PENGARUH IMPLEMENTASI REALISASI PRODUK DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 2008 TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

PENGARUH IMPLEMENTASI REALISASI PRODUK DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

BUDI WAHYONO K7407053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

PENGARUH IMPLEMENTASI REALISASI PRODUK DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

BUDI WAHYONO K7407053

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 27 Januari 2011

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I

Dra. Sri Wahyuni, M.M. NIP. 19540817 198203 2 001

Pembimbing II

Aniek Hindrayani, S.E., M.Si. NIP. 19751103 200012 2 002


(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 2 Februari 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sunarto, M.M. 1. __________

Sekretaris : Sudarno, S.Pd., M.Pd. 2. __________ Anggota I : Dra. Sri Wahyuni, M.M. 3. __________

Anggota II : Aniek Hindrayani, S.E., M.Si. 4. __________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 1960 07 27 1987 02 1 001


(5)

commit to user

ABSTRAK

Budi Wahyono. K7407053. PENGARUH IMPLEMENTASI REALISASI PRODUK DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 6

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Februari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui signifikansi pengaruh implementasi Realisasi Produk dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang terdiri dari enam sub variabel yaitu perencanaan realisasi produk, proses yang terkait dengan pelanggan, desain dan pengembangan, pembelian, produksi dan penyediaan jasa, dan pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. (2) Mengetahui signifikansi pengaruh variabel perencanaan realisasi produk terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. (3) Mengetahui signifikansi pengaruh variabel proses yang terkait dengan pelanggan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. (4) Mengetahui signifikansi pengaruh variabel desain dan pengembangan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. (5) Mengetahui signifikansi pengaruh variabel pembelian terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. (6) Mengetahui signifikansi pengaruh variabel produksi dan penyediaan jasa terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. (7) Mengetahui signifikansi pengaruh variabel pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dan didapat sampel sebanyak 49 guru. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel implementasi Realisasi Produk


(6)

commit to user

dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang meliputi perencanaan realisasi produk, proses yang terkait dengan pelanggan, desain dan pengembangan, pembelian, produksi dan penyediaan jasa, pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel perencanaan realisasi produk terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel proses yang terkait dengan pelanggan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (4) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel desain dan pengembangan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (5) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pembelian terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (6) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel produksi dan penyediaan jasa terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (7) Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05.


(7)

commit to user ABSTRACT

Budi Wahyono. K7407053. THE IMPLEMENTATION EFFECT OF PRODUCT

REALIZATION IN ISO 9001:2008 QUALITY MANAGEMENT SYSTEM FOR LEARNING STUDENT ACHIEVEMENT SMK NEGERI 6 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University,February 2011.

The purpose of this study were to: (1) Determine the significance of the influence of the implementation of Product Realization in ISO 9001:2008 Quality Management System which consists of six sub-variables: planning product realization, customer-related processes, design and development, purchasing, production and service provision, and control monitoring and measuring equipment together toward student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. (2) Determine the significance of variables influence the planning of product realization of student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. (3) Knowing the significance of the influence of process variables associated with the customer onstudent achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. (4) Determine the significance of variables influence the design and development of student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. (5) Knowing the significance of variables influence the purchase of student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. (6) Knowing the significance of variables influence the production and service provision on student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011.(7)Knowing the significance of control variables influence the monitoring and measurement equipment to student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011.

Determination of the number of samples using the slovin formula and obtained a sample of 49 teachers. Data collection techniques used were questionnaires and documentation techniques. The data analysis technique used is multiple regression analysis.

Based on the results of this study can be concluded that: (1) There is a significant positive effect between the variable implementation of Product Realizayion in ISO 9001:2008 Quality Management System which includes planning product realization, customer-related processes, design and development, purchasing, production and service provision, control equipment monitoring and measurement jointly toward


(8)

commit to user

learning achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. This is indicated bythe probability value 0.000 <0.05. (2)There is a significant positive effect between the variables of product realization planning on student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. This is indicated by the probability value 0.000 <0.05. (3) There is a significant positive effect between process variables associated with the customer on student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011.This is indicated by the probability value 0.000 <0.05. (4) There is a significant positive effect between design variables and the development of student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011.This is indicated bythe probability value 0.000 <0.05. (5) There is a significant positive effect between the variables of student achievement purchase SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. This is indicated by the probability value 0.000 <0.05. (6) There is a significant positive effect between the variables of production and service provision on student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. This is indicated bythe probability value 0.000 <0.05. (7) There is a significant positive effect between variables controlling monitoring and measurement equipment to student achievement SMK Negeri 6 Surakarta academic year 2010/2011. This is indicated by the probability value 0.000 <0.05.


(9)

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 6)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah: 286)

”Berusahalah untuk urusan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, dan berusahalah untuk urusan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati

esok hari.”

(Nabi Muhammad Shalallahu ’Alaihi Wassalam)

“Lelah hanya fisik mental semata, tetap lurus karena ada harapan.”

(BurgerKill)

“Kemauan yang keras adalah dasar segala kemauan.” (Penulis)


(10)

commit to user

PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

Ibu dan Ayah tercinta untuk do’a dan kasih sayang yang tak terhenti Keluargaku (Mas Warso, Mbak Atik, De’ Ghani dan De’ Dhita)

Tin Murni Astuti, S.P. yang setia menemani dan mendukungku

Keluarga Mah Kulon (Ibu, Bapak, Mbah Kakung, Astiti Sariningsih, SE.Sy.,

Nanang, dan De’ Resiana) terima kasih atas motivasinya

Sahabat-sahabatku (Furqon, Kirun, Antar, Tempe, Andre, Boni, Kang Topun, Udhi, Jekek, Goang, Manthit)

Teman-teman PTN’07 Almamater


(11)

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Azza wa Jalla atas segala bentuk nikmat yang Dia berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis haturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Sri Wahyuni, M.M. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Aniek Hindrayani, S.E., M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Segenap Dosen Pendidikan Tata Niaga yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesaikannya skripsi ini.

