surat izin penelitian dan pengambilan data
Lampiran 5. Surat izin penelitian dari Badan KESBANGLINMAS kab. Cirebon Lampiran 6. Surat izin penelitian dari DINKES kab. Cirebon
Lampiran 7. Informed consent
Lampiran 8. Kuesioner
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan uji reliabilitas kuesioner Lampiran 10. Hasil olah data demografi
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu harapan pasien saat datang kepelayanan kesehatan yaitu mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang diterimanya. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur dalam mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan menjadi faktor yang dapat meningkatkan kepuasan pasien. Pasien akan dapat memperoleh kepuasan dari pelayanan yang diberikan jika pelayanan tersebut memenuhi kualitas pelayanan dan sesuai atau lebih dengan harapan yang diharapkan oleh pasien. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kualitas pelayanan kesehatan untuk memberikan kepuasan kepada pasien.
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Kepuasan pasien merupakan keluaran (outcome) layanan kesehatan. Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Pasien baru akan merasa puas jika kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapan yang merupakan konsep dari kepuasan. Pengukuran tingkat kepuasan pasien menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran kualitas layanan kesehatan (Pohan, 2007).
(20)
2
Lebih sulit mengukur kualitas pelayanan daripada mengukur
kualitas barang (Parasuraman et al., 1985). Konsep teori kepuasan
SERVQUAL (Service Quality atau kualitas pelayanan) menurut
Parasuraman dan Zeithaml, (1990) merupakan yang paling popular dan banyak dijadikan acuan dalam penelitian. Konsep SERQUAL meliputi
lima dimensi, yaitu tangibles (wujud nyata), reliability (kehandalan),
responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), empathy (empati). Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat awal di masyarakat mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan seiring waktu puskesmas di Indonesia semakin lama semakin maningkat dapat dilihat dari data riset fasilitas kesehatan (Risfaskes) 2011 menunjukan bahwa sebanyak 2.492 puskesmas berada didaerah terpencil dan sangat terpencil yang tersebar pada 353 Kabupaten/kota. Jumlah puskesmas terbanyak di Indonesia yaitu di provinsi Jawa Barat sebanyak 1.050 unit. Data tahun 2012 menunjukan jumlah kunjungan terbanyak di puskesmas kabupaten Cirebon sebanyak 255.247 orang, sedangkan di kota Cirebon sebanyak 200.736 orang (Depkes, 2012).
Dari sisi kesiapan pelayanan, data berdasarkan Risfaskes 2011 menunjukan bahwa pencapaiannya belum memuaskan. Kesiapan pelayanan umum di puskesmas baru mencapai 71%. Kekurang siapan tersebut karena kurangnya fasilitas yang tersedia; kurang lengkapnya obat,
(21)
sarana, dan alat kesehatan; kurangnya tenaga kesehatan; dan belum memadai kualitas layanan kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
Survei lapangan mengenai kepuasan pasien menjadi suatu masalah penting untuk diketahui hasilnya karena dapat digunakan untuk peningkatan kepuasan pasien mutu layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala dan akurat. Peningkatan pemanfaatan survei kepuasan pasien sebagai analisis yang berkesinambungan akan menghasilkan informasi baik untuk inovasi organisasi ataupun sikap personel (Pohan, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Iqbal, (2009) dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Pada Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2009” menunjukan hasil penelitian dimana dari 70 responden, yang merasa cukup puas dengan pelayanan puskesmas sebanyak 68 responden (97,14%) merasa cukup puas dengan pelayanan rawat jalan Puskesmas Taliwang dan sebanyak 2 responden (2,86%) merasa kurang puas. Faktor paling dominan yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah bukti fisik Puskesmas (64,80%).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Khairani (2011) dengan judul
penelitian “faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat jalan
RSUD Pasaman Barat” menunjukan hasil penelitian dimana dari 92 responden, yang merasa puas dengan variabel bukti fisik (63%), pada variabel kehandalan (67,4%), variabel ketanggapan (58,7%), variabel perhatian (71,7%), dan kepuasan pasien pada variabel jaminan (72,8%).
(22)
4
Survey awal sebagai pendahuluan yang dilakukan di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon pada bulan November 2015, didapatkan data bahwa kunjungan pasien menurun dari bulan Agustus sebanyak 1.246 pasien, pada bulan September menurun menjadi 1.092 pasien dan bulan-bulan berikutnyapun didapatkan kecenderungan penurunan jumlah kunjungan pasien. Studi pendahuluan dilanjutkan dengan survey langsung terhadap sepuluh pasien yang telah berobat ke UPT Puskesmas Sindangjawa dengan menanyakan secara langsung
poin-poin pertanyaan pada kuesioner terkait dimensi tangibles, reliability,
responsiveness, assurance dan empathy. Enam orang diantaranya mengatakan kurang puas dengan pelayanan di UPT Puskesmas Sindangjawa. Masalah yang paling sering dikeluhkan oleh pasien mengenai kurang mendapatkan informasi tentang penggunaan obat dengan jelas, ada beberapa petugas yang tidak ramah dan tidak cepat dalam merespon dan melayani pasien yang berkunjung.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas kondisi kepuasaan pasien di puskesmas tersebut peneliti akan melakukan survey dengan sampel yang lebih besar untuk mengetahui secara umum gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
B. Rumusan Masalah
Adanya kecenderungan penurunan jumlah kunjungan pasien di pelayanan puskesmas serta didapatkannya data sebanyak 60% pasien yang mengutarakan ketidakpuasaanya terhadap pelayanan yang ada di UPT
(23)
Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon, merupakan suatu gambaran antara kondisi pemanfaatan pelayanan kesehatan pemerintah dengan gambaran kepuasaan pasien sebagai penggunan fasilitas pelayanan, kedua faktor tersebut merupakan suatu faktor yang saling berkaitan, dimana ketidakpuasaan ini berimbas pada adanya keenggangan pasien untuk kembali menggunakan fasilitas kesehatan yang sama.
UPT Puskesmas Sindangjawa ini baru dibuka pada tahun 2013 dan menurut salah satu pegawainya belum pernah dilakukan survei kepuasan pasien di puskesmas ini. Mengingat masih seringnya timbul masalah ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan dipuskesmas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa, sehingga mampu dijadikan sebagai bahan evaluasi kepuasan pasien dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa
Kabupaten Cirebon?
2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas
Sindangjawa Kabupaten Cirebon?
