PENGARUH STAKEHOLDER TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PT.PLN (Persero) APJ SIDOARJO.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

Amelina Maricha Pratiwi

0513010312/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

JAWAB SOSIAL PADA PT.PLN (Persero) APJ SIDOARJO

yang diajukan

Amelina Maricha Pratiwi 0513010312/FE/EA

telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Dosen Pembimbing

Dr. Indrawati Y, MM, Ak Tanggal:………. NIP : 030 222 242

Wakil Dekan 1

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Drs.Ec.Saiful Anwar, MSi NIP: 030 194 437


(3)

melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH STAKEHOLDER

TERHADAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL PADA PT. PLN (Persero) APJ SIDOARJO”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun skripsi ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan yang telah diberikan, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsannuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dr. Indrawati Yuhertiana, MM,Ak, selaku dosen pembimbing yang

memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf pengajar Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Akuntansi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan serta

i   


(4)

ii   

dan Seluruh Keluarga Besarku di Pacitan dan Surabaya (kakung dan uti, pakdhe dan budhe, om dan tante, juga semua sepupuku) yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian dan pengorbanan yang begitu besar. Terima kasih atas segalanya “Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT”.

8. Sahabat-sahabatku Mbak Rike, Zulfa, Panda, Iphe, Lenny, Tanty, Novi, Febi serta semua teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu “Terima Kasih”

Semoga Allah SWT melimpahan berkah dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan, tetapi penulis berharap semoga hasilnya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Juni 2010


(5)

Daftar Gambar……….... v

Daftar Tabel………. vi

Daftar Lampiran... vii

Abstraksi.……….... viii

BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1.Latar Belakang……… 1

1.2.Perumusan Masalah……….7

1.3.Tujuan Penelitian………. 7

1.4.Manfaat Penelitian………7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 2.1. Peneliti Terdahulu...………....………...9

2.2. Landasan Teori………11

2.2.1 Jenis-jenis Tanggung Jawab Perusahaan...11

2.2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)…12 2.2.1.2 Dasar Pelaksanaan CSR...13

2.2.1.3 Prinsip-prinsip Dasar Penerapan CSR...14

2.2.1.4 Konsep Triple Bottom Line...17

2.2.1.5 Kasifikasi Bentuk Penerapan CSR...19

2.2.1.6 Tahap-tahap Penerapan CSR...20

2.2.1.7 Pelaporan CSR...22


(6)

2.2.3.1.1. Pengaruh Regulasi Pemerintah terhadap

Tanggung Jawab Sosial ...27

2.2.3.2 Tekanan Media Masa...28

2.2.3.2.1. Pengaruh Tekanan Media Masa terhadap Tanggung Jawab Sosial...29

2.2.3.3 Komitmen Manajemen...30

2.2.3.3.1. Pengaruh Komitmen Manajemen terhadap Tanggung Jawab Sosial...31

2.3 Kerangka Pikir...31

2.4 Hipotesis...32

BAB III METODE PENELITIAN 33 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….33

3.1.1.Definisi Operasional Variabel………33

3.1.2. Pengukuran Variabel……….35

3.2. Tehnik Pengumpulan Sampel……….35

3.2.1. Populasi ..………...35

3.2.2. Sampel ………..36

3.3. Tehnik Pengumpulan Data……….37

3.3.1. Jenis Data………..37

3.3.2. Sumber Data……….38


(7)

3.4.2. Uji Reliabilitas………....39

3.4.3. Uji Normalitas……….40

3.4.4. Uji Asumsi Klasik………...40

3.4.5. Tehnik Analisis………...43

3.4.6. Uji Hipotesis………...43

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 4.1. Deskripsi Objek Penelitian………..46

