Mekanisme Kerja Faktor yang Mempengaruhi Perlekatan

2. Gigitiruan yang tidak lagi adekuat dan tepat untuk digunakan. 3. Gigitiruan yang vertikal dimensinya tidak lagi tepat disebabkan oleh resorpsi tulang dan pengerutan jaringan lunak. 4. Pasien dengan gigitiruan yang sudah rusak aus. 5. Pasien dengan kebiasaan buruk tidak membersihkan gigitiruan dan sisa-sisa bahan perekat gigitiruan yang tertinggal setelah pemakaian.

2.4.2 Mekanisme Kerja

Efektivitas bahan perekat gigitiruan bekerja dengan meningkatkan daya adhesi dan kohesi, juga dengan menghilangkan kekosongan antara basis gigitiruan dan daerah basal. Ruang antara basis gigitiruan dan mukosa oral diisi oleh bahan perekat gigitiruan, sehingga tekanan retentif dapat ditransmisikan ke mukosa oral dan basis gigitiruan melalui perantaraan saliva. 3,11 Saliva dapat meningkatkan viskositas bahan perekat gigitiruan, dengan demikian meningkatkan kekuatan perlekatan gigitiruan terhadap jaringan. Bahan perekat gigitiruan ini dapat menyerap air dan dapat menggembang 50-150 bila di dalam air, yang kemudian akan mengisi ruang antara gigitiruan dan jaringan. Air yang diserap akan bertindak sebagai anion dan akan berikatan dengan kation dalam protein membran mukosa sehingga terjadi perlekatan. Sifat ini tergantung pada kandungan fisik dan kimiawi masing-masing bahan. 3,11 Bahan perekat yang beredar saat ini telah menggunakan bahan yang memiliki kekuatan bio-adhesif dan kekuatan kohesi. Kekuatan bio-adesif diperoleh dari kelompok karboksil seperti methyl cellulose, hydroxymethyl-cellulose, sodium carboxy-methyl cellulose atau polymethyl vynil-ether maleic anhydrate PVM-MA yang akan membentuk ikatan kovalen yang menghasilkan perlekatan. 11

2.4.3 Komposisi

Bahan perekat gigitiruan yang telah digunakan pada awal 1960-an terbuat dari getah tumbuhan seperti karaya, tragacanth, xanthan, dan akasia. 3 Sejak awal 1970- Universitas Sumatera Utara an, bahan-bahan sintetik sudah mendominasi dalam komposisi bahan perekat gigitiruan. 15 Terdapat dua tipe bahan perekat gigitiruan yang tersedia di pasaran, yakni bahan perekat yang mudah larut soluble fixative dan bahan perekat yang tidak mudah larut insoluble fixative. 1. Bahan perekat yang tidak mudah larut tidak akan mengalir pada saat diaplikasikan ke basis gigitiruan dan biasanya terbuat dari sodium alginate atau ethylene oxide polymer. 15 2. Bahan perekat yang mudah larut seperti krim, pasta, dan bubuk, terbuat dari campuran garam dengan masa kerja cepat yakni Sodium carboxymethylcellulose CMC dan polimer dengan masa kerja lama yakni Polyvinyl methyl ether maleate ataupun dapat berupa campuran garam kalsium dan seng. 3,15 Secara garis besar, komposisi setiap bahan perekat gigitiruan terdiri dari tiga kelompok bahan sebagai berikut : 11,15 1. Kelompok pertama adalah bahan yang bertindak sebagai bahan perekat seperti: getah karaya, tragacanth, akasia, pectin, gelatin, methyl-cellulose, hydroxyl- methyl cellulose, dan polimer sintetik polyethylene oxide, acrylamides, acetic, dan polyvinyl. Kebanyakan bahan perekat gigitiruan masa kini menggunakan polimer sintetik Poly methyl vinyl ether maleic acid dan Sodium carboxymethylcellulose CMC. Poly methyl vinyl ether maleic acid merupakan komponen utama yang berupa gabungan dari beberapa ikatan garam yang bertindak sebagai perekat dari bahan perekat gigitiruan dengan mekanisme kerja yang sama dengan CMC. Pada kondisi kehadiran saliva maka poli methilvinileter akan menunjukan ikatan silang antara molekul yang menyebabkan peningkatan aktivitas kohesi. 3,31 Carboxymethylcellulose CMC atau getah selulosa adalah derivat selulosa dengan grup karboksimetil -CH 2 -COOH yang berikatan dengan beberapa grup hidroksil dari monomer glukopiranosa yang membentuk rantai selulosa. Carboxymethylcellulose CMC memiliki kekentalan yang tinggi, tidak toksik, dan bersifat hipoalergenik. Carboxymethylcellulose berfungsi sebagai bahan pengental. Universitas Sumatera Utara CMC yang terkontaminasi dengan air akan memperlihatkan masa kerja yang cepat, menimbulkan ikatan ion terhadap gigitiruan dengan epitelium mukosa. CMC meningkatkan volume dan vikositas cairan dalam rongga mulut, sehingga mengeliminasi kekosongan antara basis gigitiruan dan sandaran basal. Kedua aksi tersebut meningkatkan kekuatan interfasial pada gigitiruan. 3,32,33 2. Kelompok kedua adalah bahan yang bertindak sebagai antimikroba seperti hexachlorophene, sodium tetraborate, ethanol, p-hydroxy-benzoic acid methyl ester, dan propyl hydroxybenzoate propil paraben. Bahan p-hydroxy-benzoic acid methyl ester dan propil paraben adalah jenis antifungal paling sering digunakan pada bahan perekat gigitiruan. Bahan ini juga digunakan sebagai pengawet makanan karena asam ini mempunyai sifat tidak mengiritasi, tidak berbau dan tidak beracun pada tubuh manusia. 34 3. Kelompok ketiga adalah bahan tambahan, pengental, pembasah, dan pembuat rasa. Petroleum, mineral oil, dan polyethylene oxide ditambahkan pada bahan perekat krim untuk menambah kekuatan ikatan, bahan celup dyes untuk memberikan warna, silikon dioksida dan kalsium stearat ditambahkan pada bahan perekat bubuk untuk meminimalkan gumpalan. Peppermint oil dan menthol ditambahkan sebagai bahan pembuat rasa. Sodium borate dan methylparaban polyparaban ditambahkan sebagai bahan pengawet.