3. Bagaimana tingkat kepuasan pasien berdasarkan dimensi tangibles (bukti
fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance
(jaminan), empathy (empati) di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten
(24)
6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon Tahun 2016.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik pasien di UPT Puskesmas
Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
b. Mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas
Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
c. Mengetahui tingkat kepuasan pasien berdasarkan dimensi tangibles
(bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (ketanggapan),
assurance (jaminan), empathy (empati) di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjadi pengalaman, wawasan dan pengetahuan baru dalam hal penelitian secara langsung dilapangan.
2. Bagi Penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dipakai sebagai sumber informasi atau referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian terkait gambaran tingkat kepuasan pasien di puskesmas.
(25)
3. Bagi Pelayanan Kesahatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada UPT Puskesmas Sindangjawa mengenai gambaran tingkat kepuasan pasien di wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon. Penelitian ini juga diharapkan agar dapat menjadi sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien bagi pihak
puskesmas.
4. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan agar pemerintah lebih memperhatikan pelayanan, sarana dan prasarana di pusat kesehatan masyarakat.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai gambaran tingkat kepuasan pasien. Subjek penelitian ini adalah pasien yang telah berobat di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon. Jenis penelitian ini dalah penelitian
kuantitatif menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode pengambilan
(26)
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada individu (Effendi, 2009). Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang betanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dapat disimpulkan dari berbagai pengertian di atas bahwa puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayananan secara menyeluruh, memiliki wewenang dan tanggung jawab
(27)
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada individu.
2. Fungsi dan Peran
Menurut Effendi, (2009) fungsi-fungsi puskesmas beserta proses dalam melaksanakan fungsi tersebut:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknik materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
(28)
10
e. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
3. Konsep Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas (Effendi, 2009).
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. Dalam
perkembangannya, batasan-batasan di atas semakin kabur seiring dengan
diberlakukannya Undang-Undang Otonomi daerah yang lebih
(29)
B. Kepuasan
1. Definisi Kepuasan
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan dan nilai-nilai perusahaan (Umar, 2005).
Menurut Kotler (2000) dalam bukunya Marketing Management, kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang merupakan hasil perbandingan dari persepsi kinerja produk dan harapannya. Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada harapannya. Oleh karena itu strategi kepuasan pelanggan harus didahului dengan pengetahuan yang detail dan akurat terhadap pelanggan. Produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup (Sitinjak, dkk 2004).
Menurut Kotler, (2005) pelanggan atau seseorang dapat mengalami salah satu dari tingkat kepuasan, yaitu :
a. Bila kinerja lebih rendah dari harapan pelanggan
Pelanggan akan merasa tidak puas karena harapannya lebih tinggi daripada yang diterima pelanggan dari pemberi jasa.
(30)
12
b. Bila kinerja sesuai dengan harapan pelanggan
Pelanggan akan merasa puas karena harapannya sesuai dengan apa yang diterima oleh pelanggan dari pemberi jasa.
c. Bila kinerja melebihi dari harapan pelanggan
Pelanggan akan merasa sangat puas karena apa yang diterimanya melebihi dari apa yang diharapkannya.
Secara garis besar, kepuasan merupakan perasaan atau persepsi seseorang yang diperoleh dengan membandingkan harapan dengan kenyataan yang didapatkan. Seseorang akan merasa puas dari pelayanan yang didapat apabila pelayanan tersebut sesuai dengan harapannya dan memenuhi kualitas pelayan. Sedangkan seseorang merasa tidak puas apabila persepsi bahwa harapannya terhadap pelayanan yang diterima belum terpenuhi.
C. Kepuasan Pasien
1. Definisi Kepuasan Pasien
Menurut Pohan, (2007) kepuasan pasien adalah keluaran (outcome)
layanan kesehatan. Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Pasien baru akan merasa puas jika kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa
(31)
pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2007).
Dapat dibuktikan bahwa pasien dan/atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang diselenggarakan cendrung mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati. Sebaliknya, pasien atau masyarakat yang tidak merasakan kepuasan atau kekecewaan sewaktu menggunakan layanan kesehatan cenderung tidak mematuhi rencana pengobatan, berganti ke fasilitas kesehatan lain. Tingkat kepuasan pasien yang akurat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan (Pohan, 2007).
2. Indikator Kepuasan Pasien
Menurut Pohan, (2007) Kepuasan pasien dapat diukur dengan beberapa indikator. Diantaranya:
a. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan
Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap dan pengetahuan tentang:
1) Sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan
tempat saat dibutuhkan
2) Kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam keadaan
biasa ataupun keadaan gawat darurat
3) Sejauh mana pasien mengerti bagaimana sistem layanan
kesehatan itu bekerja, memberi keuntungan dan tersedianya layanan kesehatan.
(32)
14
b. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan
Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap terhadap:
1) Kompetensi teknik dokter dan/atau profesi layanan kesehatan lain
yang berhubungan dengan pasien
2) Keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang dirasakan
oleh pasien sebagai hasil dari layanan kesehatan.
c. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan
antar manusia
Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antarmanusia akan ditentukan dengan melakukan pengukuran:
1) Sejauh mana kesediaan layanan kesehatan menurut penilaian
pasien
2) Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter dan atau profesi
layanan kesehatan lain
3) Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter
4) Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis
5) Sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasihat dokter
dan/atau rencana pengobatan
d. Kepuasan terhadap system layanan kesehatan
Kepuasan terhadap system layanan kesehatan ditentukan oleh sikap terhadap:
(33)
2) Sistem perjanjian, termasuk menunggu giliran, waktu tunggu, pemanfaatan waktu selama menunggu, sikap mau menolong atau kepedulian personel, mekanisme pecahan masalah dan keluhan yang timbul
3) Lingkup dan sikap keuntunngan dan layanan kesehatan yang
ditawarkan.
3. Aspek-aspek Kepuasan Pasien
Menurut Pohan, (2007) kepuasan pasien dapat dilihat dari beberapa aspek yang mempengaruhinya yaitu:
a. Kesembuhan.
b. Ketersediaan obat puskesmas.
c. Keleluasan pribadi atau privasi sewaktu berada dalam kamar periksa.
d. Kebersihan puskesmas.
e. Mendapatkan informasi yang menyeluruh, artinya mendapat informasi
tentang nama penyakit, bagaimana merawatnya di rumah, dan informasi tanda-tanda bahaya untuk segera membawanya kembali berobat.
f. Mendapat jawaban yang dimengerti teerhadap pertanyaan pasien,
artinya apakah pasien mengerti jawaban yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap pertanyaan yang diajukannya.
g. Memberikan kesempatan bertanya, artinya apakah petugas kesehatan
memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya.
h. Kesinambungan petugas kesehatan, artinya apakah setiap kali pasien
(34)
16
i. Waktu tunggu, yaitu waktu yang diperlukan sebelum kontak dengan
petugas kesehatan, bukan dengan petugas kartu atau rekam medik.
j. Tersedianya toilet, artinya pakah puskesmas terdapat toilet yang dapat
digunakan oleh pasien dan airnya tersedia.
k. Biaya pelayanan, seluruh biaya yang dikeluarkan pasien jika berobat
ke puskesmas.
l. Tersedianya tempat duduk atau bangku untuk pasien pasien pada ruang
tunggu.