8. Dra. Sri Supartini, M.M. selaku Kepala SMK Negeri 6 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.


(12)

commit to user

9. Rully Trisno Umoro, S.Pd., M.Si. selaku wakil manajemen mutu SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian. 10. Segenap guru SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membantu dalam

penelitian.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Februari 2011 Penulis


(13)

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Tijauan Pustaka ... 8

1. Tinjauan Tentang Mutu ... 8

2. Tinjauan Tentang ISO ... 11

3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29


(14)

commit to user

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Jenis dan Sumber Data ... 31

2. Identifikasi Variabel ... 31

3. Metode Pengumpulan Data ... 35

4. Instrumen Penelitian ... 36

D. Rancangan Penelitian ... 41

E. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Persyaratan Analisis ... 42

2. Uji Hipotesis ... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 49

1. Uji Normalitas ... 49

2. Uji Multikolinearitas ... 50

3. Uji Heteroskedastisitas ... 51

4. Uji Autokorelasi ... 52

5. Uji Linieritas ... 53

C. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Analisis Regresi Ganda ... 57

2. Uji F ... 60

3. Uji t ... 61

4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ... 63

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 64

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Implikasi ... 67

C. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(15)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Definisi Operasional Variabel ... 34

2. Kisi-kisi Angket ... 37

3. Skor Jawaban Angket Perencanaan Realisasi Produk, Proses yang Terkait dengan Pelanggan, Desain dan Pengembangan, Pembelian, Produksi dan Penyediaan Jasa dan Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran ... 38

4. Hasil Uji Validitas Angket ... 39

5. Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 41

6. Deskripsi Data Statistik ... 48

7. Uji Multikolinearitas ... 51

8. Uji Autokorelasi ... 53

9. Koefisien Regresi ... 58

10. ANOVA ... 61


(16)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 18

2. Kerangka Berpikir ... 28

3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 50

4. ScatterplotRegression Standardized Residual ... 52

5. Plot Perencanaan Realisasi Produk (X1) dengan Prestasi (Y) ... 53

6. Plot Proses yang Terkait dengan Pelanggan (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 54

7. Plot Desain dan Pengembangan (X3) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 55

8. Plot Pembelian (X4) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 55

9. Plot Produksi dan Penyediaan Jasa (X5) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 56

10. Plot Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran (X6) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 57


(17)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket ... 72

2. Tabulasi Data Try Out ... 76

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ... 80

4. Tabulasi Data Penelitian ... 87

5. Hasil Uji Prasyarat dan Analisis Data ... 93

6. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Negeri 6 Surakarta ... 103

7. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 6 Surakarta ... 104

8. Daftar Guru SMK Negeri 6 Surakarta ... 105

9. Surat Keterangan dari SMK Negeri 6 Surakarta ... 109

10. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi pada Dekan ... 110

11. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan ... 111

12. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Rektor ... 112

13. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala SMK Negeri 6 Surakarta ... 113


(18)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi telah membawa banyak perubahan terhadap perkembangan suatu perusahaan. Adanya era globalisasi ini mengharuskan setiap perusahaan untuk menghadapi persaingan ketat dari seluruh dunia. Persaingan antar organisasi ini tidak hanya dititikberatkan pada seberapa tinggi tingkat produktifitas perusahaan dan seberapa rendahnya tingkat harga produk maupun jasa guna mencapai keuntungan maksimal, namun lebih menekankan pada mutu kenyamanan, kemudahan, serta ketepatan dan kecepatan waktu untuk mencapainya. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk segera meningkatkan mutu dan daya saing dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus-menerus agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dari seluruh dunia. Berkaitan dengan perbaikan mutu secara terus-menerus, maka perlu adanya suatu sistem manajemen mutu yang sesuai dengan persyaratan pelanggan. Oleh karena itu pihak manajemen industri modern membangun suatu sistem manajemen mutu yang berlaku secara internasional.

Sistem manajemen mutu menuntut adanya pengawasan statistik dan sirkulasi kualitas, menuntut adanya perubahan budaya dan juga perbaikan tim kerja, maka dunia internasional melalui lembaga-lembaga ekonominya melakukan sebuah langkah standarisasi mutu. Salah satu standar mutu yang berkembang pesat saat ini adalah ISO 9000.

Seri ISO 9000 merupakan suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu perusahaan, dengan menciptakan sebuah kerangka kerja untuk peningkatan yang berkesinambungan. Sistem manajemen kualitas formal yang berlaku secara internasional adalah sistem manajemen kualitas ISO 9000. ISO 9000 adalah nama generik untuk sistem manajemen kualitas internasional yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1987 oleh organisasi internasional untuk standarisasi (The International Organization for Standardization = ISO) yang bermarkas di Genewa, Switzerland.


(19)

commit to user

Tujuan utama dari ISO 9000 adalah sebagai berikut:

1) Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.

2) Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan. 3) Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa

kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.

Tujuan utama ISO 9000 berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, namun sebenarnya ISO 9000 bukan merupakan suatu standar produk, karena ISO 9000 tidak memuat suatu persyaratan spesifik yang harus dipenuhi oleh produk.

ISO 9000 mempunyai beberapa seri. Seri ISO 9000 dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe dasar standar, yaitu (1) seri-seri ISO yang memuat persyaratan standar sistem kualitas, dan (2) seri-seri ISO yang berkaitan dengan petunjuk untuk pedoman manajemen kualitas. ISO 9001 merupakan salah satu dari beberapa seri ISO 9000 yang tergolong ke dalam standar-standar sistem kualitas. ISO 9001 merupakan sistem kualitas model untuk jaminan kualitas dalam desain / pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan. Dalam perkembangannya seri ISO 9001 telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu ISO 9001:1987, ISO 9001:1994, ISO 9001:2000, dan yang terakhir ISO 9001:2008. Dalam perubahan seri ini terjadi penambahan maupun pengurangan pada klausul yang terkandung di dalam setiap seri ISO 9001, kecuali perubahan dari seri ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008. Dalam perubahan seri ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008 tidak terjadi penambahan maupun pengurangan klausul, tujuan utama dikeluarkannya Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 adalah untuk mengklarifikasi atau lebih menjelaskan inti atau substansi dari ISO 9001 versi sebelumnya, yakni Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 dan untuk lebih meningkatkan kesesuaiannya dengan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.


