Pengertian Utang Pajak Timbulnya Utang Pajak Hapusnya Utang Pajak kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Penagihan Pajak

3.17 Pengertian Utang Pajak

Utang pajak dalam pasal 1 ayat 8 Undang-undang Penagihan adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi admnistrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang etrcantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peratutan perundang-undangan.

3.18 Timbulnya Utang Pajak

Saat timbulnya utang pajak sangat penting karena berkaitan dengan pembayaran pajak, pemasukan Surat Keberatan, penentuan daluwarsa, penerbitan surat ketetapan pajak dan penentuan besarnya denda. Ada 2 ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak ; a. Ajaran Material Utang pajak timbul pada saat diundangkannya Undang-undang pajak sepanjang apa yang diatur dalam Undang-undang tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi seseorang menjadi terutang pajak. b. Ajaran Formal Utang pajak timbul karena dikeluarkannya suatu ketetapan pajak atau skp oleh fiskus.

3.19 Hapusnya Utang Pajak

Hal-hal yang dapat mengakibatkan hapusnya utang pajak adalah Universitas Sumatera Utara a. Pembayaran Utang pajak yang melekat pada Wajib Pajak akan dihapus karena pembayaran pajak yang dilakukan ke kas Negara. b. Kompensasi Kompensasi terjadi apabila Wajib Pajak mempunyai tagihan berupa kelebihan pembayaran pajak. c. Daluwarsa Untuk melakukan penagihan pajak, daluwarsa telah lampau waktu lima tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak dan berakhirnya masa pajak. Hal ini untuk memberikan kepastian hukum kapa utang pajak tidak dapat ditagih lagi. d. Pemebebasan Pembebasan tidak diberikan kepada pokok pajaknya, tetapi pembahasan hanya dilakukan terhadap sanksi administrasi. e. Penghapusan Penghapusan diberikan karena keadaan pribadi dari Wajib Pajak, misalnya: Perusahaan Wajib Pajak bangkrut, dan karena Force Majeur Waluyo,2009:19 Universitas Sumatera Utara 38 BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Mekanisme Pelaksanaan Penagihan Pajak

Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,mengusulkan pencegahan keluar negri, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang disita lelang. Dasar tindakan penagihan pajak adalah apabila pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kemnali yang menyebabkan pajak yang harus dibayar bertamabah, tidak atau kurang dibayar, setelah lewat jatuh tempo pembayaran pajak yang bersangkutan. Adapun Mekanisme Pelaksanaan Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia,yaitu : Universitas Sumatera Utara Jatuh Tempo | 7 hari 21 hari ST STP STP Surat Paksa SKPKB SKPKBT 2 x 24 jam SK Pembetulan SK Keberatan Put Banding Putusan PK 14 hari 14 hari Keterangan : a. Diawali dengan penerbitan Surat Teguran setelah 7 hari jatuh tempo pembayaran b. Apabila utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 21 hari sejak terbitnya Surat Teguran, diterbitkan Surat Paksa Plaksana an Lelang Pengmm an Lelang SPMP Universitas Sumatera Utara c. Apabila utang pajak tidak dilunasi oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak setelah lewat waktu 2 x 24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan, maka diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP d. Apabila utang pajak dan biaya penagihan tidak dilunasi oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak setelah lewat 14 hari sejak tanggal penyitaan, dilaksanakan Pengumuman Lelang e. Bila utang pajak dan biaya penagihan tidak dilunasi oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak setelah lewat 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman lelang, maka dilaksanakan pelelangan penjualan barang sistem Penanggung Pajak melalui kantor lelang. 1.Surat Teguran Surat Teguran diterbitkan bila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajaknya samapai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Dasar hukum : a. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa b. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir menjadi Undang- undang Nomor 16 Tahun 2009 Universitas Sumatera Utara c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561KMK.042000 tentang Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. Berdasarkan Pasal 1 ayat 10 Undang-undang penagihan,surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajaknya, yang diterbitkan 7 tujuh hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran utang pajak.

