commit to user
kecurigaan itu. Barisan Banteng kemudian menjadi komponen yang menonjol dari kelompok oposisi.
11
C. Keberadaan Daerah Istimewa Surakarta
Pada masa kolonial Belanda, Surakarta merupakan daerah Vorstenlanden atau daerah swapraja, yaitu daerah yang berhak memerintah daerahnya sendiri
zelfbesturende landscappen. Surakarta tidak diatur oleh UU seperti daerah lain tapi diatur tersendiri dengan perjanjian antara Gubernur Jenderal dengan Sri
Sunan dengan nama Politiek Contract Kontrak Politik. Ada dua macam kontrak politik, yaitu Lang Contract kontrak panjang tentang kesetaraan kekuasaan
antara kerajaan asli Indonesia dengan Belanda, dan Korte verklaring pernyataan pendek tentang pengakuan atas kekuasaan Belanda. Kasunanan dan Kasultanan
diatur dalam Lang Contract sementara Mangkunegaran dan Pakualam diatur dalam korte verklaring.
Kontrak politik mempunyai dasar hukum yang kuat karena dibuat oleh kedua belah pihak dan harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Kerajaan
Belanda. Sejak GJ Van Heutz 1851-1924 setiap pergantian raja akan diadakan pembaharuan kontrak. Kontrak yang terakhir untuk Kasunanan diatur dalam S
1939614 dan Mangkunegaran dalam S 1940543, Kasultanan S 194147 dan Pakualaman S 1941577, Kontrak S 1939614 dan S 1940543 menyebutkan
bahwa Kasultanan dan Mangkunegaran berpemerintahan asli. Artinya, Kasunanan
11
Ben Anderson, 1988, Revoloesi Pemoeda. Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa, 1944-
1946, Terjemahan: Jiman Rumbo, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hal. 103.
commit to user
dan Mangkunegaran berlaku tata cara, adat istiadat asli yang sejak dulu telah berlaku tanpa harus mengadopsi tata cara yang diberlakukan di daerah-daerah lain
oleh Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, Surakarta dikukuhkan sebagai daerah
Istimewa dengan sebutan Kochi daerah istimewa. Rajanya diberi sebutan Koo yaitu Surakarta Koo dan Mangkunegoro Koo. Pemerintahan Surakarta disebut
dengan Kooti Sumotyookan. Alasan Jepang menjadikan Surakarta sebagai daerah Istimewa adalah, Jepang tidak ingin merubah kedudukan daerah-daerah di
Indonesia Jepang melaksanakan propaganda agar Daerah Kochi bersedia bekerja
sama dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya. Mengingat Jepang banyak mengalami kekalahan melawan Sekutu maka pemerintah Jepang mendorong
pembentukan badan-badan yang merancang kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI. Surakarta sebagai daerah Kochi diikutkan dalam keanggotaan
BPUPKI dalam merancang UUD 1945. Anggota BPUPKI dari Surakarta adalah Wongsonegoro, Wuryaningrat, Sosrodiningrat, dan Radjiman Widiodiningrat.
Pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Soepomo memberi penjelasan tentang Rancangan UUD 1945 yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Jaminan kedudukan kooti dalam UUD 1945 b. Penghormatan pada daerah istimewa atau kooti dalam susunannya yang asli
c. Daerah zelfbesturende landscappen kooti dinyatakan sebagai daerah bukan negara
commit to user
d. Penguasa kooti setingkat gubernur
12
Pada masa revolusi kemerdekaan, hak konstitusi daerah istimewa diatur dalam pasal 18 UUD 1945 yang dalam penjelasannya menyebutkan daerah yang
bersifat istimewa
meliputi Zelfbesturende
landschappen maupun
volksgemeenscaphhen. Daerah ini memiliki susunan asli oleh karenanya dianggap sebagai daerah istimewa. Amandemen UUD 1945 tahun 1999 dan 2000 mengatur
hak konstitusi daerah istimewa pada pasal 18B yaitu: 1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang
bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan UU. 2. Negara mengakui dan menghormati masyarakat, hukum adat dan hak-hak
tradisional. Maklumat Sri Sunan Paku Buwono XII tertanggal 1 September 1945
menyatakan bahwa Negeri Surakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dari negeri Republik Indonesia dan berdiri di belakang
pemerintah pusat negara RI. Pada tanggal 6 September 1945 pemerintah Republik Indonesia memberi piagam kedudukan kepada Sri Susuhunan Paku Buwono XII
yang merupakan bagian dari wilayah RI. Piagam ini ditandatangani Soekarno tertanggal 19 Agustus 1945.
Pengakuan pemerintah atas kedudukan Susuhunan Paku Buwono XII diperkuat dengan pemberian pangkat militer kepada Sunan Paku Buwono XII
12
Julianto Ibrahim, 16 Januari 2010, Makalah dalam Diskusi Wacana Pembentukan Propinsi Daerah Istimewa Surakarta, Semarang: Yayasan Putra Budaya Bangsa.
commit to user
pada tanggal 1 November 1945 dengan pangkat Letnan Jenderal, merupakan bentuk pengakuan perjuangan Sunan Paku Buwono XII dalam membela republik.
Pada masa awal revolusi terjadi kesalahpahaman antara KNID Komite Nasional Indonesia Daerah Surakarta dengan pemerintah kerajaan yang sudah
mendapat pengakuan dari pemerintah pusat yang menyebabkan double bestuur pemerintahan ganda. Komitmen pemerintah untuk menjadikan Surakarta
menjadi daerah istimewa ditunjukkan dengan diangkatnya Panji Suroso tanggal 19 Oktober 1945 sebagai komisaris tinggi untuk Surakarta yang bersifat istimewa.
Suroso membentuk direktorium untuk mengatasi double bestuur di Surakarta dengan diketuai Sunan PB XII, wakil Mangkunegoro VIII, dan anggota
5 orang KNID Surakarta. Suroso berharap sebagai daerah istimewa, kekuasaan dipegang oleh pihak kraton.
Pada tanggal 27 November 1945 Suroso membentuk Panitia Tata Negara yang bertugas menyusun peraturan tentang Daerah Istimewa Surakarta. Peraturan
Daerah Istimewa Surakarta dibicarakan oleh pihak Kasunanan, Mangkunegaran dan 27 organisasi di Surakarta baik laskar rakyat, organisasi kemasyarakatan, dan
organisasi politik representatif untuk mewakili masyarakat Surakarta
13
.
D. Konflik Sosial Politik Masa Revolusi Fisik 1945