(20)

commit to user

Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO bersifat generik yang berarti bahwa standar-standar yang terdapat di dalam SMM ISO tersebut dapat diimplementasikan di semua sektor dan tidak terkhusus di perusahaan saja. Dalam perkembangannya implementasi SMM ISO mulai merambah ke dunia pendidikan, bahkan sekolah yang bertaraf nasional saling berlomba dalam menyandang sertifikat SMM ISO, karena dengan mendapatkan sertifikat SMM ISO akan membawa banyak manfaat bagi sekolah tersebut. Adapun salah satu manfaat sertifikasi SMM ISO adalah terjadinya daya saing sekolah di samping manfaat lainnya seperti sistem dokumentasi yang rapi dan peningkatan komunikasi internal. Berawal dari hal tersebut maka muncul beberapa pertanyaan mengenai pengaruh implementasi SMM ISO terhadap lembaga pendidikan yang berkaitan dengan siswa, terutama prestasi belajar siswa tersebut mengingat bahwa SMM ISO tidak menyatakan persyaratan-persyaratan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh tingkat kecerdasan siswa saja, melainkan masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti lingkungan, keluarga, teman bergaul, guru, bahkan sampai dengan sistem yang diterapkan di sekolah tempat siswa tersebut melaksanakan proses pembelajaran.

Salah satu sekolah yang megimplementasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 ini adalah Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Surakarta. SMK Negeri 6 Surakarta mulai mengimplementasikan SMM ISO 9001 ini sejak bulan Agustus 2005. Pada waktu itu seri ISO 9001 yang diimplementasikan adalah SMM ISO 9001:2000. Setelah beberapa tahun berjalan seri SMM ISO 9001:2000 sudah tidak berlaku lagi dan diganti dengan seri SMM ISO 9001:2008, sampai sekarang. Tidak ada perubahan yang signifikan dari


(21)

commit to user

upgrade SMM ISO 9001:2000 ke SMM ISO 9001:2008, sehingga tidak sulit bagi SMK Negeri 6 Surakarta untuk menyesuaikan diri dengan SMM ISO 9001:2008 ini. Harapannya dengan adanya implementasi sistem manajemen mutu ini SMK Negeri 6 Surakarta bisa menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada mutu di semua kegiatannya.

Dalam prakteknya SMK Negeri 6 Surakarta mengadopsi delapan klausul dari SMM ISO 9001:2008 dan mendesainnya sendiri disesuaikan dengan keadaan di SMK Negeri 6 Surakarta. Delapan klausul itu antara lain:

1. Ruang Lingkup 2. Referensi Normatif 3. Istilah dan Definisi 4. Sistem Manajemen Mutu 5. Tanggung Jawab Manajemen 6. Manajemen Sumber Daya 7. Realisasi Produk

8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.

Masing-masing klausul mempunyai rincian standar sendiri. Isi dari standar-standar tersebut yang didesain sendiri oleh SMK Negeri 6 Surakarta. Dari delapan klausul di atas, tiga klausul pertama (Ruang Lingkup, Referensi Normatif dan Istilah dan Definisi) berisi penjelasan mengenai SMM ISO 9001:2008, sedangkan klausul utamanya adalah lima klausul terakhir, yaitu: Sistem Manajemen Mutu, Tanggung Jawab Manajemen, Manajemen Sumber Daya, Realisasi Produk, dan Pengukuran, Analisis dan Peningkatan. Lima klausul utama inilah yang diimplementasikan di dalam sistem manajemen SMK Negeri 6 Surakarta. Dari lima klausul utama tersebut terdapat satu klausul yang berkaitan dengan siswa, klausul tersebut adalah klausul ke tujuh yaitu Realisasi Produk, yang terdiri dari:

7.1.Perencanaan Realisasi Produk

7.2.Proses yang Terkait dengan Pelanggan 7.3.Desain dan Pengembangan


(22)

commit to user 7.5.Produksi dan Penyediaan Jasa

7.6.Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran.

Selama SMK Negeri 6 Surakarta mengimplementasikan SMM ISO 9001:2008 ini belum pernah diadakan penelitian mengenai pengaruh implementasi SMM ISO 9001:2008 terhadap prestasi belajar siswa. Sehingga belum bisa diketahui pengaruh antara implementasi SMM ISO 9001:2008 terhadap prestasi belajar siswa.

Pada tahun 2007 pernah dilakukan penelitian mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di Medan tepatnya di Universitas Sumatera Utara. Penelitian tersebut dilakukan oleh Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara yang bernama Cipta Dharma dengan judul Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Peningkatan Kinerja Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara. Selain itu masih ada beberapa penelitian lain tentang SMM ISO 9001:2000 tersebut seperti yang dilakukan oleh Nellye Rianty R Tamba pada tahun 2008. Penelitiannya berjudul Analisis Penerapan ISO 9001:2000 Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian Pada Hotel Santika. Penelitian-penelitian tersebut di atas dilakukan pada perusahaan-perusahaan tertentu padahal ISO tidak hanya bisa diterapkan pada perusahaan-perusahaan saja melainkan juga bisa diterapkan di lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Implementasi Realisasi Produk dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Prestasi Belajar


(23)

commit to user

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah implementasi realisasi produk dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

2. Apakah perencanaan realisasi produk berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

3. Apakah proses yang terkait dengan pelanggan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

4. Apakah desain dan pengembangan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

5. Apakah pembelian berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

6. Apakah produksi dan penyediaan jasa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

7. Apakah pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh implementasi realisasi produk dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

2. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan realisasi produk terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

3. Untuk mengetahui pengaruh proses yang terkait dengan pelanggan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

4. Untuk mengetahui pengaruh desain dan pengembangan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?


(24)

commit to user Negeri 6 Surakarta?

6. Untuk mengetahui pengaruh produksi dan penyediaan jasa terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

7. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta?

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran agar dapat menambah pengetahuan dalam mata kuliah Manajemen Operasi tentang implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008.

b. Dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai landasan untuk pengadaan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini kiranya bisa dijadikan masukan bagi SMK Negeri 6 Surakarta khususnya tentang implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 kaitannnya dengan peningkatan prestasi belajar siswa.


(25)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan Tentang Mutu

a. Pengertian Mutu

Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi, baik itu organisasi non pendidikan maupun organisasi pendidikan. Mutu sendiri mempunyai berbagai macam pengertian, seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut: Menurut Juran dalam M. N. Nasution (2001), mutu suatu produk adalah kecocokkan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Crosby dalam M. N. Nasution (2001) menyatakan bahwa mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi.

Pendapat lain menurut Stanley Sutrisno (2010:8) mutu adalah

“kesesuaian antara produk atau jasa yang dihasilkan organisasi dengan


(26)

commit to user

Standarisasi Nasional (BSN) (2008) mengartikan mutu sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud.

b. Dimensi Mutu

Mutu bisa diukur dengan beberapa dimensi, sehingga dengan dimensi ini bisa dianalisis apakah suatu produk itu bermutu ataukah tidak. Ada delapan dimensi mutu, seperti yang dinyatakan oleh Garvin dalam M. N. Nasution (2001) bahwa delapan dimensi mutu adalah sebagai berikut:

1) Performa (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

2) Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembanganya.

3) Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.

4) Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

5) Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.

6) Kemampuan pelayanan (Service ability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

7) Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual.


(27)

commit to user

8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri.

c. Pengertian Manajemen Mutu

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa mutu merupakan suatu yang sangat penting bagi organisasi, maka dari itu diperlukan suatu pengelolaan agar mutu yang baik bisa dicapai oleh suatu organisasi. Pengelolaan ini sering disebut dengan istilah manajemen mutu. Seperti halnya dengan mutu, manajemen mutu juga mempunyai beberapa pengertian. Menurut Ishikawa dalam M. N. Nasution (2001), manajemen mutu adalah gabungan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Definisi lainnya mengatakan bahwa manajemen mutu merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen mutu merupakan sistem manajemen yang berfokus pada pada orang/ karyawan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu merupakan gabungan dari semua fungsi manajemen yang dibangun berdasarkan konsep kualitas dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Manajemen mutu sendiri mempunyai tiga unsur utama, seperti yang dinyatakan oleh M. N. Nasution (2001) yaitu sebagai berikut:

1) Strategi nilai pelanggan

Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang/jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.

2) Sistem organisasional

Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, mesin, metode operasi dan


(28)

commit to user

pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.

3) Perbaikan kualitas berkelanjutan

Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.

2. Tinjauan Tentang International Organization for Standardization (ISO)

a. Pengertian dan Tujuan ISO

Banyak orang yang mengatakan bahwa ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization, padahal ISO bukan merupakan singkatan. ISO berasal dari bahasa Yunani isos yang berarti sama. Penggunaan kata ISO agar mempermudah dalam penyebutan untuk International Organization for Standardization, berdasarkan pertimbangan beraneka ragamnya budaya dan bahasa dari negara-negara di seluruh dunia.

Pengertian dari ISO sendiri adalah “organisasi internasional khusus dalam hal standarisasi” (M. N. Nasution, 2001:218). Jadi ISO merupakan sebuah organisasi bertaraf internasional yang khusus bergerak dalam bidang standarisasi.

Seperti halnya organisasi lainnya, ISO juga mempunyai suatu tujuan.

Adapaun tujuan ISO adalah “mengembangkan dan mempromosikan standar-standar untuk umum yang berlaku secara internasional” (M. N. Nasution, 2001: 218).

b. Pengetian dan Tujuan ISO 9000

ISO mempunyai beberapa seri yang disesuaikan dengan bidang yang dikelola oleh suatu organisasi, dari beberapa seri ISO tersebut terdapat sebuah seri yang berkaitan dengan mutu. Seri ISO yang berkaitan dengan mutu tersebut adalah seri ISO 9000. Hal ini selaras dengan yang dikemukaan oleh M. N. Nasution (2001:219) bahwa

ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan-persyaratan dan


(29)

commit to user

rekomendasi untuk desain dan untuk penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok (perusahaan) akan menyerahkan barang dan / atau jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Pengertian tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh Perry L. Johnson (1997:6) bahwa “ISO 9000 is a series of quality assurance standards that were created by the International Organization for Standardization, based in Geneva, Switzerland”. Artinya bahwa ISO 9000 merupakan serangkaian standar sistem kualitas yang diciptakan oleh Internatinal Organization for Standardization yang berbasis di Jenewa, Swiss.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ISO 9000 merupakan suatu standar yang memegang peranan penting dalam bidang sistem mutu, khususnya yang membahas pengenda1ian langkah-langkah produksi atau pelayanan dalam lingkup produk atau jasa.

Seperti halnya ISO, seri ISO 9000 juga mempunyai beberapa tujuan. M. N. Nasution (2001:219) mengatakan bahwa tujuan utama dari ISO 9000 adalah sebagai berikut:

4) Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.

5) Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.

6) Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.

c. Seri ISO 9000

ISO 9000 masih dibagi menjadi beberapa seri lagi. Secara umum seri ISO 9000 dapat dikelompokkan menjadi dua tipe dasar, yaitu seri-seri ISO 9000 yang memuat persyaratan standar sistem kualitas, dan seri-seri-seri-seri ISO 9000 yang berkaitan dengan petunjuk untuk pedoman manajemen kualitas. M. N. Nasution (2001) mengatakan bahwa seri-seri ISO 9000 yang tergolong ke dalam standar-standar sistem kualitas adalah ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003. Seri-seri tersebut disusun untuk tujuan kontrak dan


(30)

commit to user

penilaian sistem kualitas formal berdasarkan kriteria ISO 9000. Sedangkan seri-seri ISO 9000 yang tergolong ke dalam petunjuk aplikasi manajemen kualitas adalah ISO 9004 beserta bagian-bagiannya.

Gaspersz dalam M. N. Nasution (2001) menjabarkan beberapa seri ISO 9000 tersebut sebagai berikut:

1) ISO 9000-1, Manajemen Kualitas dan Standar Jaminan Kualitas – Penunjuk untuk Pemilihan dan Penggunaan.

2) ISO 9000-2, Petunjuk dan Aplikasi ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003. 3) ISO 9000-3, Petunjuk dan Aplikasi ISO 9001 pada Pengembangan,

Penawaran dan Pemeliharaan Perangkat Lunak (Software).

4) ISO 9000-4, Petunjuk pada Keberlangsungan Manajemen Program. 5) ISO 9001, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam

Desain/Pengembangan Produksi, Instalasi dan Pelayanan.

6) ISO 9002, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Produksi dan Instalasi.

7) ISO 9003, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Inspeksi dan Pengujian Akhir.

8) ISO 9004-1, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas – Suatu Petunjuk.

9) ISO 9004-2, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas – Suatu Petunjuk untuk Jasa.

10) ISO 9004-3, Petunjuk untuk Material yang Diproses. 11) ISO 9004-4, Petunjuk untuk Perbaikan Kualitas.

12) ISO 9004-5, Petunjuk untuk Rencana-rencana Kualitas.

13) ISO 9004-6, Petunjuk untuk Jaminan Kualitas untuk Manajemen Proyek. 14) ISO 9004-7, Penunjuk untuk Manajemen Konfiguasi.