1. Surat Paksa

Surat Paksa ialah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Dasar hukum : a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir menjadi Undang- undang Nomor 16 Tahun 2009 b. Undnag-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561KMK.042000 tentang Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus an Pelaksanaan Surat Paksa Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Surat Paksa diterbitkan apabila ; a. Penaggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau surat lain yang sejenisnya b. Terhadap penanggun pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus ; atau c. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Surat Paksa sekurang-kurangnya memuat : a. Nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak atau Penanggung Pajak b. Dasar Penagihan c. Besarnya Utang Pajak;dan d. Perintah untuk membayar Pembetulan Surat Paksa dituangkan di dalam Berita Acara Penyampaian Surat Paksa BAPSP yang sekurang-kurangnya memuat : a. Hari dan tanggal pemeberitahuan Surat Paksa b. Nama Jurusita Pajak c. Nama yang menerima d. Tempat Pemberitahuan Surat Paksa Universitas Sumatera Utara Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan Jurusita Pajak kepada : a. Penanggung Pajak ditempat tinggal, tempat usaha, atau tempat lain yang memungkinkan b. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama tau yang bekerja ditempat usaha Penaggung Pajak, bila Penanggung Pajak tidak dapat dijumpai c. Salah seorang ahli waris atau pelaksanaan wasiat atau yang mengurus harta peninggalan, bila Wajib Pajak meninggal dan harta warisan belum dibagi atau Para ahli waris, bila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi. Surat Paksa terhadap badan diberitahukan Jurusita Pajak kepada : a. Pengurus, kantor perwakilan, kantor cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, ditempat tinggal mereka, maupun ditempat lain yang memungkinkan atau b. Pegawai tetap ditempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan bila jurusita pajak tidak dapat menjumpai salah seorang dari pengurus, kantor perwakilan, kantor cabang, penanggung jawab, pemilik modal. Universitas Sumatera Utara

2. Penyitaan

Dasar hukum ; a. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561KMK.042000 tentang Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa c. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai brang penanggung pajak, guna dijadiakan jaminan untuk melunasi utang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyitaan dilakukan apabila utang pajak tidak dilunasi oleh Penangung Pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diterbitkan. Penyitaan dilaksanakan dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang saksi dengan syarat; a. Telah dewasa b. Penduduk Indonesia c. Dikenal Jurusita Pajak d. Dapat dipercaya Universitas Sumatera Utara Dalam setiapa melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS yang ditanda tangani Jurusita Pajak, Penanggung Pajak dan saksi-saksi. BAPS sekurang-kurangnya memuat ; a. Hari, tanggal, nomor b. Nama Jurusita Pajak, penanggung pajak, para saksi c. Nama dan jenis barang yang disita d. Tempat pemyitaan

3. Lelang

Lelang adalah setiap penjualan barang dimuka umum denagn cara penawaran harga secara lisan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli . Dasar hukum ; a. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa b. Peraturan Pemerintah Nomor 136 tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan yang Dikecualikan dari Penjualan secara Lelang dalam Rangka Penagihan Pajakdengan Surat Paksa. Syarat pelaksanaan lelang yaitu; 1. Penjualan lelang dilakukan melalui Kantor Lelang dan dilaksanakan paling cepat setelah jangka waktu 14 hari terhitung sejak pengumuman lelang Universitas Sumatera Utara 2. Pengumuman lelang dilaksanakan paling cepat setelah jangka waktu 14 hari terhitung sejak penyitaan 3. Pejabat bertindak sabagai penjual atas barang yang disita mengajukan permintaan lelang kepada Kantor Lelang sebelum lelang dilaksanakan 4. Pejabat atau yang mewakilinya mengahadiri pelaksanaan lelang untuk menentukan dilepas atau tidaknya barang yang dilelang dan menandatangani asli risalah lelang 5. Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak belum memperoleh keputusan keberatan 6. Lelang tetap dilaksanakan tanpa dihadiri Penaggung Pajak 7. Bila hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi biaya penagihan dan utang pajak, pelaksanaan lelang dihentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada 8. Pejabat dan Jurusita Pajak termasuk istri,keluarga sedarah dan semenda dalam keturunan garis lurus, dan anak angkatnya tidak diperbolehkan membeli barang sistem yang dilelang 9. Hak Penaggung Pajak atas barang yang telah dilelang berpindah kepada pembeli dan kepadanya diberika Risalah lelang yang merupakan bukti otentik sebagai dasar pendaftaran dan pengalihan hak Barang-barang yang dikecualikan dari penjualan secara lelang, yaitu : 1. Uang 2. Kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada Bank Universitas Sumatera Utara 3. Obligasi 4. Saham 5. Piutang 6. Penyertaan modal dan Surat Berharga lainnya 7. Barang yang mudah rusak atau cepat busuk Bila penjualan barang secara lelang biaya penagihan pajak ditambah 1 dari pokok lelang. Sisa barang dan kelebihan uang hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak paling lambat 3 hari setelah pelaksanaan lelang .