Masing-masing aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien akan dianalisis berdasarkan penilaian pasien tentang tingkat kepentingan aspek tersebut yang diperolehnya sewaktu meminta pertolongan ke puskesmas. Keinginan pasien dapat diketahui melalui survei kepuasan pasien sehingga menjadi penting dan perlu dilakukan dalam pengukuran dimensi kualitas pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakuakan secara berkala dan akurat (Pohan, 2007)
Ada beberapa konsep untuk mengukur kepuasan seseorang.
Menurut Merkouris, et al (1999) dalam Firdaus, (2015) mengukur
kepuasan pasien dapat digunakan untuk evaluasi kualitas atau mutu pelayanan kesehatan. Terdapat 3 konsep teori kepuasan menurut
Krowinsky dan Steiber (1996), Gunarsa dan Singgih (1995) dan service
quality (SERVQUAL) menurut Parasuraman et al, (1990).
Teori kepuasan menurut Krowinsky dan Steiber (1996) meliputi:
assesibility atau keterjangkauan, availability atau ketersediaan sumber
(35)
ketersediaan informasi, pemberian informasi, kenyamanan lingkungan, dan kompetensi petugas. Sedangkan teori kepuasan menurut Gunarsa dan Singgih (1995) meliputi karakteristik pasien yaitu: umur, pendidikan, pekerjaan, etnis, sosio-ekonomi, dan diagnosis penyakit (Firdaus, 2015).
Sedangkan Teori kepuasan dengan model SERVQUAL menurut
Parasuraman et al., (1988) mengacu pada konsep pengukuran kualitas
pelayanan yaitu pengukuran kepuasan. Model ini merupakan konsep yang paling banyak diterapkan diseluruh dunia dalam hal pelayanan. Baik dalam lingkungan industri, perbankan, perhotelan, pendidikan, ataupun dunia kesehatan. Terdapat lima dimensi dari model SERVQUAL yang telah dikembangkan dan dikenal banyak orang sejak tahun 1988 hingga saat ini (Irawan, 2009).
D. Model SERVQUAL
Metode dalam mengukur kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan
kesehatan menurut Parasuraman et al. (1985) dipengaruhi oleh dua variabel,
yaitu pelayanan yang diterima (perceived service) dan pelayanan yang
diharapkan (expected service). Dasar dari model SERVQUAL adalah
penilaian gap antara perceived service dengan expected service. Penilaian
gap melewati lima tahap hingga terbentuk konsep penilaian gap antara
expected service dengan perceived service sebagai dasar dari model
(36)
18
1. Gap 1. Harapan pelanggan dengan persepsi manajemen.
Penilaian gap 1 ini didasarkan pada alasan bahwa harapan yang diperoleh pelanggan akan berpengaruh terhadap penilaian atau evaluasi pelanggan tentang kualitas pelayanan.
2. Gap 2. Persepsi manajemen tentang harapan pelanggan dengan tafsiran
persepsi tersebut kedalam spesifikasi kualitas pelayanan.
Penilaian gap 2 ini didasarkan pada alasan bahwa persepsi manajemen tentang harapan yang diperoleh pelanggan dan spesifikasi kualitas pelayanan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dari sudut pandang pelanggan.
3. Gap 3. Spesifikasi kualitas pelayanan dengan pelayanan yang diberikan.
Penilaian gap 3 ini didasarkan pada alasan bahwa spesifikasi kualitas pelayanan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan menurut pelanggan.
4. Gap 4. Pelayanan yang diberikan dengan komunikasi pada pelanggan.
Penilaian gap 4 ini didasarkan pada alasan bahwa pelayanan yang diberikan akan berpengaruh terhadap tolak ukur kualitas pelayanan menurut pelanggan.
5. Gap 5. Pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang dirasakan.
Penilaian gap 5 ini didasarkan pada alasan bahwa kualitas pelayanan yang diperoleh pelanggan merupakan sesuatu yang penting karena akan dibandingkan dengan harapannya.
(37)
Menurut parasuraman et al, (1985) kualitas pelayanan yang diterima
oleh pelanggan (perceived service quality) adalah hasil perbandingan dari
pengukuran expected service dan perceived service. Hasil perbandingannya
dapat menyimpulkan gambaran kepuasan pasien pada kualitas pelayanan dipengaruhi oleh harapan dan kenyataan pelayanan yang diterima oleh pelanggan.
Cara mengukur perceived service quality adalah dengan menghitung
skor gap atau selisih antara nilai perceived service dan expected service.
Apabila hasil skor gap adalah negatif, maka dinyatakan bahwa kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kurang memuaskan, apabila hasil skor gap sama dengan nol, maka dinyatakan bahwa kualitas pelayanan memuaskan, dana apabila hasil skor gap adalah positif, maka dinyatakan bahwa kualitas
pelayanan sangat memuaskan (Parasuraman et al., 1988)
Hasil pengukuran perceived service quality merupakan suatu evaluasi
kinerja penyelenggara atau penyedia pelayanan. Expected service dan
perceived service sendiri dipengaruhi oleh lima dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy yang akan dijelaskan secara rinci dalam teori kepuasan SERVQUAL.
1. Tangibles
Tangibles yang dapat diartikan sebagai bukti fisik adalah wujud yang dapat terlihat langsung dari penyedia pelayanan meliputi penampilan fisik, fasilitas, peralatan, sarana, informasi, petugas.
(38)
20
dimensi Tangibles yaitu: peralatan dan fasilitas terlihat menarik, pekerja
berpenampilan rapi dan profesional, unsur pendukung pelayanan terlihat
baik (Parasuraman et al., 1988).
Menurut Parasuraman et al., (1985) dalam badan penelitian dan
pegembangan (Balitbang) kota Medan, (2013) dimensi ini mencakup kondisi penampilan fisik, fasilitas, peralatan, serta penampilan petugas, karena jasa tidak dapat diamati secara langsung maka pelanggan sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dan melakukan evaluasi. Kenyataan yang berkaitan dengan hal ini mencakup objek yang sangat bervariasi, seperti penampilan petugas, kondisi ruang tunggu atau tempat duduk, peralatan dan fasilitas yang digunakan.
