Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan studi kasus pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

(1)

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: ADI PRIYONO

051334081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(2)

i

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: ADI PRIYONO

051334081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(3)

(4)

(5)

i v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya 2. Bunda Maria

3. Ibu saya tercinta 4. Kakak-kakakku

5. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini 6. Teman – teman


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Adi Priyono

Nomor Mahasiswa : 051334081

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, menditribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebaagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Agustus 2010 Yang menyatakan

Adi priyono

 

 

 


(8)

v M OT T O

Dan ket ahuil ah, Aku menyer t ai kamu sampai senant iasa sampai kepada akhir zaman

( M at eus 27; 20)

T ak ada kat a gagal sel ama kit a bel um mencobanya, kar ena kegagal an yang sebenar nya adal ah kar ena kit a t idak mau mencoba dan ber usaha.


(9)

viii ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Studi Kasus Pada Guru SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo

Adi Priyono 051334081

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi; (2) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan gur u dalam sosialisasi program sertifikasi; (3) pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalibawang Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD se Kecamatan Kalibawang. Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner. Teknik analisis data penelitian digunakan uji Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi (?=0,002< a=0,05); (2) ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi (?=0,007< a=0,05); (3) ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru (?=0,000< a=0,05).


(10)

ix ABSTRACT

TEACHERS’ UNDERSTANDING TOWARDS PORTFOLIO ASSESSMENT OF TEACHERS’ PROFESSIONAL CERTIFICATION

A Case Study on Elementary School Teachers in Kalibawang District Kulon Progo Regency

Adi Priyono 051334081

Sanata Dharma University Yogyakarta

2010

This study is aims to find out teachers’ understanding towards the assessment of teachers’ professiona l certification perceived from: (1) their participation on certification program; (2) their participation on the socialization of certification program; (3) their status as civil servants.

This study was conducted in Kalibawang District, Kulon Progo Regenc y. Population for this study was the elementary teachers covered in Kalibawang District. Data gathering technique was questionnaire. Data analyzing technique was Chi-Square Test.

The results are there are different understandings towards the assessment of teachers’ professional certification perceived from: (1) their participation on certification program (?=0,002<a=0,05); (2) their participation on the socialization of certification program (?=0,007<a=0,05); (3) their status as civil servants (?=0,000<a=0,05).


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi, sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan,


(12)

xi

semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

8. Ibuku tercinta, Mas Jiang, Mbak Yul, Mbak Nopin, Mas Supri, Mbak Lusi dan Alfa, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.

9. Buat Seseorang yang belum bisa disebut namanya karena penulis belum menemukan.

10.Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya.


(13)

xii

11.Buat “Komandan” Fx Eka W.W.,S.Pd dan Mas Dwi “PAK 01” terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

12.Angkatan 2005 “Budiman, Febran, Krismanto, Copi, Marboim, Asih, Ertyn, Singgih, Bangkit, Lilik, Yansen, Arnon, Villa,Yanto, Itok. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

13.Buat teman-teman seperjuangan di ndondong dan sekitarnya; Mas Hendri Jangkrik, Asih” Jonet”, Nanang, Budi” kluk-kluk”, Mang Yulfan, Mbah Naruto, Fitri, Mas Bambang“ Kutuk”, Dewol, Disa, Karno, Agus, Arip” Blend”. Terima kasih atas bantuan dan dukunganya selama ini.

14.Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2005.

15.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2010


(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5


(15)

xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 7

1. Pengertian Sertifikasi ... 7

2. Penjelasan Komponen Portofolio ... 9

3. Ketentuan Kelulusan ……….. 14

4. Tujuan Sertifikasi ………... 15

5. Manfaat Sertifikasi ………. 15

6. Program Sertifikasi Guru ………... 16

B. Guru ... 18

C. Status Kepegawaian Guru ... 19

D. Kerangka Berpikir ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

D. Populasi Penelitian ... 25

E. Operasionalisasi Variabel ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 28

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 40


(16)

xv

B. Uji Prasyarat Analisis ... 49 C. Pengujian Hipotesis ... 52 D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71 B. Keterbatasan ... 72 C. Saran ... 72 Daftar Pustaka


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Pemetaan Komponen Portofolio ……….………… 9 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru …….…….………… 26 3.2 Tabel Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru ……..………... 27 3.3 Tabel Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sertifikasi .. 28 3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi .. 28 3.5 Tabel Operasionalisasi Variabel Status Kepegawaian Guru ………. 28 3.6 Tabel Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Guru terhadap …… 30 3.7 Tabel Rangkuman Hasil Uji Releabilitas Instrumen Penelitian ………… 33 4.1 Tabel Sebaran Responden Penelitian ………. 40 4.2 Tabel Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru dalam

Sertifikasi Guru dalam Jabatan ……….. 41 4.3 Tabel Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru dalam

Sosialisasi Program Sertifikasi ………... 42 4.4 Tabel Deskripsi Responden Menurut Status Guru ………. 43 4.5 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ……… 45 4.6 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari

Keikutsertaan Guru dalam Program Sertifikasi ………. 46 4.7 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari

Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi ………... 47 4.8 Tabel Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari

Status Kepegawaian Guru ……….. 48 4.9 Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian ………….. 49 4.10 Tabel Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ………. 51 4.11 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru ditinjau dari Keikutsertaan Guru dalam

Program sertifikasi ………. 52 4.12 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian


(18)

xvii

Sosialisasi Program sertifikasi ………... 55 4.13 Tabel Pengujian Perbedaan Pemahaman Guru Terhadap Penilaian


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 75

Lampiran 2 Output Realibilitas dan Validitas ... 85

Lampiran 3 Penilaian Acuan Patokan PAP tipe II ... 87

Lampiran 4 Rata-rata dan Standar Deviasi ... 89

Lampiran 5 Data Induk ... 91

Lampiran 6 Input data Validitas dan Reabilitas ... 103

Lampiran 7 Output Normalitas dan Homogenitas... 105

Lampiran 8 Output uji Hipotesis ... 110

Lampiran 9 Rubrik Penilaian Portofolio ... 112

Lampiran 10 Tabel Nilai- nilai r Product Moment dan Chi Kuadrat ... 120


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan umum pembangunan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia merupakan kebutuhan yang penting bagi peningkatan sumber daya manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pend idikan yang rendah di Indonesia membuat pembangunan bangsa menjadi terganggu. Agar dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan yang mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Untuk mewujudkan tujuan ini, pemerintah melakukan berbagai perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan adalah serangkaian suatu proses berkelanjutan yang mengarahkan anak dengan metode- metode tertentu sehingga anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang kesemuanya menunjang perkembangan anak (Winkel, 2004:29).