4. Pemblokiran

Pemblokiran adalah tindakan pengamanan harta Wajib PajakPenanggung Pajak yang tersimpan di Bank dengan tujuan agar harta kekayaan dimaksud tidak terdapat perubahan apapun,selain penambahan jumlah atau nilai. Pimpinan Bank wajib memblokir setelah menerima permohonan pemblokiran dari pejabat dan membuat berita acara pemblokiran serta menyampaikan salinannya kepada Pejabat dan Penanggung Pajak. Setelah menrima Berita Acara Pemblokiran dari Bank, memerintahkan Penanggung untuk memberikan kuasa kepada Bank agar memberitahukan saldo kekayaannya yang tersimpan di Bank tersebut kepada Jurusita Pajak. Bila Penanggung Pajak menolak memberitahukan saldo kekayaanya maka pejabat kemudian meminta Gubernur Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan Universitas Sumatera Utara untuk memerintahkan Bank memberitahukan saldo kekayaan Penanggung Pajak . Setelah saldo kekayaan Penanggung Pajak diketahui, Jurusita pajak melakukan penyitaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS, menandatangani bersama-sama sanksi dan pimpinan Bank. Bilamana Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan dalam jangka waktu 14 hari sejak penyitaan, Pejabat segera meminta kepada Pimpinan Bank untuk memindahbukukan harta kekayaan Penanggung Pajak ke kas Negara sejumlah yang tercantum dalam BAPS, tembusannya disampaikan kepada Peananggung Pajak.

5. Penyanderaan

Dasar hukum; a. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa b. Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 tentang Tempat dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitas Nama Baik Penanggung Pajak, dan Pemberitahuan Ganti Rugi Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Penyanderaan adalah pengekanagn sementara waktu kebebasan penanggung pajak dengan menempatkannya ditempat tertentu. Penyanderaan dilakukan apabila : Universitas Sumatera Utara 1. Penanggung Pajak mempunyai utang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000 2. Penanggung Pajak diragukan iktikad baik dalam melunasi utang pajak 3. Apabila telat lewat 14 hari dari penerbitan Surat Paksa 4. Telah mendapat izin Menteri Keuangan Penyanderaan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan yang diterbitkan oleh pejabat atau atasannya setelah mendapat izin Menteri Keuangan . Surat Perintah Penyanderaan sekurang-kurangnya memuat : 1. Identitas Penanggung Pajak 2. Alasan Penyanderaan 3. Izin Penyanderaan 4. Lama Penyanderaan 5. Tempat Penyanderaan Masa penyanderaan paling lama 6 bulan sejak penanggung pajak dimasukkan pada tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan. Tempat penyanderaan Penanggung Pajak dibentuk Departemen Keuangan dengan persyaratan : 1. Tertutup dan terasing dari masyarakat 2. Fasilitas terbatas, dan 3. Sistem pengawasanpengamanan memadai Universitas Sumatera Utara Sebelum ada tempat penyanderaan yang dibentuk Departemen Keuangan, Penanggung Pajak dititipkan dirumah tahanan negara yang terpisah dengan tahanan lain. Penyanderaan dilaksanakan Jurusita Pajak dengan menyampaikan Surat Perintah Penyanderaan kepada Penanggung Pajak dengan 2 orang saksi penduduk Indonesia yang telah dewasa, dikenal dan dapat dipercaya oleh Jurusita Pajak. Salinan Surat Perintah Penyanderaan disamapaikan Jurusita Pajak kepada Kepala Rumah Tahanan Negara. Jurusita Pajak membuat Berita Acara Penyanderaan pada saat Penanggung Pajak ditempatkan di Rumah Tahanan Negara dengan menandatanganinya bersama Kepala Rumah Tahanan Negara dan saksi-saksi. Berita Acara Penyanderaan sekurang-kurangnya memuat : 1. Nomor dan tanggal surat Perintah Penyanderaan 2. Izin tertulis Menteri Keuangan 3. Identitas Jurusita Pajak, Identitas Penanggung Pajak, Identitas para saksi 4. Tempat Penyanderaan 5. Lama Penyanderaan Salinan Berita Acara Penyanderaan disampaikan ke ; 1. Kepala Rumah Tahanan Negara 2. Penanggung Pajak yang dikenakan penyanderaan 3. BupatiWalikota dimana Penaggung Pajak bertempat tinggal Penanggung Pajak yang disandera, dilepas bila : Universitas Sumatera Utara 1. Utang pajak dan biaya penagihan dilunasi 2. Jangka waktu penyanderaan terpenuhi 3. Putusan Pengadilan 4. Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan atau Gubernur Penanggung Pajak dapat mengajukan gugatan atas pelaksanaan penyanderaan hanya kepada Pengadilan Negeri. Bila gugatan Penanggung Pajak dikabulkan dan putusan pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Penanggung Pajak dapat meminta rehailitasi nama baik dan ganti rugi atas masa penyanderaan yang telah dijalaninya

