Tegangan Torsi Torsion Stress Tegangan Puntir Shear Stress Deformasi

18 Penampang-penampang sebuah balok yang tegak lurus sumbunya akan tetap merupakan bidang datar setelah terjadi lenturan. Titik pangkal sumbu x,y,z adalah titik berat penampang Sebelum balok dibebani, maka bidang ABCD berimpit dengan bidang xy merupakan persegi seperti terlihat pada Gambar 2.11.a dan Gambar 2.11.b.Setelah balok dibebani maka balok akan melengkung, titik A dan titik C saling mendekat, sedangkan titik B dan titik D saling menjauh, dapat dilihat pada Gambar 2.11.c. Dengan demikian serat atas balok mengalami tegangan tekan dan serat bawah balok mengalami tegangan tarik. Batas antara tegangan tekan dengan tegangan tarik disebut garis netral, pada Gambar 2.11.b, garis netral digambarkan oleh sumbu x. Gambar 2.11 Sifat Balok dalam Lentur Pada balok yang mengalami lentur, regangan yang terjadi pada penampang berbanding langsung dengan jaraknya ke garis netral. Gambar 2.11.b dan Gambar 2.11.c pada AC terjadi regangan sebesar AC AC AC 2.12 demikian pula pada BD akan terjadi regangan sebesar BD BD BD 2.13

2.6.2 Tegangan Torsi Torsion Stress

Torsi adalah suatu pemuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel couples yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu Universitas Sumatera Utara 19 longitudinalnya. Kopel-kopel yang menghasilkan pemuntiran sebuah batang disebut momen putar torque atau momen puntir twisting moment. Momen sebuah kopel sama dengan hasil kali salah satu gaya dari pasangan gaya ini dengan jarak antara garis kerja dari masing-masing gaya. Tegangan ini dihasilkan pada blade propeler yang berotasi pada dua keadaan twist. Salah satu tegangan ini dihasilkan dari reaksi udara terhadap blade yang dikenal sebagai aerodynamic twisting moment. Tegangan lain yang disebabkan oleh gaya sentrifugal disebut centrifugal twisting moment. Gambar 2.12 Diagram Momen Kopel pada Batang a. Tegangan dan Regangan Akibat Momen Puntir Tegangan geser adalah intesitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang dari luas permukaan. Persamaan umum tegangan geser padam sebarang titik dengan jarak r dari pusat penampang adalah: maks = JTr 2.14 b. Regangan Geser Regangan geser adalah perbandingan tegangan geser yang terjadi dengan modulus elastisitasnya . G 2.15 Dimana: G = modulus elastisitas geser, = tegangan geser

2.6.3 Tegangan Puntir Shear Stress

Bila sebatang material mendapat beban puntiran, maka serat-serat antara suatu penampang lintang dengan penampang lintang yang lain akan mengalami pergeseran, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.31 Universitas Sumatera Utara 20 a b Gambar 2.13 Batang Silindris dengan Beban Puntiran Pada Gambar 2.13 a ditunjukkan bahwa titik A bergeser ke B sehingga membentuk sudut . Sedangkan pada Gambar 2.13 b pergeseran tersebut akan mengakibatkan rotasi serat pada penampang lintangnya sebesar . Sehingga pada serat terluar, regangan geser yang terjadi adalah .

2.6.4 Deformasi

Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek karena Sebuah diterapkan gaya energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui kerja atau Perubahan suhu energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui panas. Deformasi terdiri dari dua bagian,yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi elastis adalah perubahan bentuk material yang apabila gaya penyebab deformasi itu dihilangkan maka deformasi kembali ke bentuk semula. Deformasi plastis adalah perubahan bentuk material apabila ketika gaya dihilangkan material tidak kembali ke ukuran, tidak ke bentuk semula. Deformasi elastis terjadi pada tegangan yang rendah dan mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu: 1 bersifat mampu-balik reversible 2 antara tegangan dan regangan terdapat hubungan linear dan sesuaidengan hooke. 3 deformasi elastis umumnya kecil yaitu 1 regangan elastis Universitas Sumatera Utara 21

2.6.5 Regangan