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan………46

4.1.2. Profil PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo..………...47

4.1.3. Fungsi Pokok Area Pelayanan dan Jaringan Sidoarjo...….48

4.1.4. Tugas Pokok Area Pelayan dan Jaringan Sidoarjo……….50

4.1.5. Stuktur Organisasi...54

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian………56

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden……....………56

4.2.2. Deskripsi Variabel Regulasi Pemerintah (X1).…………..58

4.2.3. Deskripsi Variabel Tekanan Media Massa (X2)…………59

4.2.4. Deskripsi Variabel Komitmen Manajemen (X3)..………..61

4.2.5. Deskripsi Variabel Tanggung Jawab Sosial (Y)...62

4.3. Deskripsi Hasil Pengujian...64

4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas………..64


(8)

iv

4.3.3. Uji Asumsi Klasik…..………71

4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda………..……....74

4.3.4.1. Pengujian Secara Simultan...76

4.3.4.2. Pengujian Secara Parsial...78

4.4. Pembahasan dan Implikasi Hasil Penelitian………81

4.4.1. Pembahasan...81

4.4.2. Implikasi Hasil Penelitian...84

4.5. Pengembangan Ilmu Pengetahuan………...84

4.6. Perbedaan Hasil Peneliti Dengan Penelitian Terdahulu………..87

4.7. Keterbatasan Penelitian………...88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 89 5.1. Kesimpulan………..89

5.2. Saran………....90

DAFTAR PUSTAKA


(9)

LAMPIRAN 2 .Kuesioner

LAMPIRAN 3 .Rekapitulasi Jawaban LAMPIRAN 4 . Uji Validitas

LAMPIRAN 5. Uji Reliabilitas LAMPIRAN 6.Uji Normalitas LAMPIRAN 7.Uji Asumsi Klasik


(10)

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 57

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Regulasi Pemerintah... 58

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Media Masa... 60

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komitmen Manajemen... 61

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tanggungjawab Sosial... 63

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Regulasi Pemerintah (X1)... 65

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Tekanan Media Masa (X2)... 66

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Komitmen Manajemen (X3)... 67

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Tanggungjawab Sosial (Y)... 68

Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas... 69

Taebl 4.12. Hasil Uji Normalitas………..…... 70

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinieritas……….... 72

Tabel 4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 73

Tabel 4.15. Rekapitulasi Hasil Uji Regression... 74

Tabel 4.16. Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat... 76

Tabel 4.17. Uji Kesesuain Model... 77

Tabel 4.18. Hasil Perolehan Tingkat Signifikan... 78

Tabel 4.19. Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial... 80


(11)

Gambar 2. Kerangka Pikir... 32 Gambar 3. Bagan Susunan Organisasi PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo... 55


(12)

Amelina Maricha Pratiwi

Abstrak

Perusahaan yang baik tidak hanya dituntut memburu keuntungan secara ekonomi belaka, melainkan memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, karena dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya perusahaan selalu berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya. Hal inilah membuat perusahaan dituntut mempunyai tanggungjawab sosial yang besar terhadap lingkungannya. PT.PLN (Persero) Indonesia adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang jasa penyedia energi listrik, dan PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo merupakan salah satu unit PT.PLN (Persero) Indonesia yang melayani pendistribusian tenaga listrik di area pelayanan dan jaringan Sidoarjo. Agar perusahaan melaksanakan tanggungjawab sosialnya, maka diperlukan suatu regulasi pemerintah, tekanan media masa, dan komitmen manajemen atas tanggungjawab sosial tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan secara survey dengan menggunakan data primer dari responden yang menjadi obyek penelitian, data yang diperoleh dari instrumen penelitian tersebut kemudian diolah dengan menggunakan statistik sebagai alat analisis untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan regrasi liner berganda yang bertujuan untuk menghitung besarnya nilai regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh variabel stakeholder baik secara parsial maupun simultan terhadap tanggungjawab sosial Pada PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel regulasi pemerintah (X1), tekanan media massa (X2) dan komitmen manajemen (X3) baik secara simultan maupun partial berpengaruh positif terhadap tanggungjawab sosial (Y). Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti telah terbukti kebenarannya