2. Reliability
Reliability yang dapat diartikan sebagai kehandalan adalah kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan
segera, akurat dan memuaskan. Reliability mencakup dua hal pokok,
yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya
(dependability). Parasuraman et al. (1994) menyebutkan point-point
penting dari dimensi Reliability diantaranya yaitu: memberikan
pelayanan seperti yang dijanjikan, pelayanan kepada pelanggan dapat diandalkan, memberikan pelayanan dengan segera, memberikan
pelayanan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan (Parasuraman et al.,
(39)
Menurut Parasuraman et al., (1985) dalam Balitbang kota Medan, (2013) dimensi ini menunjukan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab terhadap apa yang dijanjikan, tidak pernah memberi janji yang berlebihan dan selalu
memenuhi janjinya. Untuk melihat dimensi reliability dapat dilihat
pernyataan harapan pelanggan dibawah ini:
a) Jika pelayanan yang unggul, menjanjikan melakukan sesuatu pada
waktu tertentu mereka akan melakukan hal itu.
b) Jika pelanggan bermasalah mereka akan menunjukan perhatian yang
tulus untuk menyelesaikannya.
c) Layanan yang unggul melayani dengan benar pada waktu pertama
kali.
d) Jasa pelayanan yang unggul melayani sesuai dengan waktu yang
dijanjikan.
e) Jasa pelayanan yang unggul memiliki kebijakan agar hasilnya bebas
dari kesalahan
3. Responsiveness
Responsiveness yang dapat diartikan sebagai ketanggapan adalah kemampuan untuk membantu pelanggan dan meningkatkan ketepatan pelayanan untuk melayani konsumen dengan baik. Terdapat empat point
dari dimensi Responsiveness yaitu: selalu memberikan informasi kepada
pelanggan tentang kapan pelayanan siap diberikan, pelayanan terhadap pelanggan diberikan dengan tanggap, kemauan untuk membantu
(40)
22
pelanggan dan kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan
(Parasuraman et al., 1988).
Menurut Parasuraman et al., (1985) dalam Balitbang kota Medan,
(2013) Dimensi ketanggapan merefleksikan komitmen untuk
memberikan pelayanan tepat pada waktunya, yang berkaitan dengan keinginan dan kesiapan petugas untuk melayani. Untuk melihat harapan pada dimensi ini dapat dilihat di bawah ini :
a) Petugas yang unggul memberitahukan secara pasti kepada pelanggan
kapan pelayanan dilakukan.
b) Petugas yang unggul akan memberikan pelayanan dengan cepat dan
tepat kepada pelanggan
c) Pekerja yang unggul akan selalu berkeinginan untuk membantu
pelanggan.
d) Petugas yang unggul tidak akan pernah terlalu sibuk untuk
menanggapi tuntutan pelanggan.
4. Assurance
Assurance yang dapat diartikan sebagai jaminan adalah kompetensi yang dimiliki sehingga membuat rasa aman, bebas resiko atau bahaya, kepastian yang mencakup pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga dapat menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan pelanggan.
Parasuraman et al. (1994) menyebutkan empat poin pada dimensi
assurance yaitu: pekerja dapat menanamkan kepercayaan dalam diri pelanggan, membuat pelanggan merasa aman saat melakukan transaksi,
(41)
pekerja selalu menunjukan sikap sopan santun dan pekerja memiliki
pengetahuan luas untuk menjawab pertanyaan pelanggan (Parasuraman et
al., 1988).
Menurut Parasuraman et al., (1985) dalam Balitbang kota Medan,
(2013) dimensi assurance mencakup pengetahuan dan kesopanan serta
kemampuan untuk memberikan kepercayaan serta keyakinan kepada pelanggan. Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan ketermpilan dalam memberikan jasa, keramahan mengacu pada bagaimana pekerja berinteraksi dengan pelanggannya dan kepemilikan pelanggan. Keamanan merefleksikan pelanggan bahwa ia bebas dari bahaya resiko dan keragu-raguan.
5. Empathy
Empathy yang dapat diartikan sebagai empati adalah sifat dan kemampuan untuk memberikan perhatian penuh, rasa peduli, komunikasi yang baik, serta kemudahan untuk dihubungi. Jumlah poin penilaian pada
dimensi empathy ada lima yaitu: memberikan perhatian secara ndividual
kepada pelanggan, pekerja melayani pelanggan dengan penuh perhatian, pekerja mengutamakan kepentingan pelanggan dengan sepenuh hati, pekerja memahami kebutuhan pelanggan dan mempunyai jam kerja yang
sesuai (Parasuraman et al., 1988).
Menurut Parasuraman et al., (1985) dalam Balitbang kota Medan,
(2013) empathy yaitu sifat dan kemampuan untuk memberikan perhatian
(42)
24
dihubungi. dimensi ini merefleksikan kemampuan pekerja untuk memahami perasaan pelanggan. Dimensi ini terdiri dari tiga hal berikut:
a) Accessibility, mencakup kehandalan untuk mendekati atau menghubungi
b) Communication Skill, mencakup pemberian informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang dapat dimengerti dan mendengarkan tanggapan dan pertanyaan pada pelanggan.
c) Understanding the Costumer, hal ini mencakup perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya.
(43)
E. Kerangka Teori
Kerangka teori dimodifikasi dari teori kepuasan pasien menurut Parasuaraman dan Zeithml, (1990), Krowinsky dan Steiber (1996), Gunarsa dan Singgih (1995) dalam Firdaus (2015)
Bagan 2.1 kerangka teori
Sumber : Parasuaraman dan Zeithml, (1990), Krowinsky dan Steiber (1996),
Gunarsa dan Singgih (1995). Krowinsky dan Steiber
(1996)
Assesibility atau keterjangkauan Availability atau
ketersediaan sumber daya
Kontinuitas pelayanan
Efektivitas
Keuangan
Humanitas
ketersediaan informasi
Pemberian informasi
Kenyamanan lingkungan
Kompetensi petugas.
SERVQUAL
(Parasuraman dan
Zeithaml, 1990) Tangibles Reliability Responsiveness Assurance Empathy
Gunarsa dan Singgih (1995): Umur Pendidikan Pekerjaan Etnis Sosio-ekonomi Diagnosis penyakit Teori Kepuasan Kepuasan Pasien
Expected Service
(Harapan)
Perceived Service
(44)
26 BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Judul penelitian ini adalah Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon Tahun 2016. Dibawah ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti untuk melihat tingkat kepuasan pasien berdasarkan dimensi kepuasan yang mengacu pada model SERVQUAL (Service Quality) yang
dikembangkan oleh Parasuraman et al. (1988) dengan membandingkan
expected service (harapan) dengan perceived service (kenyataan).