Guru memiliki andil yang besar pada berhasil dan tidaknya suatu pendidikan. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan berada di titik sentral dalam setiap usaha reformasi pendidikan ke arah perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif. Setiap upaya peningkatan


(21)

melalui pembaruan kurikulum, pengembangan model pembelajaran, penyediaan fasilitas pendidikan, dan hal- hal yang sejenisnya hanya akan berarti jika melalui keterlibatan guru dan juga kreatifitas guru tersebut. Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, perlu dikembangkan sebagai tenaga pendidik yang berpotensi dan ahli dalam bidangnya. Guru yang berpotensi berarti guru yang bersangkutan mampu menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Tidak hanya itu saja, tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan karena pada saat ini banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil, tetapi tidak memiliki tanggung jawab dala m menyumbangkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat dan bangsa. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya standar kompetensi dan sertifikasi guru, agar guru-guru memenuhi standar dan lisensi sesuai dengan profesinya.

Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.


(22)

Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional,2007:1).

Uji sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik, sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi guru di tanah air. Selain meningkatkan kualitas guru, sertifikasi menunjukkan pengakuan dari pemerintah terhadap profesi guru. Sertifikasi mengajar ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena berdasarkan sertifikasi ini guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas terutama yang berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh. Dengan demikian guru akan lebih termotivasi dalam kerja yang berkembang, dan produktif karena kesejahteraan mereka meningkat. Namun sekarang ini ada perbedaan dalam pemahaman terhadap program sertifikasi, terlebih- lebih dalam penyusunan porfolio. Oleh sebab itu muncul dan berkembang pemahaman yang berbeda terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini disebabkan adanya ketentuan-ketentuan administrasi dan uji kompetensi yang harus dipenuhi seorang guru.


(23)

Penelitian ini akan memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

Di Kabupaten Kulon Progo, khususnya di Kecamatan Kalibawang, banyak guru masih kurang memahami penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Program sertifikasi ini telah disosialisasikan kepada guru-guru, terutama yang akan mengikuti sertifikasi. Tetapi dengan adanya komponen-komponen portofolio yang cukup banyak, hal itu menyebabkan guru lebih fokus dalam menyusun/mempersiapkan komponen-komponen tersebut. Dengan kata lain, sosialisasi program sertifikasi tidak begitu diperhatikan. Hal inilah yang menyebabkan banyak guru kurang memahami bagaimana penilaian portofolio dan mereka tidak paham berapa skor yang harus dicapai untuk dapat lulus dalam penilaian portofolio.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”, Penelitian merupakan studi kasus pada guru Sekolah Dasar di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan guru dalam penilaian portofolio, ditinjau dari keikutsertaan guru


(24)

dalam program sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status kepegawaian guru.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi?

2. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi?

3. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi.


(25)

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofo lio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. 4. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan sekolah akan semakin meningkatkan kualitas dengan menyediakan guru yang berkompetensi sehingga tercipta siswa yang bermutu.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 1. Pengertian Sertifiaksi

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.

Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acua n bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2009.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada


(27)

guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagi guru dalam interval waktu tertentu. Komponen portofolio mencakup (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Setiap komponen portofolio dapat memberikan gambaran satu atau lebih kompetensi guru peserta sertifikasi, dan secara akumulatif dari sebagian atau keseluruhan komponen portofolio merefleksikan


(28)

keempat kompetensi guru yang bersangkutan. Pemetaan kesepuluh komponen portofolio dalam konteks kompetensi guru disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pemetaan Komponen Portofolio

Kompetensi Guru No. Komponen Portofolio

(Sesuai Permendiknas No. 18 2007) Ped. Kepr. Sos. Prof.

1. Kualifikasi Akademik V V

2. Pendidikan dan Pelatihan V V

3. Pengalaman Mengajar V V V

4. Perencanaan dan Pelaksanaan

Pembelajaran V V

5. Penilaian dari Atasan dan Pengawas V V

6. Prestasi Akademik V V V

7. Karya Pengembangan Profesi V V

8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah V V V 9. Pengalaman Menjadi Pengurus

Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial

V V

10. Penghargaan yang Relevan dengan

Bidang Pendidikan V V V V

2. Penjelasan Komponen Portofolio

Penjelasan komponen portofolio ini dikutip dari buku Pedoman Penyusunan Portofolio (Depdiknas 2010; 5), sebagai berikut:

1. Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang belum memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai Ketentuan Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila sudah mencapai usia


(29)

50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.

2. Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan ke dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara. Bukti fisik untuk workshop/lokakarya berupa sertifikat/ piagam disertai hasil karya. Apabila sertifikat workshop/lokakarya tidak mencantumkan lama waktu pelaksanaan dan hasil karya dikategorikan sebagai forum ilmiah. Komponen pendidikan dan pelatihan hanyadinilai untuk kategori relevan (R) dan kurang relevan (KR), sedangkan yang tidak relevan (TR) tidak dinilai. Relevan apabila materi diklat secara langsung meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional; contoh guru matematika mengikuti diklat KTSP. Kurang relevan apabila materi diklat mendukung kinerja profesional guru; contoh guru matematika mengikuti diklat ESQ. Tidak relevan apabila materi diklat tidak mendukung kinerja profesional guru; contoh guru matematika mengikuti diklat tata rias pengantin dan menjahit.

3. Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan).

4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu. Perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya memuat perumusan tujuan/ kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/ media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar. Bukti fisik perencanaan pembelajaran berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RPP/RP/SP) hasil karya guru yang bersangkutan sebanyak lima satuan yang berbeda. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang terdapat dalam Bagian II. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling atau konselor,


(30)

dokumen ini berupa program pelayanan bimbingan dan konseling (PPBK) yang akan dilaksanakan. Program pelayanan bimbingan dan konseling ini memuat: nama program, lingkup bidang (pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/ budi pekerti), yang di dalamnya berisi tujuan, materi kegiatan, strategi, instrumen dan media, waktu kegiatan, biaya, rencana evaluasi dan tindak lanjut. Bukti fisik program pelayanan bimbingan dan konseling berupa dokumen program pelayanan bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, dan akhlak mulia/budi pekerti yang dibuat oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor yang bersangkutan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang tercantum dalam Bagian II.

Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaraKinerja guru tersebut meliputi tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan pembelajaran berupa dokume n hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Penilaian tersebut menggunakan format yang tercantum dalam Bagian II. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling atau konselor, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam mengelola dan mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan/ belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa: agenda kerja guru bimbingan dan konseling, daftar konseli (siswa), data kebutuhan dan permasalahan konseli, laporan bulanan, laporan semesteran/tahunan, aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung) dan laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. Bukti fisik pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling berupa fotokopi rekaman/dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang dibuat oleh guru yang bersangkutan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaian yang tercantum dalam Bagian II.

5. Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek yang dinilai meliputi (1) ketaatan menjalankan ajaran agama, (2) tanggung jawab, (3) kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) keteladanan, (6) etos kerja, (7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan


(31)

menerima kritik dan saran, (9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampua n bekerjasama. Penilaian dilakukan dengan Format Penilaian Atasan yang tercantum pada Bagian II.

6. Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baiktingkat . Komponen ini meliputi sebagai berikut.

a. Lomba karya akademik, yaitu juara lomba akademik atau karya akademik (juara I, II, atau III) yang relevan dengan bidang studi/ bidang keahlian, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.

b. Karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan adalah karya guru yang bersifat inovatif (belum ada sebelumnya) dan bermanfaat bagi masyarakat (minimal tingkat kabupaten/kota). c. Sertifikat keahlian/keterampilan tertentu pada guru SMK dan guru

olahraga, dan capaian skor TOEFL.

d. Pembimbingan teman sejawat, yaitu guru yang melaksanakan tugas sebagai instruktur, guru inti, tutor, pembimbingan guru yunior, dan pamong PPL calon guru.

e. Pembimbingan siswa sampai mencapai juara (juara I, II, atau III) atau tidak mencapai juara sesuai dengan bidang studi/keahliannya. Bukti fisik kompone n ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan disertai bukti relevan yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

7. Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Komponen ini meliputi hal- hal sebagai berikut.

a. Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional;

b. Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;

c. Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal EBTANAS/UN/UASDA;

d. Modul/diktat cetak local yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester;

e. Media/alat pembelajaran dalam bidangnya;

f. Laporan penelitian di bidang pendidikan (individu/kelompok); dan

g. Karya teknologi (teknologi tepat guna) dan karya seni (patung, kriya, lukis, sastra, musik, tari, suara, dan karya seni lainnya) yang relevan dengan bidang tugasnya.


(32)

Bukti fisik karya pengembangan profesi berupa sertifikat/piagam/surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil karya, laporan penelitian, dan bukti fisik lain yang relevan.

.

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam ilmiah (seminar, semiloka, simposium, sarasehan, dikusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai nara sumber/ pemakalah maupun peserta. Komponen dibedakan ke dalam kategori relevan (R) dan tidak relevan (TR). Relevan apabila tema/ materi forum ilmiah mendukung kinerja profesional guru; contoh guru mengikuti seminar pengembangan profesional guru. Tidak relevan apabila tema/ materi forum ilmiah tidak mendukung kinerja profesional guru; contoh guru bidang studi Bahasa Indonesia mengikuti seminar ketahanan pangan di Indonesia. Bukti fisik keikutsertaan dalam forum ilmiah berupa makalah dan sertifikat/ piagam bagi nara sumber/ pemakalah, dan sertifikat/ piagam bagi pesreta.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonensia (ISMaPI), Asosiasi Pendidikan Khusus Indonesia (APKHIN), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan (takmir masjid, pembina gereja, dll yang sejenis). Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala urusan, ketua jurusan, ketua program keahlian, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, wali kelas (guru kelas SD/TK), dan kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR, dll), tidak termasuk kepanitiaan. Bukti fisik komponen ini adalah foto kopi surat keputusan atau surat keterangan.

10.Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan adalah penghargaan yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik dan/atau bertugas di Daerah Khusus dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu,


(33)

hasil, lokasi/ geografis), dan kualitatif (komitme n, etos kerja), baik pada tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Contoh penghargaan yang dapat dinilai antara lain tingkat nasional: Satyalencana Karya Satya 10 Tahun, 20 Tahun, dan 30 Tahun; tingkat propinsi/kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan/satuan pendidikan: penghargaan guru favorit/guru inovatif, dan penghargaan lain sesuai dengan kekhasan daerah/penyelenggara. Contoh penghargaan yang tidak dinilai antara lain penghargaan panitia pemilu (KPPS), penghargaan dari partai, penghargaan KB lestari. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

3. Ketentuan Kelulusan

Batas minimal kelulusan (passing grade) adalah 850, dengan mengikuti ketentuan pengelompokan sepuluh komponen portofolio ke dalam unsur A, B, dan C sebagai berikut :

a. Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok

Unsur kualifikasi dan tugas pokok terdiri atas tiga komponen, yaitu: 1. Kualifikasi akademik

2. Pengalaman mengajar

3. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Total skor unsur A minimal 340, semua komponen pada unsur ini tidak boleh kosong, dan skor komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (A.3) minimal 120.

b. Unsur Pengembangan Profesi

Unsur pengembangan profesi terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Pendidikan dan pelatihan

2. Penilaian dari atasan dan pengawas 3. Prestasi akademik

4. Karya pengembangan profesi

Total skor unsur B minimal 300, khusus untuk guru yang

ditugaskan pada daerah khusus minimal 200, dan skor komponen penilaian dari atasan dan pengawas (B.2) minimal 35.

c. Unsur Pendukung Profesi

Unsur pendukung profesi terdiri atas tiga komponen, yaitu : 1. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

2. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial 3. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Total skor unsur C tidak boleh nol.


(34)

4. Tujuan Sertifikasi

Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2006:35), mengungkapakan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal- hal sebagai berikut:

a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Membantu dan melindungi lembaga penyenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan intrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru yang dikemukakan oleh Wibowo dalam Mulyasa (2006:35), yaitu:

a. Pengawasan Mutu

1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.

