Diet pada Remaja Gangguan Perilaku Diet

6. Tetap aktif beraktivitas Tetap aktif sangat penting untuk menjaga berat badan. Lakukan olahraga yang anda sukai secara teratur dan masukkan jam olahraga dalam jadwal harian anda.

2.1.2. Diet pada Remaja

Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizi. Menurut Arisman 2003, ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan: pertama, remaja membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka, kedua, remaja harus melakukan penyesuaian akan masukan energi dan zat gizi terhadap gaya hidup dan kebiasaan mereka, ketiga, kehamilan, alkohol, obat obatan, keikutsertaan dalam olahraga, dan media akan mempengaruhi kebutuhan gizi mereka. Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian ataupun food fadism, merupakan contoh keterpengaruhan remaja terhadap lingkungannya. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja tidak makan yang tidak jarang berujung pada anoreksia nervosa. Kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media. Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan remaja merasa terkucil dan merusak rasa percaya diri mereka Arisman, 2003 Berdasarkan suatu penelitian pada 4046 remaja putri pada SMA di amerika serikat mengenai diet pada remaja menunjukkan bahwa 43 remaja melakukan diet dengan motivasi untuk memperbaiki bentuk tubuh mereka, 25 remaja melakukan diet karena mereka merasa tubuh mereka terlalu berat atau merasa pakaian mereka sudah tidak muat lagi, 14 remaja melakukan diet berdasarkan rekomendasi dokter, keluarga, atau teman teman mereka, 7 remaja Universitas Sumatera Utara melakukan diet karena suatu kejadian tertentu yang memaksa mereka melakukan diet, seperti tarian tertentu dan acara tertentu, 6 remaja melakukan diet karena mereka merasa harus melakukan diet, 3 remaja melakukan diet dengan alasan kesehatan, dan sisanya karena alasan lain ataupun tidak menjawab Dwyer, Feldman, Mayer, 1967.

2.1.3. Gangguan Perilaku Diet

Anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah gangguan makan yang mengandung pola makan abnormal. Menurut Papalia 2011 anorexia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan pelaparan diri sedangkan bulimia nervosa adalah gangguan makan dimana seseorang secara reguler mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar kemudian mengeluarkan kembali makanan tersebut dari tubuhnya dengan menggunakan obat pencahar, memuntahkan dengan sengaja, atau melakukan latihan fisik secara berlebihan. Orang dengan anorexia nervosa tidak ingin atau tidak dapat menjaga berat tubuh normal mereka. Mereka memiliki ketakutan berlebihan akan kenaikan berat badan meskipun mereka memiliki berat badan yang sangat rendah. Mereka memiliki pandangan yang salah mengenai bentuk tubuh. Wanita dengan anorexia nervosa akan mengalami gangguan menstruasi dengan tidak adanya menstruasi dalam tiga sikllus normal Halgin Whitbourne, 2009. Orang dengan bulimia nervosa akan memakan makanan dalam jumlah yang besar dan mengkompensasi jumlah kalori yang masuk dengan memuntahkan makanan tersebut atau dengan cara ektrim lainnya. Mereka akan memakan jumlah makanan yang lebih besar dari kabanyakan orang, bahkan kehilangan kendali atas dirinya mengenai makanan yang mereka makan. Orang dengan bulimia nervosa akan memuntahkan makanan yang mereka makan tadi atau ada yang melakukan aktivitas fisik secara berlebihan Halgin Whitbourne, 2009. Evaluasi diri yang salah terhadap bentuk tubuh dan rendahnya rasa percaya akan menimbulkan kecemasan dan depresi pada seseorang. Kecemasan Universitas Sumatera Utara ini akan terus bertumbuh dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk melakukan diet. Tekanan sosial terhadap bentuk tubuh yang kurus juga akan menimbulkan pandangan negatif ada seseorang terhadap bentuk tubuh dirinya yang pada akhirnya memaksa seseorang untuk melakukan diet. Diet yang belebihan akan memicu seseorang untuk menimbulkan kondisi anorexia nervosa atau bulimia nervosa Nolen Hoeksema, 2007

2.2. Remaja