Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Spiritual Lansia yang Menderita Penyakit Kronis Berdasarkan Hubungan Diri-Sendiri, Alam, Orang Lain, dan Tuhan n=64 Gambaran spiritual Frekuensi Persentase - Tidak baik - Kurang baik - Cukup baik - Baik 56 8 87,5 12,5 Total 64 100,0

5.2 Pembahasan

Hasil dari penelitian yang diperoleh, pembahasan akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran spiritual lansia yang menderita penyakit kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. 5.2.1 Gambaran Spiritual Lansia yang Menderita Penyakit Kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Berdasarkan penelitian didapat bahwa gambaran spiritual lansia yang menderita penyakit kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai Medan jika dilihat berdasarkan hubungan dengan diri sendiri,dari 64 responden menunjukkan bahwa 11 responden 17,2 hubunganya kurang baik, hubungan dengan diri sendiri cukup baik 42 responden 65,5, dan hubungan dengan diri sendiri termaksuk kategori baik ada 11 responden 17,2 hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi penyakit lansia yang kronis terhadap hubungan dengan diri-sendiri seperti mengetahui kekurangan, mengatasi masalah Universitas Sumatera Utara sendiri,meyakini hikmah dari penyakit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astaria 2010 hubungan dengan diri sendiri sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang, sehingga penerimaan akan kondisinya dapat dilihat bagaimana seseorang meyakini hikmah dari penyakitnya. Dan sesuai dengan teori Kozier Erb, Blains dan Wilkinson dalam Stanley 2007 kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadapmasa depan dan tujuan yang semakin jelas. Berdasarkan hubungan dengan alam dari 64 responden sebanyak 3 responden 4,7 hubungan dengan alam kategori kurang baik, hubungan dengan alam dalam kategori cukup baik sebanyak 52 responden 81,2 dan ada 9 responden 14,1 dalam kategori baik. Hubungan dengan alam dapat lihat bagaimana perasaan senang seseorang dengan lingkungan dan menjaganya, dan jika dilihat dari karakteristik demografi penyakit kronis yang di derita adalah sebagian besar mengalami keterbatasan gerak yang menyebabkan keterbatasan untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Hal ini sesuai dengan teori Adelman 2004 penyakit kronis cenderung menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen yang memperlihatkan adanya penurunan atau hilangnya suatu kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi, terutama muskuloskletal dan organ pengindraan. Selain dilihat berdasarkan hubungan dengan diri sendiri dan hubungan dengan alam, berdasarkan hasil penelitian, hubungan dengan orang lain 2 Universitas Sumatera Utara responden 3,1 dalam kategori kurang baik, dan menunjukkan bahwa mayoritas dalam kategori cukup baik yaitu sebanyak 39 responden 60,9, dan sebanyak 23 responden 35,9 dalam kategori baik. Hal ini bertentangan dengan penelitian Widiastuti 2007 diketahui 40 dari lansia yang tinggal di suatu daerah mengaku ada konflik dengan orang lain, dan sebagian kecilnya masih belum memahami tujuan hidupnya, dan mengungkapkan keraguan dalam sistem keyakinannya. Dan sesuai dengan pandangan hart dalam Sumiati 2009 keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melewati banyak penyakit. Berdasarkan hubungan dengan Tuhan dari 64 responden 1 responden 6,1 dalam kategori kurang baik, dan 43 responden 67,2 hubungan dengan Tuhan dalam kategori cukup baik, kategori baik sebanyak 20 responden 31,2 .Hal ini juga sesuai dengan penelitian Destariana 2014 hubungan dengan Tuhan adalah sumber koping yang biasanya digunakan oleh lansia ketika mengalami kesedihan dan penyakit. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat spiritualitas, maka lansia ada pada level dimana penyesalan dan tobat berperan dalam penebusan dosa-dosa. Tobat dan pengampunan dapat mengurangi kecemasan yang muncul dari rasa bersalah atau ketidaktaatan dan menumbuhkan kepercayaan dan kenyamanan Mengingat pentingnya kebutuhan spiritual bagi lansia yang menderita penyakit kronis. Karena sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Sumiati 2009 menjelaskan bahwa menjalani lanjut usia yang bahagia dan sehat hanya Universitas Sumatera Utara dapat dicapai apabila lansia tersebut merasa sehat secara fisik, mentalspiritual dan sosial, merasa dibutuhkan, merasa dicintai, mempunyai harga diri serta dapat berpartisipasi dalam kehidupan. Dengan terpenuhinya kebutuhan tertinggi yaitu spiritual maka seseorang memiliki kehidupan yang berkualitas, dengan demikian sudah selayaknya seorang yang lanjut usia diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan spiritualnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPUALAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat di ambil beberapa kesimpulan dan saran mengenai gambaran spiritual lansia yang menderita penyakit kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

6.1 Kesimpulan

Gambaran spiritual lansia yang menderita penyakit kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan dalam kategori cukup baik. Hal. Dari data demografi terlihat karakteristik responden: laki-laki , usia 60-70 tahun, agama Islam , tidak sekolah , berstatus duda , penyakit yang diderita rematoid artrhtis. Gambaran spiritual lansia berdasarkan hubungan dengan diri sendiri, alam,orang lain dan Tuhan sangat dipengaruhi kondisi kesehatan seorang lansia,sehingga sangat mempengaruhi bagaimana seorang lansia memiliki hubungan dengan dirinya sendiri seperti meyakini hikmah dari kondisinya, memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri. Dan hubungan dengan alam yang memiliki keterbatasan gerak akibat dari penyaki yang di derita, bahkan hubungan dengan orang lain dengan cara bersosialisai dengan teman sebaya, dan berbagi mengenai kondisinya, serta hubungan dengan Tuhan, bagaimana tetap mengucap syukur mengenai kondisi,dan tetap berdoa mengenai kondisinya. Universitas Sumatera Utara