2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan. 3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada

waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.

4) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

b. Penjamin Mutu

1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna. 2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para

pelanggan/pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan ketrampilan tertentu.


(35)

6. Program Sertifikasi Guru

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik dan kopentensi sesuai dengan persyaratan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan tertentu dan sertifikasi guru.

Program sertifikasi guru atau pendidik, berisi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Secara umum menurut Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), kompetensi pedagogik lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan memahami siswa, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik, menyampaikan bahan kepada siswa, dan bagaimana siswa dapat aktif belajar sehingga menguasai bahan dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan guru dalam mencerminkan kebribadian yang mantap, bertaqwa, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulusujian kopetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan siswa berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran bidang studi yang dipegangnya, maksudnya menguasai bahan ajar dan juga latar belakang bahan itu sehingga dapat mengajarkan dengan baik dan benar. Kompetensi sosial


(36)

menyangkut kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan sis wa, guru yang lain, kepala sekolah, masyarakat dan orang tua wali

Guru yang mempunyai kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus mengikuti ujian sertifikasi. Begitu pula bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai ketentuan Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008. Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi itu dilakukan dalam bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Komptensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan, dan pelatihan, penglaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan karya pengembangan profesi.


(37)

Guru yang sudah mengikuti ujian sertifikasi berhak mendapat sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan profesi. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan terhadap penguasaan kompetensi pada bidang pekerjaaan tertentu, yang diberikan oleh satuan pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi yang diakreditasi.

Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Peningkatan Mutu.

B. Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah


(38)

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

C. Status Kepegawaian Guru

Guru meliputi semua orang di sekolah-sekolah yang bertanggung jawab dalam pendidikan para murid. Status (kedudukan) yang dipergunakan dalam hubungannya dengan guru- guru berarti martabat atau penghargaan yang diberikan kepada mereka, sebagai tingkat pengakuan atas pentingnya fungsi mereka serta atas kemampuan mereka dalam melakukannya dan persyaratan kerja, penggajian serta keuntungan-keuntungan materi lainnya yang diberikan kepada mereka dibandingkan dengan golongan- golongan karya la innya.

Yang dimaksud dengan status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial. Menurut (Sahertian,1994:10), di dalam pendidikan, status guru itu terdiri atas :

1. Guru Negeri adalah guru yang diangkat dan bekerja dalam suatu instansi milik pemerintah, guru yang diperkerjakan di suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh negara.


(39)

2. Guru swasta adalah guru yang diangkat oleh suatu yayasan tertentu dan digaji oleh yayasan atau lembaga tersebut. Guru swasta masih dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti :

a. Guru Honorer adalah guru yang bekerja karena diangkat oleh yayasan atau lembaga tertentu dan digaji oleh yayasan tersebut tetapi belum mengajar penuh atau dapat dikatakan sebagai guru bantu.

b. Guru Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan dan sudah berstatus sebagai guru tetap dari yayasan.

c. Guru Tidak Tetap Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan tetapi statusnya belum tetap.

d. Guru bantu adalah salah satu status guru yang harus disandang sejumlah pengajar, di luar status lain seperti guru PNS, guru CPNS, atau guru wiyata bakti. Guru bantu bukan guru CPNS, apalagi guru PNS.

D. Kerangka Berpikir

1. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Program Sertifikasi

Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun non gelar baik di dalam maupun di luar negeri. Guru yang satu dengan guru yang lain ada kemungkinan mempunyai tingkat pendidikan formal yang berbeda-beda. Jenjang pendidikan formal guru merupakan jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh guru. Pada umumnya guru ditingkat pendidikan SD sudah menempuh pendidikan D2 PGSD, tetapi sudah banyak juga guru yang sudah menempuh jenjang pendidikan S-1 atau D-4.


(40)

Jenjang pendidikan guru yang berbeda diduga akan menimbulkan pemahaman dalam penilaian portofolio yang berbeda pula. Perbedaan itu menyangkut tentang ketelitian dan kejelian dalam memahami penilaian portofolio. Guru yang berijazah S-1 tentu saja berbeda dengan guru yang berijazah SPG, D-II, dan D-III dalam memahami penilaian portofolio. Diduga kuat bahwa guru yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih jeli dan teliti serta lebih mudah mengerti di dalam point-point penilaian portofolio, sehingga mereka dapat memperkirakan capaian skor portofolio mereka.

2. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Sosialisasi Program Sertifikasi.

Semua guru yang sudah ditetapkan sebagai peserta uji sertifikasi harus mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan. Tujuan dari sosialisasi tersebut agar guru lebih jelas tentang program sertifikasi itu sendiri, memahami prosedur-prosedur penyusunan portofolio, dan dapat melakukan penilaian portofolio. Bagi guru yang sudah mengikuti sosialisasi akan lebih mudah dalam penyusunan portofolio dan dapat mengetahui hasil penilaiannya. Berbeda dengan guru yang belum/tidak mengikuti sosialisasi, mereka akan merasa kebingungan dan juga kurang paham mengenai penilaian portofolionya.

3. Pemahaman guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru.


(41)

Guru yang bekerja dalam suatu instansi tertentu akan mempunyai pemahaman yang berbeda-beda terhadap uji serifikasi. Hal ini disebabkan guru yang bekerja di suatu instansi atau sekolah baik negeri maupun swasta mempunyai status yang berbeda-beda. Ada guru swasta yang berstatus sebagai guru tetap suatu yayasan, tetapi ada juga yang berstatus belum tetap oleh yayasan. Demikian juga guru-guru yang bekerja di sekolah negeri, ada yang sudah menjadi guru PNS dan ada juga yang masih menjadi guru tidak tetap atau honorer.