Keyword : Regulasi Pemerintah, Tekanan Media Massa, Komitmen

Manajemen, dan Tanggung Jawab Sosial PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wacana penting dalam dunia binis yang mulai digunakan sejak tahun 1970an. Dalam sejarahnya, praktik CSR berawal dari tahap yang sederhana, yaitu dari sifat kedermawanan para pemilik perusahaan untuk memberikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk melakukan kegiatan sosial. Seiring pesatnya perkembangan pembangunan dan teknologi sekarang mengakibatkan semakin maju dan kompleksnya aktivitas operasional perusahan serta makin luasnya tanggungjawab perusahaan. Ini mengakibatkan tuntutan terhadap perusahaan juga semakin besar. Perusahaan yang baik tidak hanya dituntut memburu keuntungan secara ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people), ini dikarenakan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya perusahaan akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya. Interaksi ini dikarenakan sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan secara keseluruhan berasal dari lingkungan dan pada akhirnya juga dikonsumsi oleh lingkungan (Kurniawan, 2008:1). Hal ini menyebabkan perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial yang besar terhadap lingkungannya.


(14)

Dalam prakteknya CSR mengandung makna bahwa, seperti hanya individu, perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur, mematuhi hukum, menjunjung integritas, dan tidak korupsi (Harmoni dan Adriyani, 2008:475). CSR menekankan bahwa perusahaan juga harus mengembangkan praktik bisnis yang etis dan berkesinambungan (sustainable) baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan demi keberlangsungan perusahaan yang menjadi tanggungjawab seluruh stakeholder. Akan tetapi perusahaan kadangkala sering melalaikannya dengan alasan bahwa tidak ada kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.

Sesuai dengan konsep triple bottom line yang di popolerkan oleh Jhon Elkington pada tahun 1997 (Wibisono, 2007:32), CSR dapat dijalankan melaui tiga pilar utama yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Salah satu bentuk dari tanggungjawab sosial perusahaan yang sering diterapkan di Indonesia adalah Community Development. Koordinasi serta patnersip (kemitraan) yang erat diatara elemen utama pengerak CSR yaitu civil society, government, dan business dapat memajukan CSR (Pambudi, 2006:18). Perusahaan yang mengedepankan konsep Community Development lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga dapat menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat


(15)

membangun citra perusahaan yang peduli terhadap lingkungan serta dapat menumbukan rasa percaya masyarakat pada perusahaan. Seiring tumbuhnya rasa percaya dan memiliki dari masyarakat terhadap perusahaan akan membuat masyarakat merasakan adanya manfaat atas kehadiran perusahaan.

Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate governance) semakin memaksa perusahaan untuk memasukkan aktivitas sosial perusahaan kedalam laporan keuangan, sehingga mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara menyeluruh. Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi yang tinggi, perlu mengungkapkan kinerja CSR dalam “ laporan CSR” atau “laporan keberlanjutan”(sustainability report). Menurut Darwin (Kurniawan, 2008:5) menyebutkan bahwa melalui laporan akan terungkap apakah tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level dengan harapan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dan masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya. Apabila perusahaan tidak melaporkan tanggungjawab sosialnya dalam laporan keuangan, maka akan memberikan pengaruh tersendiri bagi perusahaan dimata pemerintah, manajemen, media massa, dan khususnya pada investor dan kreditor yang tidak mau menanggung kerugian yang hanya di karenakan oleh adanya kelalaian perusahaan terhadap tanggungjawab sosialnya (Harahap, 1998).