2.4.3.1 Protefix

Salah satu jenis bahan perekat gigitiruan yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah Protefix Gambar 1. Komposisi bahan perekat gigitiruan Protefix antara lain : 20 Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Bahan Perekat Gigitiruan Protefix 1. Poly methylvinylether maleic acid atau campuran garam sodium-calcium Poly methylvinylether maleic acid merupakan komponen utama yang berupa gabungan dari beberapa ikatan garam yang bertindak sebagai perekat dari bahan perekat gigitiruan dengan mekanisme kerja yang sama dengan CMC. Pada kondisi kehadiran saliva maka Poly methylvinylethermaleic acid akan menunjukan ikatan silang antara molekul yang menyebabkan peningkatan aktivitas kohesi Gambar 2. 3,31 Gambar 2. Struktur Poly methylvinylethermaleic acid 2. Carboxymethylcellulose CMC Carboxymethylcellulose CMC atau getah selulosa adalah derivat selulosa dengan grup karboksimetil -CH 2 -COOH yang berikatan dengan beberapa grup hidroksil dari monomer glukopiranosa yang membentuk rantai selulosa. Universitas Sumatera Utara Carboxymethylcellulose CMC memiliki kekentalan yang tinggi, tidak toksik, dan bersifat hipoalergenik. Carboxymethylcellulose berfungsi sebagai bahan pengental. CMC yang terkontaminasi dengan air akan memperlihatkan onset yang cepat, menimbulkan ikatan ion terhadap gigitiruan dengan epitelium mukosa. CMC meningkatkan volume dan viskositas cairan dalam rongga mulut, sehingga mengeliminasi kekosongan antara basis gigitiruan dan sandaran basal. Kedua aksi tersebut meningkatkan kekuatan interfasial pada gigitiruan Gambar 3. 3,32,33 Gambar 3. Struktur Kimia Carboxymethyl- cellulose CMC 3. Paraffin Paraffin merupakan hidrokarbon dengan rumus kimia C n H 2n+2 . Paraffin terdiri dari dua bentuk yakni padat dan cair. Paraffin padat adalah paraffin wax yang merupakan campuran alkana dan berbentuk padat pada suhu kamar, dan akan mencair pada suhu 37 o C. Paraffin padat tidak larut dalam air, tetapi dapat larut bila bereaksi dengan larutan ether, benzene, maupun ester. Paraffin berfungsi sebagai pengawet, pelumas,dan pendingin. 35 4. Vaseline Vaseline berasal dari bahan petroleum jelly. Bahan ini berbentuk semipadat dan tidak larut dalam air. Vaseline berfungsi sebagai pelumas, pelindung dan antioksidan. Vaseline sering digunakan sebagai bahan pembuat krim kulit, sabun, losion, pembersih, dan deodorant. 36 Universitas Sumatera Utara 5. Silica gel Silica gel adalah zat bergranul, cair, dan berporeus yang dibentuk dari oksida silikon dan dibuat secara sintetis dari sodium silikat. Silica gel bersifat kuat dan keras, tidak seperti gel gelatin atau agar. Silica gel mampu menyerap air dengan cepat karena memiliki ikatan yang kuat dengan molekul air, sehingga bahan ini mampu menciptakan suasana yang kering. Pada kondisi jenuh dengan air, silica gel akan menghasilkan panas dan dapat pecah. Silica gel berfungsi sebagai pengawet dan mengontrol kelembapan sehingga mencegah kerusakan zat makanan. Zat ini bersifat tidak toksik, tidak menginflamasi, tidak reaktif, dan stabil bila digunakan sesuai aturan. 37 6. Menthol Menthol adalah campuran organik yang dibuat secara sintesis dari cornmint, peppermint, atau minyak mint lainnya. Bahan ini bersifat seperti lilin, substansi kristal, berwarna putih bening, dan berwujud padat pada suhu kamar. Menthol memiliki sifat anastetik lokal dan meredakan iritasi. Bahan ini sering digunakan sebagai komposisi bahan obat-obatan dan produk kosmetik Gambar 4. 38 Gambar 4. Menthol 7. Azorubin Azorubin adalah bahan pewarna makanan berwarna merah atau merah maroon. Bahan ini sering disebut sebagai bahan pewarna makanan No.3. Azorubin Universitas Sumatera Utara larut dalam air dan ethanol dan umumnya sering disebut sebagai garam binatrium Gambar 5. 39 Gambar 5. Struktur Kimia Azorubin 8. p-hydroxy-benzoic acid methyl ester p-hydroxy-benzoic acid methyl ester merupakan agen anti-fungal atau bahan yang digunakan sebagai pengawet makanan karena asam ini mempunyai sifat tidak mengiritasi, tidak berbau dan tidak beracun pada tubuh manusia Gambar 6. 34 Gambar 6. Struktur Kimia Asam p-hydroxy- benzoic acid methyl ester Universitas Sumatera Utara