Status guru merupakan status dimana guru adalah guru tetap yang berstatus PNS maupun guru tetap yang berstatus non-PNS. Perbedaan status kepegawaian guru akan menimbulkan pemahaman yang berbeda terhadap penilaian portofolio. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam mendapatkan kuota dalam program sertifikasi. Sebagai guru swasta dalam memahami penilaian portofolio kurang begitu sungguh-sungguh, karena kesempatan untuk menjadi peserta uji sertifikasi sangat kecil, lebih-lebih untuk para guru swasta yang berstatus tidak tetap. Berbeda dengan guru negeri (PNS) yang tinggal menunggu giliran untuk menjadi peserta program sertifikasi, oleh sebab itu mereka lebih sungguh-sungguh mempersiapkan komponen-komponen yang harus dipersiapkan, termasuk dalam penilaian portofolio. Jadi para guru negeri (PNS) lebih memahami tentang penilaian portofolio dibandingkan dengan guru swasta.


(42)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan dalam program sertifikasi. 2. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan dalam sosialisasi program sertifikasi.

3. Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi kasus, yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005:23). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku terbatas pada subjek atau objek yang diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada guru- guru SD, di Kabupaten Kulon Progo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri dan SD Swasta di Kabupaten Kulon Progo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret-April 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SD, di Kabupaten Kulon Progo. 2. Objek Penelitian


(44)

Objek penelitian adalah pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

D. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakter yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD, di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Jumlah populasi penelitian adalah kurang lebih 214 guru.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini adalah keikutsertaan guru dalam program sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status kepegawaian guru sebagai variabel bebas, dan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan sebagai variabel terikat. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada kemampuan guru dalam melakukan penilaian portofolio. Berikut ini disajikan operasional variabel penelitian:

1. Variabel Pemahaman Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam


(45)

menjalankan tugas dalam interval waktu tertentu. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan, disebutkan komponen portofolio meliputi: (a) kualifikasi akademik; (b) pendid ikan dan pelatihan; (c) pengalaman mengajar; (d) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; (e) penilaian dari atasan dan pengawas; (f) prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h) keikutsertaan dalam forum ilmiah; (i) pengalaman organisasi di bidang ilmiah; dan (j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Ke-10 komponen portofolio tersebut, merupakan penjabaran dari kompetensi guru yang harus dipenuhi guru dengan cara mengumpulkan dokumen dan disusun dengan sistematika sebagaimana diatur dalam surat Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas tentang pedoman penyusunan portofolio. Secara umum dimensi program sertifikasi guru dalam jabatan mencakup empat kompetensi pokok guru, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Pe mahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Dimensi Komponen Portofolio Petanyaan

a. Aspek kompetensi pedagogik

1. Kualifikasi Akademik 2. Pendidikan dan Pelatihan 3. Pengalaman mengajar

4. Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran

1,2,3 4,5,6 7,8,9


(46)

b. Aspek kompetensi kepribadian

5. Penilaian dari Atasan dan Pengawas

6. Prestasi Akademi

13,14 15,16,17,18 c. Aspek kompetensi sosial d. Aspek kompetensi profesional

7. Karya pengembangan profesi 8. Keikutsertaan dalam forum

ilmiah

9. Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial.

10.Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

19,20,21

22,23,24

25,26,27,28

29

Komponen-komponen tersebut dituangkan dalam bentuk pertanyaan dan masing- masing item pertanyaan diukur dengan memberikan skor sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Operasionalisasi Variabel Pemahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Jawaban Skor

Benar 1 Salah 0

2. Variabel keikutsertaan dalam program sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi adalah keikutsertaan guru dalam mengikuti uji sertifikasi, baik yang belum/tidak lulus dan yang lulus sertifikasi.


(47)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Program Sertifikasi

Keterangan Skor Sudah mengikuti 1 Belum mengikuti 0

3. Variabel keikutsertaan dalam sosialisasi program sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi adalah keikutsertaan guru dalam mengikuti sosialisasi program sertifikasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan.

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Keikutsertaan Guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi

Keterangan Skor Sudah mengikuti 1 Belum mengikuti 0

4. Variabel Status Kepegawaian Guru

Status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial sekolah. Pemberian peringkat dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Status Kepegawaian Guru

No Status Skor

1. Guru Negeri (PNS) 3 2. Guru Swasta Tetap Yayasan 2 3. Guru Tidak Tetap atau Honorer


(48)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam progaram sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi, dan status kepegawaian guru.

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 2002:146) yaitu :

(

)( )

(

)

{

å

å

}

{

å

( )

å

}

å

å

å

-= 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy


(49)

Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi X dan Y dengan taraf signifikan (a) = 5% N = jumlah subyek

SX = jumlah nilai (skor) maksimum pernyataan responden

SY = total nilai (skor) pernyataan responden

SX2 = jumlah skor kuadrat variabel X

SY2 = jumlah skor kuadrat variabel Y

Berdasarkan hasil penelitian koefisien nilai rxy, jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya

maka butir soal tersebut tidak valid.

Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan terhadap item- item pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabtan. Uji validitas ini dilakukan pada tiga puluh dua (32) butir pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Rangkuman uji validitas untuk pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru

Butir No.

Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,880 Valid

2 0,361 0,845 Valid


(50)

4 0,361 0,872 Valid

5 0,361 0,842 Valid

6 0,361 0,842 Valid

7 0,361 0,842 Valid

8 0,361 0,857 Valid

9 0,361 0,867 Valid

10 0,361 0,867 Valid

11 0,361 0,878 Valid

12 0,361 0,842 Valid

13 0,361 0,842 Valid

14 0,361 0,842 Valid

15 0,361 0,873 Valid

16 0,361 0,857 Valid

17 0,361 0,842 Valid

18 0,361 0,845 Valid

19 0,361 0,855 Valid

20 0,361 0,864 Valid

21 0,361 0,842 Valid

22 0,361 0,840 Valid

23 0,361 0,843 Valid

24 0,361 0,857 Valid

25 0,361 0,842 Valid

26 0,361 0,869 Valid

27 0,361 0,840 Valid

28 0,361 0,840 Valid

29 0,361 0,840 Valid

30 0,361 0,845 Valid

31 0,361 0,861 Valid


(51)

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa dari ke tiga puluh dua item pertanyaan tersebut adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (a) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa semua nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel pemahaman guru terhadap penilaian portotofolio sertifikasi guru ditinjau dari keikutsertaan guru dalam progaram sertifikasi adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil, hasilnyapun tetap akan sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002 :171) yaitu :


(52)

(

)

úúû ù ê ê ë é -ú û ù ê ë é -=

å

2 1 2 11 1 1 s sb k k r

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau butir soal

Ssb2 = jumlah varians butir

s12 = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika nilai koefisien alpha <0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Iman Gozhali (2001).