Dari penjabaran Gaspersz tentang seri ISO 9000 di atas, maka bisa diketahui bahwa ISO 9001 termasuk bagian dari seri ISO 9000.

d. Pengertian ISO 9001

ISO 9001 merupakan model sistem jaminan kualitas dalam desain/ pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan atau sering disebut dengan


(31)

commit to user

istilah Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001. (M.N. Nasution, 2001). Sedangkan Sugeng Listyo Prabowo (2009:45) mengatakan bahwa “ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)”.

Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa ISO 9001 merupakan salah satu dari seri ISO 9000 yang mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu, sehingga ISO 9001 sering disebut dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001.

e. Sejarah ISO 9001

ISO 9001 lahir pertama kali pada tahun 1987 yang dikenal dengan nama Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:1987. Ada tiga versi pilihan implementasi pada seri 1987 ini yaitu yang menekankan pada aspek Quality Assurance, aspek QA and Production dan Quality Assurance for Testing. Konsentrasi utamanya adalah inspection product di akhir sebuah proses (dikenal dengan final inspection) dan kepatuhan pada aturan prosedur sistem yang harus dipenuhi secara menyeluruh. (Sugeng Listyo Prabowo, 2009).

Perkembangan berikutnya, tahun 1994, karena kebutuhan guaranty quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh ditekankan perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada proses yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk. Namun demikian seri 9001: 1994 ini masih menganut prosedur sistem yang kaku dan cenderung document centre dibanding kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan proses internal organisasi. Seri 9001:1994 lebih fokus pada proses manufacturing dan sangat sulit diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena banyaknya prosedur yang harus dipenuhi. Karena ketebatasan inilah, maka technical committee melakukan tinjauan atas standar yang ada hingga akhirnya lahirlah revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan dari ISO 9001, 9002, dan 9003 versi 1994. (Wawan Setyawan, 2009).

Wawan Setyawan (2009) juga mengatakan bahwa pada seri 9001:2000, tidak lagi dikenal 20 klausul wajib, tetapi lebih pada proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi sekecil apapun bisa


(32)

commit to user

mengimplementasi SMM ISO 9001:2000 dengan berbagai pengecualian pada proses bisnisnya. Maka dikenalah istilah BPM atau Business Process Mapping, setiap organisasi harus memetakan proses bisnisnya dan menjadikannya bagian utama dalam quality manual perusahaan, walau demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6 prosedur yang harus terdokumentasi, yaitu prosedur control of document, control of record, Control of Non conforming Product, Internal Audit, Corrective Action, dan Preventive Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh organisasi bisnis manapun.

Pada perkembangan berikutnya, seri ISO 9001:2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara seri ISO 9001: 2000 dengan ISO 9001: 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada seri ISO 9001: 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka seri ISO 9001: 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada kontrol proses outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam seri terbaru ISO 9001 ini. (Wawan Setyawan, 2009).

Berdasarkan pemaparan di atas maka bisa disimpulkan bahwa seri ISO 9001 dalam perkembangannya telah mengalami tiga kali revisi sejak pertama didirikan pada tahun 1987. Revisi pertama terjadi pada tahun 1994 yang selanjutnya seri ISO 9001 ini sering dikenal dengan nama Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:1994. Revisi kedua terjadi pada tahun 2000 yang selanjutnya seri ISO 9001 ini sering dikenal dengan nama Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000. Revisi ketiga terjadi pada tahun 2008 yang selanjutnya seri ISO 9001 ini sering dikenal dengan nama Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008. Secara umum tidak ada perubahan signifikan dari revisi tahun 2000 ke tahun 2008, tidak ada penambahan maupun pengurangan klausul di dalamnya.


(33)

commit to user

f. SMM ISO 9001:2008

Wawan Setyawan (2009) mengatakan bahwa tulisan 2008 pada seri ISO 9001 terakhir ini menunjukkan tahun revisi, sehingga ISO 9001:2008 adalah Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Sedangkan Stanley Sutrisno (2010) mengatakan bahwa angka 2008 pada seri ISO 9001 ini adalah tahun dikeluarkannya sistem manajemen mutu tersebut yang merupakan penyempurnaan sistem manajemen mutu sebelumnya yaitu Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 adalah Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 yang dikeluarkan pada tahun 2008 sebagai revisi SMM ISO 9001:2000.

Middle East Quality Management Professionals (MEQMP) (2008) menyatakan bahwa tidak ada penambahan klausul dalam revisi SMM ISO 9001:2000 ke SMM ISO 9001:2008. Perubahan dari SMM ISO 9001:2000 ke SMM ISO 9001:2008 merupakan perubahan minor yang artinya hanya ada sedikit perubahan dalam isinya, dan perubahan ini bertujuan untuk mengklarifikasi atau lebih menjelaskan inti atau substansi dari ISO 9001 versi sebelumnya, yakni SMM ISO 9001:2000 dan untuk lebih meningkatkan kesesuaiannya dengan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.

ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk. ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas, namun bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas baik. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Perry L. Johnson (1997:6) “ISO 9000 is not a product standard, but a quality system standard. It applies not to products or services, but to the process which creates them”. Artinya bahwa ISO 9000 bukan merupakan standar untuk produk, namun merupakan standar sistem kualitas


(34)

commit to user untuk proses pembuatan produk tersebut.

SMM ISO 9001:2008 mempunyai delapan klausul. BSN (2008) menyatakan bahwa klausul-klausul yang terdapat dalam SMM ISO 9001:2008 adalah sebagai berikut:

1) Klausul 1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup ISO 9001: 2008 telah dikembangkan atau diperluas. Dalam hal ini persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan pelanggan melalui efektivitas dari aplikasi sistem mutu, termasuk proses-proses untuk meningkatkan terus-menerus dan jaminan kesesuaian.

2) Klausul 2. Referensi Normatif

Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2008. 3) Klausul 3. Istilah dan Definisi

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO 9000:2008 (Quality Management System Fundamental and Vocabulary).

4) Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus (continual improvement). Manajemen organisasi harus menetapkan langkah-langkah untuk implementasi sistem manajemen mutu 9001:2008.

5) Klausul 5. Tanggung Jawab Manajemen

Klausul ini menekankan pada komitmen dari manajemen puncak menuju perkembangan dan peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Klausul ini juga memaksa keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan, menetapkan kebijakan untuk mutu, menetapkan tujuan-tujuan mutu, perencanaan sistem manajemen mutu, menetapkan tanggung jawab dan wewenang organisasi, mengangkat secara formal seorang yang mewakili manajemen dan menjamin proses komunikasi internal yang tepat, serta harus melakukan peninjauan ulang sistem manajemen mutu.