2.4.3.2 Polident

Polident merupakan salah satu bahan perekat gigitiruan yang banyak digunakan oleh masyarakat Gambar 7. Komposisi bahan perekat gigitiruan Polident antara lain : 21 Gambar 7. Bahan Perekat Gigitiruan Polident 1. Poly methylvinylether maleic acid atau campuran garam sodium-calcium

2. Carboxymethylcellulose CMC 3. Petrolatum

Petrolatum merupakan komposisi dari produk vaselin dan berfungsi sebagai pengental krim bahan perekat gigitiruan. Petrolatum adalah substansi gelatin yang merupakan campuran hidrokarbon yang diperoleh dari petrolatum yang digunakan sebagai pelumas dan obat salep, atau sering juga disebut petroleum jelly. Bahan ini berbentuk semipadat dan tidak larut dalam air. Petroleum jelly berfungsi sebagai pelumas, pelindung dan antioksidan. 33,40 4. Mineral oil Mineral oil adalah minyak cair tidak berwarna, tidak berbau, dan bukan di diperoleh dari mineral tumbuh-tumbuhan, tetapi berasal dari distilasi petroleum. Minyak ini merupakan jenis wax hidrokarbon cair yang akan membentuk lapisan tipis pada kulit dan dapat menutupi poreus pada kulit dan sulit diserap. Mineral oil sering digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, industri mekanik dan elektrik, industri makanan, dan lain-lain. 33,41 5. Spray dried spearmint Spray dried spearmint adalah minyak yang berwarna putih ataupun berbentuk bubuk putih yang memiliki karakteristik aroma dan rasa tersendiri. Spray dried Universitas Sumatera Utara spearmint terdiri dari campuran zat tepung kanji makanan, propylene glycol, dan benzyl alcohol. Bahan ini sering digunakan dalam industri makanan dan sebagai campuran bahan perekat gigitiruan untuk memberi aroma dan rasa. 42 6. Propyl hydroxybenzoate Propil hydroxybenzoate propil paraben merupakan agen anti-fungal atau bahan yang digunakan sebagai pengawet makanan. Propil hydroxybenzoate mempunyai sifat tidak mengiritasi, tidak berbau dan tidak beracun pada tubuh manusia. 34 7. Erythrosin CL45430 Erythrosin adalah campuran organoiodine, turunan fluorone, dan merupakan pewarna sintestis yang berwarna cherry-pink. Bahan pewarna ini biasanya digunakan sebagai pewarna makanan, tinta pencetak, dan bahan disclosing solution. Erythrosin CL45430 biasanya digunakan sebagai pewarna kosmetik dan pewarna pasta gigi. Konsentrasi maksimum yang dapat ditoleransi pada pasta gigi adalah 0,0025 Gambar 8. 43 Gambar 8. Struktur Kimia Erythrosine Universitas Sumatera Utara