4.2 kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Penagihan Pajak

Adapun kendala yang dihadapi oleh Jurusita Pajak dalam melaksanakan penagihan tunggakan pajak yaitu : 1. Dalam hal penyampaian Surat Paksa a. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak ditemukan atau tidak diketahui keberadaanya b. Wajib PajakPenanggung Pajak sudah pindah menurut informasi yang diterimah oleh Jurusita Pajak dari warga yang berada disekitar tempat tinggal, atau tempat usaha Wajib PajakPenanggung Pajak c. Wajib PajakPenanggung Pajak telah meninggal dunia d. Perusahaan sudah bubar dan pailit Universitas Sumatera Utara e. Wajib PajakPenanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa, yang alasannya karena Wajib PajakPenanggung Pajak tidak merasa mempunyai utang pajak f. Wajib PajakPenanggung Pajak merasa semua pajak sudah dibayar g. Wajib PajakPenanggung Pajak sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar h. Wajib PajakPenanggung Pajak merasa Surat Ketetapan Pajak SKP tidak seharusnya terbit i. Kurangnya kesadaran dan keputusan Wajib Pajak dibidang Perpajakan, sehingga tunggakan pajak yang timbul ialah sanksi Administrasi yang tidak bisa diterima oleh Wajib Pajak j. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak kooperatif dalam melunasi tunggakan pajaknya Terkadang terjadi dimana WPPP mempunyai kemampuan bayar tetapi tidak mau membayar tunggakan pajaknya k. Kurangnya Sumber Daya Manusia pada seksi penagihan terutama Jurusita Pajak, sehingga dapat menghambat tindakan penagihan . 2. Dalam hal penyitaan a. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau disita Adakalanya ketika hendak dilakukan penyitaan, beberapa Wajib Pajak tidak mau disita, alasannya karena Wajib Pajak merasa bahwa mereka Universitas Sumatera Utara tidak mempunyai utang pajak dan tidak seharusnya dilaksanakan penyitaan b. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk rumah Pada saat dilakukan penyitaan, terkadang ada Wajib Pajak yang tidak memperbolehkan Jurusita Pajak memasuki rumah, memasuki ruanagan atau temapat ayng dianggap perlu untuk dilakukan penyitaan, sehingga tindakan penyitaan pun menjadi terhamabt c. Wajib Pajak Penanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara Pelaksnaan Sita BAPS Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS dibuat dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, 2 orang saksi, dan Wjib PajakPenanggung Pajak, sering terjadi Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS, sehingga penyitaan barang Wajib Pajak guna melunasi utang pajaknya menjadi tertunda d. Pembuktian barang-barang yang bukan milik Wajib Pajak Adakalanya barang-barang yang dibuktikan oleh Wajib Pajak adalah barang0barang yang bukan miliknya e. Adanya pendapat dari Wajib Pajak bahwa mereka merasa akan sia-sia membayar pajak karena menurut mereka pajak yang akan dilunasi nantinya tidak akan masuk ke kas negara melainkan ke kantong negara para pejabat negara Universitas Sumatera Utara

4.3 Upaya Yang Dilakukan Oleh Jurusita Pajak dalam Mengatasi Kendala