Bagan 3.1. Kerangka konsep Dimensi kepuasan pasien
Tangibles (bukti fisik) Reliability (kehandalan) Responsiveness
(ketanggapan)
Assurance ( jaminan) Empathy (empati)
Expected service
(harapan)
Perceived service
(45)
B. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2007).
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Konseptual
Definisi Operasional Alat ukur/hasil ukur Kategori Skala ukur
Usia Usia adalah umur
seseorang dari
sejak lahir sampai dengan ulang tahun
terakhir atau
lamanya waktu
hidup (A’yun,
2014).
Umur responden saat
dilakukan penelitian.
Kategori umur menurut Depkes RI (2009):
1. Masa remaja akhir =
17-25 tahun
2. Masa dewasa awal
= 26-35 tahun
3. Masa dewasa
dewasa = 36-45
tahun
4. Masa lansia awal =
46-55 tahun
5. Masa dewasa akhir
= 56-65 tahun
Kuesioner, bagian 1, format isian.
1. 17-25 tahun
2. 26-35 tahun
3. 36-45 tahun
4. 46-55 tahun
5. 56-65 tahun
Ordinal
Jenis Kelamin Jenis Kelamin
adalah pertanda
gender seseorang
(A’yun, 2014).
Jenis Kelamin
merupakan gender
responden saat
dilakukan penelitian
Kuesioner, bagian 1, bentuk format isian
1. Laki-laki
2. Perempuan
(46)
28
Pekerjaan Pekerjaan adalah
pencaharian yang
dilakukan rutin
sebagai upaya
memenuhi
kebutuhan diri dan keluarga (A’yun, 2014).
Pekerjaan merupakan
suatu kegiatan atau
aktivitas responden
sehari-hari
Kuesioner, bagian 1, bentuk format isian
1. Tidak bekerja
2. Wiraswasta/
dagang
3. Buruh/ karyawan
4. Petani
5. Pengajar
6. PNS
Nominal
Pendidikan Pendidikan adalah
jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan
seseorang (A’yun, 2014).
Merupakan jenjang
pendidikan formal
terakhir yang pernah
ditempuh oleh
responden.
Kuesioner, bagian 1, bentuk format isian
1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. SD/sederajat 3. SLTP/sederajat 4. SLTA/sederaja 5. Perguruan Tinggi Ordinal
Kepuasan pasien Kepuasan pasien
adalah suatu
tingkat perasaan
pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja layanan
kesehatan yang
diperolehnya
setelah pasien
membandingkanny a dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007).
Pengukuran berdasarkan
perbandingan harapan dengan kenyataan atau kinerja pelayanan pada komponen yang terkait: a. Tangibles (bukti
fisik) b. Reliability (kehandalan) c. Responsiveness (ketanggapan) d. Assurance ( jaminan) Pengukuran menggunakan kuesioner
berdasarkan dimensi
SERVQUAL,
menjumlahkan total
skor gap tangibles,
reliabity, responseveness, assurance, dan
empathy.
Hasil dihitung
berdasarkan rumus: Q (skor gap)=P-E P: Mean Perceived Service
E: Mean Expected Service
Dikategorisasikan menurut kriteria
(47)
e. Empathy (empati) Kurang memuaskan (Q=negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat memuaskan (Q=positif) (Parasuraman et al., 1998)
Tangibles Kemampuan
penyedia pelayanan dalam menunjukan eksistensinya pada
pihak eksternal
(Parasuraman et al., 1988)
Kriteria penampilan
secara nyata (dapat
dilihat secara langsung)
oleh suatu
penyelenggara pelayanan.
Pengukuran menggunakan
kuesioner dengan
skala likert rentang 1-4:
Harapan (expected
service):
1. Tidak penting
2. Kurang penting
3. Penting
4. Sangat penting
Kenyataan
(perceived service):
1. Tidak setuju
2. Kurang setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Hasil dihitung
berdasarkan rumus: Q (skor gap)=P-E P: Mean Perceived Service
E: Mean Expected Service Dikategorisasikan menurut kriteria Kurang memuaskan (Q=negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat memuaskan (Q=positif) Ordinal
(48)
30
(Parasuraman et al., 1998)
Reliability Kemampuan untuk
melaksanakan dan memenuhi layanan
yang telah
dijanjikan secara
akurat dan
terpercaya
(Parasuraman et al., 1988)
Kriteria kehandalan
oleh suatu
penyelenggara
pelayanan sehingga
penyelenggara mampu
memenuhi pelayanan
kepada pelanggan.
Reliability mencakup
dua hal pokok, yaitu
konsistensi kerja
(performance) dan
kemampuan untuk
dipercaya (dependability)
Pengukuran menggunakan
kuesioner dengan
skala likert rentang 1-4:
Harapan (expected
service):
1. Tidak penting
2. Kurang penting
3. Penting
4. Sangat penting
Kenyataan
(perceived service):
1. Tidak setuju
2. Kurang setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Hasil dihitung
berdasarkan rumus: Q (skor gap)=P-E P: Mean Perceived Service
E: Mean Expected Service Dikategorisasikan menurut kriteria Kurang memuaskan (Q=negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat memuaskan (Q=positif) (Parasuraman et al., 1998)
(49)
Responsiveness Kemampuan untuk memberikan
pelayanan tepat
pada waktunya,
yang berkaitan
dengan keinginan
dan kesiapan
petugas untuk
melayani
(Parasuraman et al., 1988)
Kriteria daya tanggap
oleh suatu
penyelenggara
pelayanan sehingga
penyelenggara tersebut
mampu membantu
pelanggan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.
Pengukuran menggunakan
kuesioner dengan
skala likert rentang 1-4:
Harapan (expected
service)
1. Tidak penting
2. Kurang penting
3. Penting
4. Sangat penting
Kenyataan
(perceived service):
1. Tidak setuju
2. Kurang setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Hasil dihitung
berdasarkan rumus: Q (skor gap)=P-E P: Mean Perceived Service
E: Mean Expected Service Dikategorisasikan menurut kriteria Kurang memuaskan (Q=negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat memuaskan (Q=positif) (Parasuraman et al., 1998)
(50)
32
Assurance Kemampuan yang
dimiliki sehingga
membuat rasa
aman, bebas resiko
atau bahaya,
kepastian yang
mencakup
pengetahuan, sikap
dan perilaku
(Parasuraman et al., 1988)
Kriteria jaminan yang diberikan oleh suatu penyelenggara
pelayanan kepada
pelanggan.