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Pemahaman guru

terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru

0,239 0,857 Andal

Variabel pemahaman guru terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru dalam jabatan:


(53)

Dari tiga puluh dua pertanyaan pada variabel terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,857. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (a) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,857 > 0,60). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel terhadap penilaian portofilio sertifikasi guru dapat dikatakan andal.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menyajikan data dari variabel keikutsertaan guru dalam program sertifikasi, keikutsertaan guru dalam sosialisasi sertifikasi, dan status kepegawaian guru, dalam bentuk tabel. Pendeskripsian data dilakukan dengan menghitung nilai mean, median, modus dan standar deviasi.

2. Pengujian Normalitas a. Pengjian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala- gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002:36):


(54)

( )

X S

( )

X F

maksimum

D= o - n

Dimana :

D = Deviasi max

F0 (X) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila nilai probabilitas (?) yang diperoleh melalui perhitungan > taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan apabila nilai probalitias (?) yang diperoleh melalui perhitungan taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Pengujian Homogenitas

Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok berasal dari populasi yang sama. Kesamaan karakterisme dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok berarti kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama. Untuk pengujian komparatif digunakan Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono, 1991:198-200). Dalam rangka pengujian dengan ANOVA, maka dicari varians data dengan rumus sebagai berikut berikut:

n X X n i i

å

= = 1 __ 1 1 2 __ -÷ ø ö ç è æ -=

å

= n X X S n i i


(55)

Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

... ...

=

Nilai F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel, dengan dk pembilang ?a- 1 dan dk penyebut ?c-1. Apabila Fhitung < Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan dianalisis homogen, dan apabila Fhitung = Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), menunjukkan varians data yang akan dianalisis tidak homogen sehingga perhitungan ANOVA tidak dapat dilanjutkan.

3. Pengujian Hipotesis a. Rumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang dibuat dari variabel-variabel berikut ini:

1) Hipotesis 1

Ho1: Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru program sertifikasi.

Ha1: Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru program sertifikasi.


(56)

Ho2 : Tidak ada perbedaan pemahaman guru penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi. Ha2 : Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi. 3) Hipotesis 3

Ho3 : Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawaian guru.

Ha3 : Ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari status kepegawain guru.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square, yaitu uji independen antara dua faktor. Cara pengujian nilai c2, dilakukan sebagai berikut (Sudjana, 2002:279):

1) Mengelompokkan data berdasarkan kategori.

2) Menghitung frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Xij. Rumus yang digunakan adalah:

Eij =(nio x noj)/n


(57)

nio = Jumlah baris ke- i noj = Jumlah kolom ke-j

3) Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Chi-Square atau c2. Dengan rumus sebagai berikut:

2

c =

å

å

= =

K j B

j

i 1

(Oij - Eij)² / Eij

4) Untuk mengetahui derajat hubungan antara pemahaman guru dengan status kepegawaian guru, digunakan koefisien kontigensi C

yang rumusnya sebagai berikut:

n C

+ =

2 2

c c

5) Supaya harga C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antara pemahaman dengan masing- masing variabel, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontigensi maksimum

yang bisa terjadi. Harga C maksimum dapat dihitung dengan rumus:

m m Cmaks = -1

m = harga minimum antara B dan K (yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom)


(58)

c. Penarikan Kesimpulan

Ho ditolak jika c2(1-a) [(B-1)(K-1)] dalam taraf nyata = a dan derajat kebebasan dk untuk ditribusi Chi-Square = (B-1)(K-1) atau dengan kata lain c2hitung > c2tabel dan sebaliknya jika pada taraf signifikan a

2


(59)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2010. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SD pada di seluruh Kecamatan Kalibawang.. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 206 kuesio ner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 196 kuesioner. Dari 196 kuisioner tersebut yang terisi sebanyak 169 kuisioner. Berdasarkan jawaban dari 169 responden, sebanyak 169 responden yang semua butir pertanyaan/pernyataan diisi secara lengkap dan dapat memenuhi syarat penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari masing- masing sekolah.

Tabel 4.1

Sebaran Responden Penelitian Jumlah Kuesioner Nama Sekolah

Tersebar Kembali Tdk Lengkap

Responden

SD 1 Dekso 10 10 10

SD 2 Dekso 9 9 9

SD Semaken 9 8 8

SD Blumbang 9 9 9

SD Mejing 9 7 7

SD Candirejo 10 10 10 SD Tegalharjo 9 8 8 SD Karangharjo 10 10 2 8 SD Banjarharjo 10 10 2 8 SD Kalibawang 11 11 2 9 SD Tanjung 10 9 9 SD Tononegoro 9 7 7 SD Ngemplak 11 11 11 SD Kempong 9 9 9 SD Boro Suci 9 9 9 SD Muh. Degan 8 7 2 5 SD Muh. Ngentak 8 6 1 5


(60)

SD PL 1 Boro 6 6 2 4 SD PL 2 Boro 8 8 2 6 SD Marsudirini 8 8 1 7 SD K. Promasan 7 7 2 5 SD Muh. Bendo 8 8 4 4 MI Brajan 9 9 7 2 MI Klangon 0 0 0 0

Jumlah 206 196 27 169

Berikut ini disajikan deskripsi data variabel- variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Keikutsertaan Guru Dalam Program Sertifikasi Dalam Jabatan Tabel 4.2

Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru Dalam Program Sertifikasi Keikutsertaan guru dalam Program Sertifikasi Nama Sekolah Sudah Mengikuti Belum Mengikuti Jumlah

SD 1 Dekso 4 6 10

SD 2 Dekso 4 5 9

SD Semaken 4 4 8 SD Blumbang 3 6 9

SD Mejing 3 4 7

SD Candirejo 5 5 10 SD Tegalharjo 3 5 8 SD Karangharjo 3 5 8 SD Banjarharjo 4 4 8 SD Kalibawang 4 5 9 SD Tanjung 3 6 9 SD Tononegoro 2 5 7 SD Ngemplak 4 7 11 SD Kempong 3 6 9 SD Boro Suci 3 6 9 SD Muh. Degan 2 3 5 SD Muh. Ngentak 2 3 5


(61)