(16)

Regulasi pemerintah, tekanan media masa, dan komitmen manajemen, merupakan elemen yang sangat penting dalam keberlangsungan perusahaan dalam menjalankan tangungjawab sosialnya. Regulasi pemerintah berperan dalam menetapkan peraturan yang diharapkan perusahaan dapat melakukan suatu usaha-usaha yang akan berdampak positif baik bagi perusahaan maupun dengan lingkungan sosialnya . Tekanan media masa memberikan pengaruh yang sangat dominan terhadap opini publik mengenai citra perusahaan (Maksum dan Kholis, 2003 :938-939). Komitmen manajemen yaitu sikap manajemen perusahan terhadap tanggungjawab yang wajib dijalan perusahaan baik kepada stakeholder maupun lingkungan sosialnya. Manajemen sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran,dan kegiatan-kegiatan perusahaan (Handoko, 2003 :6)

Pengakomodasian unsur tanggung jawab sosial belum sepenuhnya dijalankan dengan baik dan wajar dalam proses penilaian dampak sosial maupun dalam pelaporannya. Ini dibuktikan dengan begitu banyak timbul berbagai konflik dan masalah seperti demonstrasi dan protes yang menyiratkan adanya ketidak puasan beberapa elemen stakeholder pada manajemen perusahaan. Fenomena tersebut memberikan pemahaman bahwa tanggungjawab sosial perusahaan bukan lagi sekedar entitas yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga terpisah dari lingkungan masyarakat, akan tetapi merupakan entitas yang wajib juga memperhatikan lingkungan sosialnya. Berbagai demontrasi dan protes yang masih segar di ingatan


(17)

adalah tentang kasus lumpur panas di ladang eksplorasi migas PT.Lapindo Brantas di Sidorajo, kasus PT.Freepot di Papua, dan kasus PT.Newmont di Teluk Buyat (www.sinarharapan.co.id).

PT.PLN (Persero) Indonesia adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang jasa penyedia energi listrik, dan PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo merupakan salah satu unit PT.PLN (Persero) Indonesia yang melayani pendistribusian tenaga listrik di area pelayanan dan jaringan Sidoarjo. Pelaksanaan tanggungjawab sosial pada BUMN besifat wajib (mandatory) sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1 sampai 4. Sebagai salah satu BUMN PT.PLN (Pesero) APJ Sidoarjo wajib melaksanakan tanggungjawab sosial.

Wujud penerapan tangungjawab sosial di PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo berdasarkan regulasi pemerintah dituangkan dalam aktifitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Unit PKLB sebagai pelaksana program CSR pada PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo mempunyai kewenagan dalam pengelolaan dan pelaporan aktivitas sosial perusahaan, sehingga PKBL mempunyai kedudukan yang mandiri dan wajib menyajikan laporan keuangan tentang kegiatan sosial yang dilakukan yang terpisah dari laporan keuangan. Tahap-tahap yang dilakukan unit PKBL dalam melaksanakan aktivitas sosial merupakan proses yang berkesinambungan mulai perencanaan, evaluasi dan reporting (Kurniawan, 2008:7). Hal ini mengingat jumlah dana yang di sediakan cukup besar.


(18)

Tabel 1. Jumlah Dana dan Mitra Binaan

Keterangan Jumlah mitra binaan

2008 2007 2006 2005

Jumlah Dana Rp60.000.000 Rp92.500.000 Rp23.000.000 -

Jumlah Mitra Binaan

7orang 5orang 3orang -

Sumber : Sekretaris Tim Pelaksana PKBL PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo Adanya fenomena secara global, secara tidak langsung juga terjadi di PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 yang mewajibkan BUMN melaksanakan tanggungjawab sosial, sedangkan dalam kenyataannya masih ada protes yang dilakukan masyarakat akibat adanya ketidak puasan masyarakat terhadap kegiatan perusahaan, salah satunya adalah protes yang dilakukan warga Desa Boro, Kecamatan Tanggulangin dengan sejumlah LSM dan Mahasiswa Muhammadiyah Sidoarjo yang menuntut pemasangan gardu induk Saluan Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) PT.PLN di Desa Boro karena dianggap sudah mengorbankan kepentingan warga Desa Boro (www.kabarsidoarjo.com, Rabu, 13 Januari 2010). Dengan kondisi yang dimikian pada dasarnya apakah regulasi pemerintah, tekanan media masa, dan komitmen manajemen berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo.