Pengukuran menggunakan
kuesioner dengan
skala likert rentang 1-4:
Harapan (expected
service)
1. Tidak penting
2. Kurang penting
3. Penting
4. Sangat penting
Kenyataan
(perceived service):
1. Tidak setuju
2. Kurang setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Hasil dihitung
berdasarkan rumus: Q (skor gap)=P-E P: Mean Perceived Service
E: Mean Expected Service Dikategorisasikan menurut kriteria Kurang memuaskan (Q=negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat memuaskan (Q=positif) (Parasuraman et al., 1998)
Ordinal
Empathy Kemampuan untuk
memberikan
perhatian penuh,
rasa peduli dan
memahami
perasaan pelanggan (Parasuraman et al., 1988)
Kriteria perhatian yang diberikan oleh suatu penyelenggara
pelayanan kepada
pelanggan.
Pengukuran menggunakan
kuesioner dengan
skala likert rentang 1-4:
Harapan (expected
service):
1. Tidak penting
2. Kurang penting
3. Penting
Hasil dihitung
berdasarkan rumus: Q (skor gap)=P-E P: Mean Perceived Service
E: Mean Expected Service
(51)
4. Sangat penting Kenyataan
(perceived service):
1. Tidak setuju
2. Kurang setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Dikategorisasikan menurut kriteria
Kurang
memuaskan (Q=negatif)
Memuaskan
(Q=0)
Sangat
memuaskan (Q=positif) (Parasuraman et al., 1998)
(52)
34 BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakuakn dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
deskriptif. Penelitian descriptive adalah penelitian yang didalamnya tidak ada
analisis hubungan antara variabel, tidak ada variabel bebas dan terkait, bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa, dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Morton, 2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang gambaran tingkat
kepuasan pasiendi UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon. Peneliti memilih penelitian di UPT Puskesmas Sindangjawa dengan alasan bahwa belum pernah dilakukan penelitian dan evaluasi mengenai gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai mei 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
(53)
kesimpulannya (Sugiono, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang dihasilkan dari sampling. Sampling adalah sebuah strategi yang digunakan untuk memilih elemen populasi untuk diteliti (Swarjana, 2015). Pada penelitian ini, ukuran sampel berjumlah 100 responden. Menurut teori Frankel dan Wallen (2009) yang menyatakan bahwa besar sampel minimum untuk penelitian deskriptif adalah 100 responden. Teknik pengambilan sampel
secara accidental sampling dengan mengacu pada kriteria inklusi dan
ekslusi. Pada metode accidental sampling dilakukan dengan mengambil
responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempatsesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Pasien yang datang berobat di UPT Puskesmas Sindangjawa,
Kabupaten Cirebon.
b. Pasien berusia 17 – 65 tahun
c. Pasien yang bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
a. Orang yang datang berkunjung namun tidak berobat
b. Pasien merupakan petugas UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten
Cirebon
(54)
36
A. Jumlah Sampel
Pada penelitian ini tekhnik pengambilan sampel pmenggunakan
tekhnik Non-probability Sampling yaitu incidental sampling. Pengambilan
sampel bukan secara acak atau nonrandom yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan (Notoatmodjo, 2010). Dengan jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu:
Keterangan:
n : Jumlah sampel N : Populasi = 14289
d : Batas ketelitian yang diinginkan
Maka pengambilan sampel yang diinginkan adalah:
= 99,30
Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel dalam penelitian dibulatkan menjadi 100 responden.
B. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode non
(55)
sampling adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada karena sampel ini sama sekali tidak representative tentu saja tak mungkin diambil satu kesimpulan yang bersifat generalisasi metode ini sangat mudah, murah dan cepat untuk dilakuakan (Nasution, 2009).
Tahapan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti
mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada kepala
Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Cirebon.
3. Surat permohonan izin penelitian disetujui oleh kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Cirebon selanjutnya menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada kepala Dinas Kesehatan (DINKES), Pemerintah Kabupaten Cirebon.
4. Setelah mendapatkan surat izin dari kepala Badan Kesatuan Bangsa
dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Cirebon dan kepada kepala Dinas Kesehatan (DINKES), Pemerintah Kabupaten Cirebon, surat permohonan izin penelitian di serahkan kepada Kepala Bidang Pusat Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon.
(56)
38
5. Surat permohonan izin penelitian disetujui oleh kepala Bidang Pusat
Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon.
6. Peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas
instrumen pada 31 pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa.
7. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti melakukan
penarikan sampel dengan teknik accidental sampling.
8. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria inklusi,
peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika
bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanginya.
9. Peneliti memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner
dan responden diberikan kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas.
10.Peneliti memberikan kuesioner penelitian kepada responden dan
mempersilahkan untuk menjawab sesuai petunjuk.
11.Responden harus menjawab seluruh pertanyaan pada lembar
kuesioner, setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti.
12.Kuesioner yang telah diisi diolah dengan menggunakan komputerisasi
dan kemudian dianalisa oleh peneliti.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang akan digunakan berupa pertanyaan dalam angket dengan mengacu pada landasan teori.
(57)
Angket adalah pemeriksaan terhadap sesuatu yang menjadi kepentingan umum, biasanya dilakukan dengan surat pertanyaan (Depdiknas, 2008). Angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, tentang gambaran tingkat kepuasan pasien di puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon. Responden hanya menandai jawaban yang menurutnya susuai dan tepat.
Pertanyaan dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dengan tinjauan pustaka yang mengacu pada landasan teori kepuasan
SERVQUAL oleh Parasuraman et al. (1998) yang di modifikasi dengan
kuesioner penelitian yang terkait dengan kepuasa pasien. Terdapat lima
dimensi dengan model SERVQUAL Parasuraman et al., (1998) untuk
menilai tingkat kepuasan pasien yang terdiri dari 43 pernyataan, yaitu:
dimensi tangibles (wujud nyata) pernyataan 2-9, dimensi reliability
(kehandalan) pernyataan 10-18, dimensi responsiveness (ketanggapan)
pernyataan 19-25, dimensi emphaty (empati) pernyataan 26-33, dimensi
assurance (jaminan) pernyataan 34-43. Variabel kepuasan pasien diukur dengan alat ukur berupa kuesioner dengan skala pengukuran menggunakan skala likert.