SD PL 2 Boro 3 3 6 SD Marsudirini 3 4 7 SD K. Promasan 5 5 SD Muh. Bendo 2 2 4

MI Brajan 2 2

MI Klangon - -

Jumlah 64 105 169

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang sudah mengikuti program sertifikasi sebanyak 63 responden, sedangkan responden yang belum mengikuti program sertifikasi sebanyak 106 responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini belum mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan.

b. Keikutsertaan Guru Dalam Sosialisasi Program Sertifikasi Dalam Jabatan

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Terhadap Keikutsertaan Guru Dalam Sosialisasi Program Sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam Sosialisasi Program Sertifikasi Nama Sekolah

Sudah Mengikuti

Belum Mengikuti

Jumlah

SD 1 Dekso 4 6 10

SD 2 Dekso 4 5 9

SD Semaken 4 4 8 SD Blumbang 3 6 9

SD Mejing 3 4 7

SD Candirejo 5 5 10 SD Tegalharjo 4 4 8 SD Karangharjo 3 5 8 SD Banjarharjo 4 4 8


(62)

SD Kalibawang 4 5 9 SD Tanjung 3 6 9 SD Tononegoro 3 4 7 SD Ngemplak 4 7 11 SD Kempong 3 6 9 SD Boro Suci 3 6 9 SD Muh. Degan 2 3 5 SD Muh. Ngentak 2 3 5

SD PL 1 Boro 4 4

SD PL 2 Boro 3 3 6 SD Marsudirini 3 4 7 SD K. Promasan 5 5 SD Muh. Bendo 2 2 4

MI Brajan 2 2

MI Klangon - -

Jumlah 66 103 169

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang sudah mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan sebanyak 66 responden, sedangkan responden yang belum mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan sebanyak 103 responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini belum mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan.

c. Status Guru

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Menurut Status Guru

Status Guru Nama Sekolah

PNS GTY GTT/ Honorer

Jumlah

SD 1 Dekso 8 2 10


(63)

SD Semaken 8 8

SD Blumbang 9 9

SD Mejing 7 7

SD Candirejo 9 1 10

SD Tegalharjo 8 8

SD Karangharjo 8 8 SD Banjarharjo 8 8 SD Kalibawang 9 9 SD Tanjung 8 1 9 SD Tononegoro 7 7 SD Ngemplak 9 2 11 SD Kempong 8 1 9 SD Boro Suci 8 1 9 SD Muh. Degan 2 3 5 SD Muh. Ngentak 1 4 5 SD PL 1 Boro - 4 4 SD PL 2 Boro 1 4 1 6 SD Marsudirini 1 4 2 7 SD K. Promasan - 4 1 5 SD Muh. Bendo - 4 4

MI Brajan - 2 2

MI Klangon - -

Jumlah 127 29 13 169

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berstatus PNS sebanyak 127 orang (75,15%), berstatus GTY sebanyak 29 orang (17,16%), berstatus GTT sebanyak 13 orang (7,69%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berstatus PNS.

2. Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:


(64)

Tabel 4.5

Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Skor-skor Frekuensi Prosentase

%

Kategori tingkat pemahaman variabel 26 – 32

21 – 25 18 – 20 15 – 17 0 – 14

102 34 14 9 10 60,35 20,12 8,28 5,33 5,92 Sangat paham Paham Cukup paham Kurang paham Tidak paham Total 169 100

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan pada guru- guru di Kecamatan Kalibawang terkategorikan sangat paham sebanyak 102 guru atau 60,35%, terkategorikan paham sebanyak 34 guru atau 20,12%, terkategorikan cukup paham sebanyak 14 guru atau 8,28%, terkategorikan kurang paham sebanyak 9 guru atau 5,33%, dan terkategorikan tidak paham sebanyak 10 guru atau 5,92%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pemahaman yang sangat paham. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai dengan mean = 24,91; median = 27; modus = 28, dan standar deviasi = 5,269.

a. Pemahaman guru terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi


(65)

Tabel 4.6

Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Ditinjau dari Keikutsertaan Guru Dalam Program Sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi Sudah

mengikuti

Belum mengiuti Total Kriteria

Jml % Jml % Jml %

Sangat Paham

49 28,99 53 31,36 102 60,35 Paham 4 2,36 30 17,76 34 20,12 Cukup

Paham

7 4,14 7 4,14 14 8,28

Kurang Paham

3 1,77 6 3,56 9 5,33

Tidak Paham

2 1,19 8 4,73 10 5,92

Jumlah 64 37,87 105 62,13 169 100

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari keikutsertaan guru dalam program sertifikasi guru dalam jabatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Sudah mengikuti, 49 guru (28,99%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 4 guru (2,36%) memiliki tingkat pemahaman yang “paham”, 7 guru (4,14%), 3 guru (1,77%) memiliki tingkat pemahaman yang “kurang paham”, dan 2 guru (1,19%) memiliki tingkat pemahaman yang “tidak paham”; 2) Belum mengikuti, 53 guru (31,36%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 30 guru (17,76%) memiliki tingkat pemahaman yang “paham”, 7 guru (14,47%), 6 guru (3,56%) memiliki tingkat pemahaman yang “kurang paham”,dan 8 guru (4,73%) memiliki tingkat pemahaman yang “tidak paham”.


(66)

b. Pemahaman guru terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi

Tabel 4.7

Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Ditinjau dari Keikutsertaan Guru Dalam Sosialisasi Program Sertifikasi

Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi Sudah

mengikuti

Belum mengiuti Total Kriteria

Jml % Jml % Jml %

Sangat Paham

51 30,17 51 30,17 102 60,35 Paham 4 2,36 30 17,76 34 20,12 Cukup

Paham

7 4,14 7 4,14 14 8,28

Kurang Paham

3 1,77 6 3,56 9 5,33

Tidak Paham

2 1,19 8 4,73 10 5,92

Jumlah 66 37,87 103 62,13 169 100

Tabel 4.8di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Sudah mengikuti, 51 guru (30,17%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 4 guru (2,36%) memiliki tingkat pemahaman yang “paham”, 7 guru (4,14%), 3 guru (1,77%) memiliki tingkat pemahaman yang “kurang paham”, dan 2 guru (1,19%) memiliki tingkat pemahaman yang “tidak paham”; 2) Belum mengikuti, 51 guru (30,17%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 30 guru (17,76%) memiliki tingkat pemahaman yang “paham”, 7 guru (14,47%), 6 guru (3,56%) memiliki tingkat