2.4.3.3 Bony Plus

Bahan perekat gigitiruan Bony Plus merupakan salah satu bahan perekat yang tersedia di pasaran Gambar 9. Komposisi Bony Plus antara lain: 22 Gambar 9. Bahan Perekat Gigitiruan Bony Plus 1. Poly methylvinylether maleic acid atau campuran garam sodium-calcium 2. Petrolatum 3. Carboxymethylcellulose CMC 4. Paraffin liquid Paraffin merupakan hidrokarbon dengan rumus kimia C n H 2n+2 . Paraffin terdiri dari dua bentuk yakni padat dan cair. Paraffin liquid merupakan jenis wax hidrokarbon cair. Paraffin berbentuk cair disebut mineral oil paraffin liquid yang biasanya digunakan sebagai komposisi obat laksatif. Paraffin berfungsi sebagai pengawet, pelumas,dan pendingin. 44 5. Menthol 6. Methyl Lactate. Methyl lactate dengan rumus molekul CH 3 CHCHCOOCH 3 merupakan cairan yang mendidih pada suhu 145 o C, larut dalam air dan hampir semua pelarut organik. Bahan ini digunakan sebagai pelarut untuk bahan pengencer, stain, dan material selulosik Gambar 10. 45 Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Struktur Kimia Methyl Lactate Perbedaan komposisi ketiga bahan perekat gigitiruan tersebut dapat disimpulkan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. PERBEDAAN KOMPOSISI BAHAN PEREKAT GIGITIRUAN PROTEFIX, POLIDENT, DAN BONY PLUS No. Komposisi Protefix Polident Bony Plus 1. Kelompok yang berperan sebagai bahan perekat 1. Poly methylvinylether maleic acid atau campuran garam sodium- calcium 2. Carboxymethyl- cellulose CMC 1. Poly methylvinylether maleic acid atau campuran garam sodium- calcium 2. Carboxymethyl- cellulose CMC 1. Poly methylvinylether maleic acid atau campuran garam sodium- calcium 2. Carboxymethyl- cellulose CMC 2. Kelompok yang berperan antimikroba p-hydroxy-benzoic acid methyl ester Propyl hydroxybenzoate - 3. Kelompok bahan tambahan - Bahan pelumas 1. Paraffin padat 2. Vaseline semipadat 1. Petrolatum semipadat 2. Mineral oil cair 1. Petrolatum semipadat 2. Paraffin liquid cair - Bahan pemberi aroma dan rasa Menthol Spray dried spearmint Menthol - Bahan pewarna Azorubin Erytrhosin CL45430 - - Bahan pelarut dan pengencer - - Methyl lactate - Bahan pengontrol kelembapan Silica gel - - Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Perlekatan