E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Instrument dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah instrumen yang telah melalui uji validitas dan reabilitas. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan
(58)
40
metode Alpha Cronbach. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel (Sugiono, 2012). Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo 2010). Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut (Hidayat, 2008).
Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan bantuan software pengolah statistik komputer dengan menghitung nilai r atau koefisien kolerasi. Jika r hitung ≥ r tabel, maka instrumen memenuhi kriteria validitas. Dan jika r hitung ≤ r tabel, maka instrumen tidak memenuhi kriteria validitas. Uji validitas sebuah kuesioner penelitian dapat dilakukan dengan menguji minimal 30 responden (Rangkuti, 2009). Pada penelitian ini, uji validitas di UPT Puskesmas Sindangjawa, Kabupaten Cirebon dengan jumlah responden 31
orang. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 31 maka nilai r tabel
dapat diperoleh melalui r product moment pearson dengan df (degree of
freedom) = n – 2, jadi df = 31 – 2 = 29, maka r tabel = 0, 306 (Sujarweni, 2014).
Hasil uji validitas kuesioner expected service didapatkan satu poin
pertanyaan pada kuesioner nomer 1 dinyatakan tidak valid sehingga dieliminasikan karena pertanyaan yang lain sudah mewakili indikator
sedangnya 42 poin pertanyaan yang lain dinyatakan valid. Karena r hitung ≥ r
(59)
Sedangkan hasil uji validitas kuesioner perceived service didapatkan semua poin pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid. Karena r hitung ≥ r tabel. Berikut adalah tabel r hitung kuesioner perceived service.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua klai atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan software computer dengan
rumus Alpha Cronbach. (Hidayat, 2008).
Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach’s alpha melalui bantuan software pengolah statistik komputer.
Reliabilitas suatu instrumen yaitu yaitu apabila nilai cronbach’s alpha > 0,60
(Juliandi dkk, 2014, dan Sujarweni, 2014). Sama halnya 30 responden (Rangkuti, 2009). Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan di UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon dengan jumlah responden 31 orang.
Hasil uji reliabilitas kuesioner expected service adalah kuesioner dinyatakan reliabel dengan cronbach’s alpa = 0,750 dan hasil uji reliabilitas kuesioner perceived service adalah kuesioner dinyatakan reliabel juga dengan cronbach’s alpa = 0,749.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan. Peneliti melakukan pengolahan data secara bertahap. Adapun
(60)
42
proses pengolahan data terdiri dari empat tahap menurut Notoadmodjo (2010) adalah sebagai berikut:
1. Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut
a) Lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.
b) Jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau
terbaca.
c) Jawaban relavan dengan pertanyaan
d) Jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan
yang lainnya.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukan data (data entry). Pada penelitian ini, coding untuk jawaban responden pada kuesioner dengan skala likert
rentang 1-4 untuk expected service dan perceived service :
a. Harapan (expected service), yaitu 1 = tidak penting; 2 = kurang
penting; 3 = penting; 4 = sangat penting.
b. Kenyataan (perceived service): yaitu 1 = tidak setuju; 2 = kurang
(61)
c. Data demografi jenis kelamin pasien, yaitu 1 = laki-laki; 2 = perempuan.
d. Data demografi pendidikan pasien, yaitu 1 = tidak sekolah/tidak tamat
SD; 2 = SD/sederajat; 3 = SLTP/sederajat; 4 = SLTA/sederajat; 5 = perguruan tinggi.
e. Data demografi pendidikan pasien, yaitu 1 = tidak bekerja; 2 =
wiraswasta/ dagang; 3 = buruh/ karyawan; 4 = petani; 5 = pengajar; 6 = PNS
3. Memasukan Data (Data Entry) atau prosessing
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau hhuruf) dimasukan kedalam program atau “software” computer. Salah satu paket program yang paling sering
digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket program SPSS for
window. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari yang melakuakan “data
entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadibias, meskipun hanya memasukan data saja.
4. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut
pembersihan data (cleaning). Cleaning dengan melihat variabel data sudah
(62)
44
G. Analisa Data
Analisis univariat merupakan analisis jenis variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk table atau grafik (Setiadi, 2007). Data dari responden akan dimasukan ke dalam komputer oleh peneliti. Analisi data yang dilakukan secara deskriptif
dengan menggunakan SPSS (Statistical Products and Service Solutions).
Analisis data yang diterapkan pada penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis ini bertujuan untuk melihat gambaran karakteristik pasien (data demografi) serta untuk menilai tingkat kepuasan pasien pada masing-masing dimensi dan gambaran secara menyeluruh. Analisis data demografi dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi. Sedangkan analisis kepuasan pasien dilakukan dengan menghitung skor gap. Skor gap didapat dengan cara
perhitungan selisih antara nilai total perceived service yang dikurangi dengan
nilai total expected service sehingga dapat diketahui frekuensi serta hasil
persentase yang diinginkan. Menurut parasuraman et al. (1998) tingkat
kepuasan pasien dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang dikaji berdasarkan teori SERVQUAL, skor gap dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
Keterangan :
Q = kualitas pelayanan yang diterima (perceived service quality)
P = mean pelyanan yang dirasakan (perceived service)
E = mean pelyanan yang dirasakan (expected service)
(63)
Interpretasi
Hasil Q = negatif, artinya kurang memuaskan Hasil Q = 0, artinya memuaskan
Hasil Q = positif, artinya sangat memuaskan
H. Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak boleh bertentangan dengan etik. Penelitian yang akan dilakukan harus mengikuti aturan etik, peneliti meyakinkan bahwa responden perlu mendapat perlindungan dari hal-hal yang merugikan selama penelitian dengan
memperhatikan aspek-aspek self determination, privacy, anonymity,
confidentially, dan protection from discomfort (Polit, 2006). Peneliti juga
membuat Informed Consent sebelum penelitian dilakukan. Berikut ini adalah
beberapa prinsip etik yang digunakan penelitian dengan sukarela setelah semua informasi yang berkaitan dengan penelitian dijelaskan menandatangani
Informed Consent yang telah disediakan.
1. Privacy
Peneliti juga menjaga kerahasiaan atas informasi yang diberikan responden untuk kepentingan penelitian
2. Anonymity
Selama kegiatan penelitian, nama responden dirahasiakan, sebagai gantinya menggunakan inisial dan nomor responden.
(64)
46
3. Confidentially
Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian.
4. Protection from Discomfort
Kenyamanan responden selama penelitian dijamin. Penelitian menekankan kenyaman responden selama mengikuti penelitian. Jika responden merasa tidak nyaman, peneliti mempersilahkan responden untuk menghentikan partisipasinya.