(67)

pemahaman yang “kurang paham”,dan 8 guru (4,73%) memiliki tingkat pemahaman yang “tidak paham”.

c. Pemahaman guru terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari status kepegawaian guru

Tabel 4.8

Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Portofolio Ditinjau dari Status Kepegawaian Guru

Status Guru

PNS GTY GTT Total

Kriteri a

Jml % Jml % Jml % Jml % Sangat

Paham

82 48,52 16 9,47 4 2,36 102 60,35

Paham 20. 11,83 11 6,51 3 1,78 34 20,12

Cukup Paham

12 7,10 1 0,59 1 0,59 14 8,28

Kuran g Paham

8 4,74 1 0,59 9 5,33

Tidak Paham

5 2,96 1 0,59 4 2,36 10 5,92

Jumlah 127 75,15 29 17,16 13 7,69 169 100

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari status kepegawaian guru dapat diuraikan sebagai berikut: 1) PNS, 82 guru (48,52%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 20 guru (11,83%) memiliki tingkat pemahaman yang “paham”, 12 guru (7,10) me miliki tingkat pemahaman yang “cukup paham”, 8 guru (4,74) memiliki tingkat pemahaman yang “kurang paham”, dan 5 guru (2,96) memiliki tingkat pemahaman yang “tidak paham”; 2) GTY, 16 guru (9,47%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 11 guru (6,51%)


(68)

memiliki tingkat pehaman yang “paham”, 1 guru (0,59%) memilki tingkat pemahaman yang “cukup paham”, dan 1 guru (0,59%) memilki tingkat pemahaman yang “tidak paham”; 3) GTT, 4 guru (2,36%) memiliki tingkat pemahaman yang “sangat paham”, 3 guru (1,78%) memiliki tingkat pemahaman yang “paham”, 1 guru (0,59%) memiliki tingkat pemahaman yang “kurang paham”, dan 4 guru (2,36%) memiliki tingkat pemahaman yang “tidak paham”.

B. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS for Windows versi 12. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian:

Tabel 4.9

Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Keikutsertaan Guru dalam

Program Sertifikasi

Keikutsertaan Sosialisasi

Program Sertifikasi

Status Kepegawaian Guru

Sudah Belum Sudah Belum PNS GTY GTT

N 64 105 66 103 127 29 13

Normal Parameters(a,b) Mean 24.03 26.32 23.99 25.33 24.86 20.85 20.85

Std.

Deviation 5.303 4.849 5.342 5.211 3.451 7.482 7.482

Most Extreme Differences Absolute .150 .283 .151 .240 .181 .138 .138

Positive .094 .178 .095 .138 .130 .128 .128

Negative -.150 -.283 -.151 -.240 -.181 -.138 -.138

Kolmogorov-Smirnov Z 2.301 1.534 2.301 1.537 2.702 .974 .498

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .018 .000 .018 .000 .299 .965

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(69)

Hasil pengujian keikutsertaan guru dalam program sertifikasi bagi guru yang sudah mengikuti program sertifikasi menunjukkan nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 maka distribusi untuk keikutsertaan guru yang sudah mengikuti program sertifikasi adalah tidak normal; untuk guru yang belum mengikuti program sertifikasi menunjukkan nilai probabilitas = 0,018 < 0,05 maka distribusi untuk guru yang belum mengikuti program sertifikasi adalah tidak normal. Hasil pengujian keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi bagi guru yang sudah mengikuti menunjukkan nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 maka distribusi untuk keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi bagi guru yang belum mengikuti adalah tidak normal; untuk guru yang belum mengikuti menunjukkan nilai probabilitas = 0,018 < 0,05 maka distribusi untuk guru yang belum mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru adalah tidak normal. Dan hasil pengujian status kepegawaian guru untuk guru berstatus PNS nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 maka distribusi untuk guru berstatus PNS adalah tidak normal; untuk guru berstatus GTY mrnunjukkkan nilai probabilitas = 0,299 > 0,05 maka distribusi untuk guru berstatus GTY adalah normal; dan untuk guru yang berstatus GTT menunjukkan nilai probabilitas = 0,965 > 0,05 maka distribusi untuk guru yang berstatus GTT adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan karakteristik tersebut


(70)

dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok tersebut. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan menggunakan ANOVA dengan bantuan program SPSS for Windows versi 12. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian:

Tabel 4.10

Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Pe nelitian

Test of Homogeneity of Variances

Kategori

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Keikutsertaan guru dalam

program sertifikasi 6.824 18 146 .000 Keikutsertaan guru dalam

sosialisasi program sertifikasi 5.803 18 146 .000

Status kepegawaian guru 3.843 18 146 .000

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa levene statistic hitung variabel Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi adalah 6,824 dengan nilai probabilitas = 0,000. Oleh karena nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 maka varians Keikutsertaan guru dalam program sertifikasi adalah tidak homogen. Levene statistic hitung variabel keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasiadalah 5,803 dengan nilai probabilitas = 0,000. Oleh karena nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 maka varians keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi adalah tidak homogen. Levene statistic hitung variabel stastus kepegawaian guru adalah 3,843 dengan nilai probabilitas = 0,000. Oleh karena nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 maka varians status kepegawaian guru adalah tidak homogen.


(1)

(2)

LAMPIRAN 11

SURAT IJIN PENELITIAN


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UJI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

0 17 121

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

0 1 137

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin : sebuah survai terhadap guru-guru di dua SMP negeri dan tiga SMP swasta di Kota Yogyakarta.

0 0 156

Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan : studi kasus pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.

1 17 160

PERSEPSI GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UJI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN.

0 0 2

Pelatihan Penyusunan Portofolio untuk Uji Sertifikasi Guru dalam Jabatan bagi Guru Guru IPS di SMP 5 Wates Kulon Progo

0 0 1

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, STATUS SERTIFIKASI PROFESI, DAN JENIS KELAMIN Sebuah Survai terhadap Guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di Kota Yogyakarta SKRIPSI Di

0 0 154

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, MASA KERJA, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

0 0 267