Perlekatan bahan perekat gigitiruan terhadap basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh komposisi dan mekanisme kerja setiap komposisi bahan perekat tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi perlekatan bahan perekat gigitiruan antara lain: 1. Kelarutan Kelarutan bahan perekat gigitiruan adalah kemampuan bahan perekat untuk larut dalam saliva. Kelarutan ini dipengaruhi oleh kandungan wax hidrokarbon yang terdapat dalam komposisi bahan perekat gigitiruan. Wax hidrokarbon adalah jenis wax yang dapat berupa wax padat contoh : paraffin, semi padat contoh : vaseline dan petrolatum ataupun cair contoh: mineral oil dan paraffin liquid yang berfungsi sebagai pelumas. Wax hidrokarbon adalah bahan yang tidak larut dalam air, sehingga tidak mudah larut dalam saliva. Wax hidrokarbon menjaga kandungan poly methylvinylether maleic acid dan CMC dalam bahan perekat agar tidak mudah larut, sehingga terjadi perlekatan yang baik dalam waktu lama antara mukosa dan basis gigitiruan. 46 Wax hidrokarbon tidak akan mencair pada suhu 35 o C, tetapi akan mudah mencair menjadi minyak bila terkena minuman dan makanan yang panas. Wax yang telah mencair akan mudah terbuang dan melepas ikatan dengan poly methylvinylether maleic acid dan CMC, sehingga kekuatan perlekatan bahan perekat gigitiruan menjadi berkurang. 46 Perbedaan jenis wax hidrokarbon yang terkandung dalam bahan perekat gigitiruan menyebabkan perbedaan kekuatan perlekatan bahan perekat tersebut. Hasil penelitian Koppang R, dkk. 1995 yang dilakukan secara in vitro, bahan perekat gigitiruan yang mempunyai kandungan wax hidrokarbon padat dan cair memiliki kekuatan adhesif yang lebih tinggi daripada yang hanya memiliki wax hidrokarbon padat. 46 2. Viskositas Viskositas bahan perekat gigitiruan adalah kekentalan bahan perekat pada saat digunakan di rongga mulut. Dengan kata lain, kemampuan suatu bahan perekat Universitas Sumatera Utara gigitiruan untuk menyerap air dari lingkungan sekitarnya dan menjadikannya kental. Kekuatan perlekatan bahan perekat gigitiruan berbentuk krim pasta akan meningkat setelah aplikasi ke gigitiruan karena terjadi penyerapan air oleh polimer larut air. Penyerapan air ini akan membuat bahan perekat gigitiruan menjadi kental dan merekat dengan baik. Retensi dan perlekatan bahan perekat gigitiruan akan meningkat seiring peningkatan viskositas bahan perekat. Viskositas ini dipengaruhi oleh komponen pelumas misalnya paraffin, vaseline, pelarut, dan pengencer misalnya methyl lactate. 24,49 Berdasarkan standar ISO, kekuatan perlekatan bahan perekat gigitiruan haruslah minimal 5 kPa 1,57 N ataupun lebih. 24 Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hong G, dkk. 2011 menyatakan bahwa kekuatan adhesif semua bahan perekat gigitiruan yang diukur berada di atas 5 kPa 1,57 N dan memenuhi standar ISO. 24 Hasil penelitian Zhao, dkk. 2004 menunjukkan nilai kekuatan perlekatan dua jenis bahan perekat gigitiruan Comfort-DA dan Fittydent berada diantara 180-198 N. 23 Hasil penelitian Koppang, dkk. 1995 menunjukkan nilai kekuatan perlekatan beberapa jenis bahan perekat gigitiruan Super Poli-Grip, Fixodent, S uper Wernet’s, Fittydent, dan Tragacanth berada di antara 5 –45 N. 46 Ali, dkk. 2011 melakukan penelitian dengan membandingkan kekuatan retensi antara Bony Plus dan beberapa jenis bahan perekat gigitiruan lainnya dengan Carboxymethylcellulose CMC murni dan CMC yang dicampur dengan beberapa bahan tambahan. Hasil penelitian Ali, dkk. 2011 menunjukkan bahwa CMC murni memiliki nilai kekuatan retensi yang paling tinggi di antara semua bahan yang diteliti, termasuk Bony Plus. 49 Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Teori PERBEDAAN KEKUATAN PERLEKATAN BAHAN PEREKAT GIGITIRUAN PADA

BASIS RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS Mekanisme kerja Pemakaian Bahan Perekat Gigitiruan - atrofi linggir alveolar yang parah; - hipertrofi jaringan yang menutupi linggir; - xerostomia yang parah; - kerusakan maksilofasial; - gangguan kontrol neuromuskular; - pemakaian obturator. Mekanis Fisiologis Psikologis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Perlekatan Indikasi Kontraindikasi Faktor yang Mempengaruhi Perlekatan Komposisi - Pasien pemakai gigitiruan baru dengan masalah psikologis - Pemakaian immediate denture; Apakah ada perbedaan kekuatan perlekatan bahan perekat gigitiruan Protefix, Polident, dan Bony Plus? Bahan Perekat Polident Bahan Perekat Bony Plus Bahan Perekat Protefix Fisis Stabilisasi Kehilangan Gigi Pembuatan Gigitiruan Lepasan Pembuatan Basis Gigitiruan Basis Resin Akrilik Basis Logam Resin Akrilik Polimerisasi Panas Komposisi Manipulasi Sifat Pemakaian Gigitiruan Retensi Universitas Sumatera Utara