(65)
47 BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Sindangjawa Kabupaten Cirebon UPT Puskesmas Sindangjawa terletak di Jalan Nyi Ageng Serang Desa Sindangjawa Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon yang merupakan pemekaran dari Puskesmas Dukupuntang di Kecamatan Dukupuntang dan satu-satunya puskesmas yang ada di desa Sindangjawa Kabupaten Cirebon. Puskesmas ini baru berdiri pada tahun 2012. Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangjawa sebanyak 30.629 jiwa yang terdiri dari 168 RT dan 34 RW dengan jumlah rumah 7.179 dan jumlah kepala keluarga 8.825. Luas wilayah kerja UPT Puskesmas
Sindangjawa tercatat 12,459 Km2 mencakup 6 desa binaan yaitu
Sindangjawa, Sindangmekar, Cisaat, Cangkoak, Mandala, Kepunduan. Batas-batas wilayah UPT Puskesmas Sindangjawa yaitu:
1. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Balad kecamatan Dukupuntang
2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidawangi kecamatan Sumber
3. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Warujaya kecamatan Depok
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pasawahan Kabupaten
Kuningan (Profil UPT Puskesmas Sindangjawa, 2015).
UPT Puskesmas Sindangjawa mempunyai visi yaitu “Terwujudnya
(66)
48
Sejalan dengan visi UPT Puskesmas Sindangjawa, maka dalam rangka pencapaiannya diperlukan misi yang diselenggarakan yaitu:
1. Memberikan pelayanan prima yang meliputi kegiatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif.
2. Mengembangkan SDM yang profesional dan berkualitas.
3. Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
5. Mengembangkan kemitraan lintas sektor, rumah sakit, rujukan (Profil
UPT Puskesmas Sindangjawa, 2015).
Tabel 5.1. Jenis ketenagaan di UPT Puskesmas Sindangjawa
No Jenis Ketenagaan Yang ada sekarang Status kepegawaian Ket.
PNS PTT Honor
1. Dokter 1
2. Dokter gigi 1
3. SKM 4 3 1 Kepala
UPT
SKP 4 2 2
AKPER 4 3 1
AKBID 11 5 2 4
AKZI 1 1
APOTEKER 1 1
4. Bidan
5. Perawat (SPK)
6. Perawat gigi 1 1
7. Sanitarian 1 1
8. SPAG
9. Tenaga
laboratorium
1
10. Pengelola obat 1 1 1
11. Supir pusling 2 1
Administrasi 1 1 1
AKL 2
Promkes
JUMLAH 34 18 3 13
(1)
SKOR_Kenyata
an 75,32 286,826 1,000 ,949
Uji validitas kuesioner expected service
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 31 91,2
Excludeda 3 8,8
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,749 44
(2)
Lampiran 10. Hasil olah data demografi
Jenis_Kelamin Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 28 28,0 28,0 28,0
Perempuan 72 72,0 72,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pekerjaan Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak bekerja 64 64,0 64,0 64,0
Wiraswasta 22 22,0 22,0 86,0
Buruh/karyawa
n 6 6,0 6,0 92,0
Petani 5 5,0 5,0 97,0
Pengajar 1 1,0 1,0 98,0
PNS 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pendidikan Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid Tidak Sekolah/tidak
tamat SD 3 3,0 3,0 3,0
SD/sederajat 35 35,0 35,0 38,0
SMP/sederajat 19 19,0 19,0 57,0
SMA/sederajat 39 39,0 39,0 96,0
Perguruan Tinggi 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Statistics Usia
N Valid 100
Missing 0
Mean 32,73
Median 32,50
Mode 36
Std. Deviation 10,285 Variance 105,775
Minimum 17
(3)
Usia Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 17 2 2,0 2,0 2,0
18 5 5,0 5,0 7,0
19 6 6,0 6,0 13,0
20 2 2,0 2,0 15,0
21 3 3,0 3,0 18,0
22 2 2,0 2,0 20,0
23 2 2,0 2,0 22,0
24 2 2,0 2,0 24,0
25 1 1,0 1,0 25,0
26 5 5,0 5,0 30,0
27 5 5,0 5,0 35,0
28 4 4,0 4,0 39,0
29 3 3,0 3,0 42,0
30 4 4,0 4,0 46,0
31 1 1,0 1,0 47,0
32 3 3,0 3,0 50,0
33 5 5,0 5,0 55,0
34 2 2,0 2,0 57,0
35 4 4,0 4,0 61,0
36 7 7,0 7,0 68,0
37 2 2,0 2,0 70,0
38 2 2,0 2,0 72,0
39 1 1,0 1,0 73,0
40 4 4,0 4,0 77,0
41 1 1,0 1,0 78,0
42 3 3,0 3,0 81,0
43 2 2,0 2,0 83,0
45 6 6,0 6,0 89,0
46 3 3,0 3,0 92,0
47 2 2,0 2,0 94,0
50 2 2,0 2,0 96,0
54 1 1,0 1,0 97,0
57 1 1,0 1,0 98,0
59 2 2,0 2,0 100,0
(4)
Lampiran 11. Hasil olah data tingkat kepuasan pasien
Frequencies Statistics Tangibles
N Valid 100
Missing 0
Tangibles Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid kurang
memuaskan 38 38,0 38,0 38,0
Memuaskan 10 10,0 10,0 48,0
sangat memuaskan 52 52,0 52,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Frequencies
Statistics Reliability
N Valid 100
Missing 0
Reliability
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang memuaskan 62 62,0 62,0 62,0
memuaskan 15 15,0 15,0 77,0
sangat memuaskan 23 23,0 23,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Frequencies
Statistics Responsiveness
N Valid 100
(5)
Responsiveness
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang memuaskan 80 80,0 80,0 80,0
memuaskan 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Frequencies
Statistics Assurance
N Valid 100
Missing 0
Assurance
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang memuaskan 37 37,0 37,0 37,0
memuaskan 9 9,0 9,0 46,0
sangat memuaskan 54 54,0 54,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Frequencies
Statistics Empathy
N Valid 100
Missing 0
Empathy
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang memuaskan 56 56,0 56,0 56,0
memuaskan 13 13,0 13,0 69,0
sangat memuaskan 31 31,0 31,0 100,0
(6)
Frequencies
Statistics Patient_satisfaction
N Valid 100
Missing 0
Patient_satisfaction
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang memuaskan 49 49,0 49,0 49,0
memuaskan 4 4,0 4,0 53,0
sangat memuaskan 47 47,0 47,0 100,0