(35)

commit to user 6) Klausul 6. Manajemen Sumber Daya Manusia

Klausal ini menyatakan bahwa suatu organisasi hasus menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat, personel yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 serta memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

7) Klausul 7. Realisasi Produk

Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah pengendalian agar memenuhi persyaratan produk.

8) Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

Menurut klausul ini organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk, menjamin kesesuaian dari sistem manajemen mutu dan meningkatkan terus-menerus efektivitas dari sistem manajemen mutu.

Sugeng Listyo Prabowo (2009) menjelaskan tentang model proses SMM ISO 9001:2008 seperti gambar di bawah ini:


(36)

commit to user

g. Klausul Realisasi Produk

Klausul Realisasi Produk mempunyai enam standar, seperti dijelaskan oleh Sugeng Listyo Prabowo (2009) bahwa standar di dalam Klausul Realisasi Produk adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan Realisasi Produk

Standar ini menyatakan bahwa organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus sesuai dengan persyaratan proses – proses lain dari sistem manajemen mutu.

2) Proses yang Berkaitan dengan Pelanggan

Standar ini menyatakan bahwa organisasi harus menetapkan:

a) Persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan.

b) Peryaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi perlu untuk pemakaian yang ditentukan atau yang dimaksudkan, bila diketahui. c) Persyaratan undang – undang dan peraturan yang berkaitan dengan

produk.

d) Persyaratan tambahan apa pun yang ditentukan oleh organisasi. 3) Desain dan Pengembangan

Standar ini terdiri dari:

a) Perencanaan Desain dan Pengembangan b) Masukan Desain dan Pengembangan c) Keluaran Desain dan Pengembangan d) Tinjauan Desain dan Pengembangan e) Verifikasi Desain dan Pengembangan f) Validasi Desain dan Pengembangan g) Perubahan Desain dan Pengembangan 4) Pembelian

Standar ini menyatakan bahwa organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembelian yang ditentukan. Jenis dan jangkauan pengendalian pada pemasok dan produk


(37)

commit to user

yang dibeli harus bergantung pada pengaruh produk yang dibeli pada produk berikutnya atau pada produk akhir.

5) Produksi dan Penyediaan Jasa Standar ini terdiri dari:

a) Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa b) Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa c) Identifikasi dan Mampu Telusur

d) Properti Pelanggan e) Pengawetan Produk

6) Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran

Standar ini menyatakan bahwa organisasi harus menilai dan merekam keabsahan hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan ditemukan tidak memenuhi persyaratan dan melakukan tindakan sesuai pada peralatan dan produk manapun yang terpengaruh.

h. ISO 9001:2008 dan Delapan Prinsip Manajemen

Wawan Setyawan (2009) mengatakan bahwa SMM ISO 9001:2008 fokus pada efektivitas proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana dalam setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi. Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi ISO 9001 ini adalah delapan prinsip manajemen mutu, yaitu:

1) Customer focus: Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk memuaskan customer.

2) Leadership: top management berfungsi sebagai leader dalam mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap elemen organisasi

3) Keterlibatan semua orang: Semua elemen dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi


(38)

commit to user

kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas, pada fungsinya sebagai office boy.

4) Pendekatan proses: Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan

5) Pendekatan sistem ke manajemen: Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (manajemen) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah.

6) Perbaikan berkelanjutan: Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008

7) Pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan: Setiap keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008

8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok: Supplier bukanlah pembantu, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.

Wawan Setyawan (2009: 4) mengatakan “dengan delapan pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan”.

3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar


(39)

commit to user

meninjau pengertian prestasi belajar maka terlebih dahulu akan dijabarkan mengenai kata pembentuknya.

a. Pengertian Prestasi

Istilah prestasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

didefinisikan sebagai “hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) (1996) “Prestasi

adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan”.

Berdasarkan pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan yang telah dilakukan.

b. Pengertian Belajar

Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat penting, karena belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa sebagai peserta didik. Banyak ahli yang menjelaskan tentang pengertian belajar.

Slameto dalam Abdul Hadis (2008:60) mengatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan

lingkungannya.”

Muhibbin Syah (2008) mengatakan bahwa pengertian belajar dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: pertama, pengertian belajar ditinjau dari sudut jumlah (kuantitatif) merupakan kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Kedua, pengertian belajar ditinjau dari sudut kelembagaan (institusional) merupakan proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Ketiga, pengertian belajar ditinjau dari sudut kualitas (kualitatif) merupakan proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan


(40)

masalah-commit to user masalah yang sedang dan akan dihadapi siswa.

Wasty Soemanto (2006:104) mengatakan:

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusi melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunyaberkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas maka ada hal-hal pokok yang terdapat di dalam pengertian belajar. Hal-hal pokok tersebut anata lain:

1) Bahwa belajar itu membawa perubahan

2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru

3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha 4) Bahwa belajar adalah suatu proses

c. Pengertian Prestasi Belajar

Berdasarkan penjabaran mengenai prestasi dan belajar di atas bisa diakatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari kegiatan belajar. Hasil yang dicapai oleh siswa dari kegiatan belajar ini bisa diketahui melalui penilaian yang dilakukan setelah kegiatan belajar selesai dilaksanakan.

Menurut Muhibbin Syah (2008:91) prestasi belajar adalah “taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Sedangkan menurut Tulus Tu’u (2004:75) “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai


(41)

commit to user

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka nilai.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, yang secara umum faktor-faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar ini dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Slameto (2003) menjabarkan faktor internal dan eksternal ini sebagai berikut: 1) Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang

belajar seperti:

a) Faktor Jasmaniah, meliputi (1) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, atau gangguan fungsi alat indera. (2) Cacat tubuh

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.

b) Faktor Psikologis, meliputi (1) Intelegensi

Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.

(2) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali dalam Slameto (2003) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (3) Minat


(42)

commit to user

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

(4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar. (5) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.

2) Faktor Eksternal a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar


(43)

commit to user

dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.

b) Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya. c) Keadaan masyarakat

Siswa akan mudah terkena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Cipta Dharma (2007), penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan Kinerja pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95% . Hal ini berarti setiap kebijakan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara.

2. Nellye Rianty R Tamba (2008), penelitiannya berjudul Analisis Penerapan ISO 9001:2000 Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian Pada Hotel Santika. Hasil penelitiannya adalah Hotel Santika telah menerapkan standar ISO


(44)

commit to user

9001:2000 dengan baik. Ini tercermin pada manual mutu Hotel Santika dan hasil tingkat hunian yang telah dihitung.

