Cara Kerja METODOLOGI PENELITIAN

3.9. Cara Kerja

1. Dilakukan stimulasi ovarium pada pasangan wanita: - Diberikan klomifen sitrat tablet 2 x 100 mg dimulai dari hari ke 2 sampai dari ke 5 siklus haid. - Pada hari ke 3 diberikan injeksi FSH 75 IU. - Kemudian pada hari ke 9, dilakukan pemantauan folikel untuk menilai besar folikel dengan ultrasonografi. - Jika besar folikel 17 mm, injeksi FSH 75 IU diteruskan. - Dilakukan monitor ulang pada hari ke 11. Jika terdapat minimal satu folikel 17 mm, dilakukan maturasi folikel dengan injeksi HCG 5000 IU dan 36 jam kemudian dilakukan inseminasi. 2. Kemudian pada pasangan pria, 1-2 jam sebelum dilakukan inseminasi dilakukan penampungan sperma di wadah yang telah disediakan. Pemilihan sperma yang akan diinseminasi dilakukan dengan metode “direct swim up”. Caranya: - Masukkan 1 ml semen di tabung sentrifus steril 15 ml, dan lapiskan dengan hati-hati di atas 1,2 ml medium kultur. Alternatif yang lain, letakkan semen secara hati-hati dengan menggunakan pipet di bawah medium kultur. - Miringkan tabung keatas dengan sudut 45 derajat, untuk meningkatkan luas area permukaan semen – medium kultur dan diinkubasi dalam 1 jam pada 37 derajat. Universitas Sumatera Utara - Kembalikan secara hati-hati tabung ke posisi tegak dan keluarkan 1 ml bagian paling atas dari medium karena bagian itu terdiri dari sel sperma dengan motilitas tinggi. - Dilusikan bagian tersebut dengan 1,5-2 ml medium kultur - Sentrifugasi pada 300-500 g dalam 5 menit dan supernatan dibuang. - Resuspensi sperma di 0,5 ml medium untuk menilai konsentrasi sperma, motilitas total dan progesifitas motilitas. - Spesimen sudah dapat digunakan untuk IIU. 3. Pasien dibaringkan dengan posisi dorso litotomi. 4. Spekulum cocor bebek dibilas dengan NaCl hangat. 5. Masukkan spekulum tersebut ukuran standar ke dalam vagina sampai serviks terlihat dengan jelas. 6. Serviks diusapkan dengan NaCl hangat memakai kasa yang sudah disediakan. 7. Sementara pasien disiapkan, sperma yang sudah preparasi di laboratorium dimasukkan ke dalam spuit yang terhubung dengan kateter kaku Tom Cat atau fleksibel Wallace. Pasien yang diinseminasi dengan kateter kaku atau fleksibel dipilih secara random oleh spesialis yang melakukan inseminasi. 8. Volume medium inseminasi yang akan dimasukkan ke dalam kavum uteri adalah 0,2-0,4 ml rata-rata 0,3 ml. Universitas Sumatera Utara 9. Masukkan kateter yang sudah berisi medium dan sperma melalui ostium uteri eksterna, kanalis servikalis, sampai ke dalam kavum uteri sesuai dengan arah uterus. 10. Jika ditemukan kesulitan, terkadang diperlukan pemasangan tenakulum untuk menarik serviks pada saat memasukkan kateter. 11. Jarang diperlukan anestesi paraservikal pada waktu inseminasi. 12. Prosedur inseminasi ini harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati untuk mengurangi cedera pada endometrium yang dapat mengakibatkan perdarahan sehingga mengurangi viabilitas dari sperma. 13. Setelah ujung kateter mencapai fundus, tarik keluar sekitar 1 cm sehingga ujung kateter berada pada kavum uteri yang terluas. Selanjutnya, medium dan sperma disemprotkan ke dalam kavum uteri. 14. Tarik kembali kateter perlahan-lahan sambil memutarnya. 15. Pasien diminta berbaring terlentang selama 15 menit pasca inseminasi. Selanjutnya, diperbolehkan pulang dan melakukan aktivitas seperti biasa. 16. Hubungan seksual dianjurkan 24 jam pasca inseminasi. 17. Pada fase luteal, diberikan progesteron 3 x 100 mg pasca inseminasi. Jika perlu periksa kadar progesterone. 18. Setelah 14 hari dilakukan tes kehamilan. Dan jika hasil tes kehamilan +, 2 minggu kemudian dilakukan ultrasonografi untuk melihat kantong gestasi, fetal pole dan denyut jantung janin. Universitas Sumatera Utara

3.10. Batasan Operasional