Hubungan antara Kecerdasan Logika-matematika dengan Minat

64 indikator “lebih menyukai kegiatan yang berhubungan dengan hitungan dibanding dengan kegiatan hafalan” yang merupakan bagian dari indikator “lebih menyukai kegiatan tertentu daripada kegiatan yang lainnya” dengan perolehan skor rata-rata 249.

3. Hubungan antara Kecerdasan Logika-matematika dengan Minat

Belajar Matematika a. Uji Prasyarat Analisis 1 Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian uji normalitas adalah jika nilai Signifikansi Asym Sig 2 tailed 0,05, maka data berdistribusi normal dan jika nilai Signifikansi Asym Sig 2 tailed 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 16 dapat diketahui nilai Asym Sig. 2-tailed untuk variabel kecerdasan logika-matematika adalah 0,580 dan untuk variabel minat belajar matematika adalah 0,905. Kedua nilai Asym Sig. 2-tailed menunjukkan angka di atas 0,05 maka distribusi data dari masing- masing variabel dapat dikatakan normal. Ringkasan perbandingan normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 65 Tabel 14. Ringkasan Perbandingan Normalitas No Variabel Asym Sig Signifikansi Keterangan 1. Kecerdasan Logika- matematika 0,580 0,05 Normal 2. Minat Belajar Matematika 0,905 0,05 Normal 2 Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel secara signifikan mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mean Test for Linearity dengan bantuan program SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi 5. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika nilai signifikansi pada Linearity kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi linearity adalah 0,000, di mana nilai tersebut kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel dalam penelitian ini berhubungan secara linear. b. Uji Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini akan di uji dengan uji korelasi. Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Person, uji korelasi ini dugunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lain secara linier. Nilai korelasi r adalah 0 sampai 1 atau 0 sampai -1 untuk hubungan negatif, semakin mendekati nilai korelasi 1-1 maka hubungan yang terjadi semakin kuat. Menurut Sugiyono 2010: 257 pedoman untuk menginterpretasikan koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 66 Tabel 15. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Tabel di atas kemudian dijadikan pedoman bagi peneliti untuk melihat tingkat hubungan pada variabel dalam penelitian ini. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak maka dilakukan uji signifikansi. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikasnsi 5. Kriteria pengujiannya adalah jika signifikansi 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai signifikansi 0,05 maka Ho ditolak, atau dapat menggunakan perbandingan r, ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 16. Hasil Analisis Korelasi Sederhana r hitung Nilai signifikansi hasil analisis SPSS Taraf signifikansi Keterangan 0,481 0,000 0,05 Signifikan Daritabel di atas dapat diketahui nilai korelasi atau r antara variabel kecerdasan logika-matematika dengan minat belajar matematika sebesar 0,481. Nilai korelasi ini berada pada range 0,40 – 0,599, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel 67 dalam penelitian ini adalah sedang dengan hubungan yang positif karena nilai korelasi positif. Selanjutnya, diketahui juga bahwa nilai r hitung 0,481 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 0,000 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan logika-matematika dengan minat belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus 1 Kecamatan Wates Tahun Ajaran 20152016.

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan logika- matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus 1 Kecamatan Wates yaitu pada kategori rendah sebesar 6,93 7 siswa, kategori dibawah rata-rata sebesar 30,70 31 siswa, kategori rata-rata sebesar 27,72 28 siswa. kategori di atas rata-rata sebesar 21,78 22 siswa dan kategori tinggi 12,87 13 siswa. sebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase 63,37. Tingkat minat belajar matematika siswa yaitu pada kategori rendah sebesar 4,96 5 siswa, di bawah rata-rata sebesar 31,68 32 siswa, rata- rata sebesar 32,68 32 siswa, di atas rata-rata sebesar 23,76 24 siswa dan tinggi sebesar 7,92 8 siswa. Perolehan skor untuk indikator-indikator tes kecerdasan logika- matematika diperoleh skor tertinggi dengan rata-rata 71,78 pada indikator ”memiliki pemahaman yang baik tentang pola-pola dan hubungan-hubungan”