C. Kerangka Berpikir

Bagi sekolah yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi agar sekolah tersebut tetap mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Ada beberapa target yang harus dipenuhi oleh sekolah untuk tetap mempertahankan sertifikat ISO 9001:2008. Apabila target tersebut tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu tertentu, maka sertifikat ISO 9001:2008 bagi sekolah tersebut akan dicabut. Target tersebut telah tercantum dalam persyaratan SMM ISO 9001:2008 dan tertuang dalam bentuk klausul. Terdapat delapan klausul di dalam SMM ISO 9001:2008, namun tidak semua klausul memuat target atau syarat tersebut. Klausul yang membahas tentang target adalah mulai dari klausul empat sampai dengan klausul delapan, yaitu: klausul 4) Sistem Manajemen Mutu, 5) Tanggung Jawab Manajemen, 6) Manajemen Sumber Daya, 7) Realisasi Produk dan 8) Pengukuran, Analisis dan Peningkatan. Dari keempat klausul tersebut terdapat salah satu klausul yang berkaitan erat dengan siswa, klausul tersebut adalah klausul 7) Realisasi Produk, yang terdiri dari:

1. Perencanaan Realisasi Produk

2. Proses yang Terkait dengan Pelanggan 3. Desain dan Pengembangan

4. Pembelian

5. Produksi dan Penyediaan Jasa

6. Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran.

Implementasi klausul Realisasi Produk dalam SMM ISO 9001:2008 tersebut akan dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan permasalahan tersebut maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(45)

commit to user

Gambar 2. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2010:26) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga implementasi realisasi produk dalam sistem manajemen mutu ISO

9001:2008 berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

2. Diduga perencanaan realisasi produk berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

3. Diduga proses yang terkait dengan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

4. Diduga desain dan pengembangan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

5. Diduga pembelian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

6. Diduga produksi dan penyediaan jasa berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

7. Diduga pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

Guru, Siswa, Kurikulum dan Sarana prasarana

Implementasi Realisasi Produk dalam Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008

1. Perencanaan Realisasi Produk 2. Proses yang Terkait dengan Pelanggan

3. Desain dan Pengembangan 4. Pembelian

5. Produksi dan Penyediaan Jasa 6. Pengendalian Peralatan Pemantauan dan

Pengukuran

Prestasi Belajar Siswa


(46)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Surakarta yang beralamat di Jl. LU. Adisucipto 38 Surakarta, Kode Pos 57142 Telp./Fax. (0271) 726036, website: http://www.smkn6solo.net.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan penelitian yang direncanakan dari bulan Agustus 2010 sampai dengan Januari 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2006:108) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 93 guru.

2. Sampel

Suharsimi Arikunto (2006:131) mengatakan “Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat menggambarkan keadaan dan sifat dari populasi yang diambil dengan teknik


(47)

commit to user tertentu.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi, dalam penelitian ini nilai e sebesar 0,1 (Husein Umar, 2008).

(dibulatkan)

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 49 guru, adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik simple random sampling karena setiap guru mempunyai hak yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

C. Teknik Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2006:222) menyatakan bahwa: “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu


(48)

commit to user

1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Sebelum menginjak pada bagaimana peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, peneliti harus menentukan jenis data terlebih dahulu. Dalam setiap penelitian, jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada tujuan penelitiannya.

Duwi Priyatno (2009) mengelompokkan jenis data menjadi dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, melainkan berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data kuantitatif.

b. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) mengatakan bahwa

“Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh”. Penelitian tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat,

melainkan di tempat yang sudah ditentukan.

Menurut Sugiyono (2010:137) “Data primer adalah data yang

langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumentasi”. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh langsung dari guru SMK Negeri 6 Surakarta selaku responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket, untuk memperoleh data mengenai implementasi Realisasi Produk dalam SMM ISO 9001:2008 di SMK Negeri 6 Surakarta. Data sekunder diperoleh dari SMK Negeri 6 Surakarta. Adapun bentuk dari data sekunder ini berupa daftar nilai siswa SMK Negeri 6 Surakarta semester gasal tahun ajaran 2010/2011.

2. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Definisi operasional, simbol dan skala pengukuran dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:


(49)

commit to user

a. Variabel Bebas

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Implementasi Realisasi Produk dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dengan sub variabel sebagai berikut:

1) Perencanaan Realisasi Produk a) Definisi Operasional:

Perencanaan realisasi produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan sekolah dalam merencanakan dan mengembangkan proses pendidikan yang mengacu pada visi, misi, kebijakan sekolah, dan mempertimbangkan hal-hal lain yang diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas lulusan.

b) Simbol dan Skala Pengukuran:

Simbol yang digunakan untuk variabel perencanaan realisasi produk adalah X1. Skala pengukuran yang digunakan untuk

variabel ini adalah skala Likert. 2) Proses yang Terkait dengan Pelanggan

a) Definisi Operasional:

Proses yang terkait dengan pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

(1) Kemampuan sekolah dalam menetapkan persyaratan yang berkaitan dengan hasil proses pendidikan.

(2) Kemampuan sekolah dalam meninjau persyaratan yang berkaitan dengan hasil proses pendidikan.

(3) Kemampuan sekolah dalam berkomunikasi dengan stakeholders.

b) Simbol dan Skala Pengukuran:

Simbol yang digunakan untuk variabel proses yang terkait dengan pelanggan adalah X2. Skala pengukuran yang digunakan untuk

variabel ini adalah skala Likert. 3) Desain dan Pengembangan


(1)

commit to user

c. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel proses yang terkait dengan pelanggan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

d. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel desain dan pengembangan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

e. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pembelian terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. f. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel produksi dan

penyediaan jasa terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

g. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

D.Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa seluruh variabel yang ada di dalam implementasi Realisasi Produk dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yaitu perencanaan realisasi produk, proses yang terkait dengan pelanggan, desain dan pengembangan, pembelian, produksi dan penyediaan jasa, pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

Peningkatan perencanaan realisasi produk akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa. Sebaliknya menurunnya perencanaan realisasi produk akan menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Penyusunan program kerja dan sasaran mutu yang sesuai dengan visi dan misi sekolah serta pertimbangan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan, hal ini menjadikan perencanaan realisasi produk berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.


(2)

commit to user

Peningkatan proses yang terkait dengan pelanggan akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa. Sebaliknya menurunnya proses yang terkait dengan pelanggan akan menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan hasil proses pendidikan serta komunikasi yang baik antara sekolah dengan stakeholders berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Peningkatan desain dan pengembangan akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa. Sebaliknya menurunnya desain dan pengembangan akan menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Rancangan serta pengendalian desain dan pengembangan proses pendidikan yang berupa kurikulum disesuaikan dengan kebijakan dinas pendidikan dan perkembangan dunia usaha dan dunia industri berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Rancangan dan pengembangan kurikulum ini mempunyai pengaruh paling besar terhadap prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan klausul lain dalam realisasi produk.

Peningkatan pembelian akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa. Sebaliknya menurunnya pembelian akan menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Pengelolaan pembelian sarana prasarana yang baik serta verifikasi kesesuaian antara sarana prasarana yang dibeli dengan kebutuhan siswa berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Peningkatan produksi dan penyediaan jasa akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa. Sebaliknya menurunnya produksi dan penyediaan jasa akan menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Pengendalian kegiatan belajar mengajar, identifikasi dan kemampuan telusur serta penanganan kepemilikan siswa dengan baik berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Peningkatan pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa. Sebaliknya menurunnya pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran akan menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Pemantauan dan pengukuran keberhasilan keberhasilan kegiatan belajar mengajar, alat yang digunakan untuk memantau keberhasilan kegiatan belajar mengajar yaitu pemberian tugas dan ujian kepada siswa berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.


(3)

commit to user BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan menggunakan uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis pertama penelitian yang menyatakan “terdapat pengaruh secara signifikan antara implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta” diterima atau terbukti kebenarannya.

2. Hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh nilai probabilitas keenam variabel bebas adalah sebesar 0,000; karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, dengan demikian hipotesis ke 2 hingga 7

penelitian yang menyatakan “variabel perencanaan realisasi produk (X1), proses yang terkait dengan pelanggan (X2), desain dan pengembangan (X3), pembelian (X4), produksi dan penyediaan jasa (X5), dan pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran (X6) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 6 Surakarta” diterima atau terbukti kebenarannya

3. Persamaan garis regresi Y = -2,094 + 0,691 X1 + 0,5 X2 + 0,906 X3 + 0,42 X4 + 0,548 X5 + 0,548 X6. Dalam persamaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk masing-masing variabel adalah perencanaan realisasi produk = 0,691; proses yang terkait dengan pelanggan = 0,5; desain dan pengembangan = 0,906, pembelian = 0,42; produksi dan penyediaan jasa = 0,548, dan pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran = 0,548. Nilai koefisien regresi terbesar adalah 0,906 yaitu untuk variabel desain dan pengembangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari keenam variabel bebas yang memiliki


(4)

commit to user

pengaruh paling besar terhadap prestasi belajar siswa (Y) adalah variabel desain dan pengembangan (X3).

B.Implikasi

Implikasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penetapan program kerja, standar kelulusan siswa dan sasaran mutu yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah membawa pengaruh yang besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk itu sekolah harus meninjau kesesuaian antara penetapan program kerja, standar kelulusan siswa dan sasaran mutu dengan visi, misi dan tujuan sekolah.

2. Proses pendidikan yang berkaitan dengan pelanggan membawa dampak

positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Proses pendidikan ini meliputi penetapan persyaratan bagi calon siswa baru dan stakeholders, serta komunikasi dengan pelanggan. Untuk itu sekolah harus menetapkan dan meninjau kesesuaian persyaratan penerimaan siswa baru dan stakeholders dengan kebijakan sekolah dan harapan pelanggan. Selain itu sekolah harus tetap menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan.

3. Peran rancangan dan pengembangan kurikulum terhadap peningkatan prestasi

belajar siswa sangat besar karena kompetensi yang diberikan kepada siswa mengacu pada kurikulum. Untuk itu kurikulum yang digunakan harus selalu disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha dan dunia industri.

4. Pembelian dalam ruang lingkup sekolah adalah pembelian sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Pembelian sarana prasarana yang tepat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk itu sekolah harus menetapkan prosedur pembelian, informasi pembelian yang jelas serta mempertimbangkan kesesuaian antara sarana prasarana yang dibeli dengan kebutuhan siswa.

5. Pengendalian kegiatan belajar mengajar membawa dampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk itu sekolah harus berusaha untuk mengendalikan kegiatan belajar mengajar ini dengan cara memberikan


(5)

commit to user

himbauan kepada guru agar selalu menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya, selain itu sekolah harus membuat buku administrasi guru, jurnal pembelajaran, serta presensi siswa.

6. Pemantauan keberhasilan kegiatan belajar mengajar serta pengendalian sarana pemantauannya membawa dampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk itu sekolah harus selalu mengendalikan sarana pemantauan keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan cara menghimbau guru untuk memberikan nilai secara obyektif, memberikan tugas dan soal ujian yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Selain itu sekolah harus memastikan bahwa jurnal pembelajaran dan administrasi guru telah diisi oleh guru sehingga keberhasilan kegiatan belajar mengajar bisa dicapai.

C.Saran

Setelah menyimpulkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran-saran kepada SMK Negeri 6 Surakarta sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk klausul proses yang terkait dengan pelanggan, indikator yang paling rendah adalah tinjauan persyaratan penerimaan siswa baru. Maka dari itu hendaknya setiap tahun sekolah meninjau kesesuain antara persyaratan penerimaan siswa baru dengan perubahan kebijakan sekolah agar sekolah bisa mendapatkan input (siswa baru) yang berkualitas.

2. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk klausul pembelian, indikator yang paling rendah adalah kesesuaian antara sarana prasarana yang dibeli dengan kebutuhan siswa. Maka dari itu hendaknya sekolah membeli sarana prasarana pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga bisa menunjang kualitas pembelajaran di sekolah.

3. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk klausul produksi dan penyediaan jasa, indikator yang paling rendah adalah kesiapan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Maka dari itu hendaknya guru benar-benar menguasai materi pelajaran yang disampaikan


(6)

commit to user

kepada siswa sehingga siswa bisa lebih memahami materi yang disampaikan tersebut.

4. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk klausul pengendalian peralatan pementauan dan pengukuran, indikator yang paling rendah adalah pemeriksaan buku administrasi guru. Maka dari itu hendaknya sekolah melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap pengisian buku administrasi guru sehingga keberhasilan kegiatan belajar mengajar bisa selalu dipantau dan diukur.