(19)

Oleh karena itu, penelitian ini akan mengukur pengaruh stakeholder terhadap tanggungjawab sosial PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo dilihat dari regulasi pemerintah, tekanan media masa, dan komitmen manajemen.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Stakeholder terhadap Tanggung Jawab Sosial pada PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat dirumuskan masalah yaitu, apakah regulasi pemerintah, tekanan media masa, dan komitmen manajemen berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial pada PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh regulasi pemerintah, tekanan media masa, dan komitmen manajemen berpengaruh terhadap tanggungajawab sosial pada PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Bagi PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada stakeholder PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo dan juga sebagai bahan


(20)

pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo tentang tanggungjawab sosial untuk bisa lebih baik, transparan dan akuntabel.

2. Bagi Pembaca

Menberikan informasi kepada pembaca pengaruh stakeholder terhadap tanggung jawab sosial PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo serta dapat di jadikan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang tanggungjawab sosial perusahaan serta melatih kemapuan berfikir secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya sudah diperoleh di bangku kuliah dengan pelaksanaan yang sebenarnya.


(21)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak-pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Aida Ainul Mardiyah dan Anis Widyastuti (2007) dengan judul “Pengaruh Stakeholder terhadap Tanggung Jawab Sosial dan Akuntansi Sosial Perusahaan”. Dengan perumusan masalah, apakah regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan, tekanan media masa, serta tekanan investor dan kreditor berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan?; dan apakah tanggungjawab sosial berpengaruh terhadap akuntansi sosial perusahaan?. Penelitian ini menggunakan kuesioner atau wawancara. Subyek yang menjadi target penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sample penelitian sebanyak 20 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan dua model regrasi (two regresion model) yaitu analisis regresi berganda (multiple regresion) dan regresi pangkat kuadrat terkecil (ordinary least square). Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi pemerintah berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial, tekanan masyarakat tidak berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial, tekanan organisasi lingkungan


(22)

tidak berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial, tekanan media masa berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial, serta tekanan investor dan kreditor berpangaruh terhadap tanggungjawab sosial, dan tanggungjawab sosial berpengaruh terhadap akuntansi sosial.

Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003) dengan judul “Analisis Tentang Pentingnya Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan (Corporate Responsibility and Social Accounting): Studi Empiris di Kota Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsep stakeholder dengan isu utama tanggungjawab sosial perusahaan, yang dikaitkan dengan penyajian informasi sosial (akuntansi). Dengan perumusan masalah, apakah regulasi pemerintah (government regulation), tekanan masyarakat (community pressure), tekanan organiasi lingkungan (environment organization pressure), dan tekanan media massa (mass media pressure) mempengaruhi pentingnya tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility importance)?; dan bagaimana pula pengaruhnya terhadap pentingnya akuntansi sosial perusahaan?. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan dua model regrasi (two regresion model) yaitu analisis regresi berganda (multiple regresion) dan regresi pangkat kuadrat terkecil (ordinary least square) dengan populasi penelitian adalah seluruh perusahan yang beroperasi di kota Medan propinsi Sumatera Utara. Diperoleh hasil variabel regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa berpengaruh secara signifikan terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Demikian


(23)

pula dengan hubungan antara tanggungjawab sosial dengan pentinganya akuntansi sosial.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada adanya pengembangan variabel yaitu komitmen manajemen yang dicantumkan dalam penelitian ini karena diangap mempunyai pengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

Persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu penggunaan teknik analisis linear berganda sebagai metode penelitiannya. Penelitian terdahulu hanya dipakai sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mendukung penelitian ini.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Jenis-jenis Tanggung Jawab Perusahaan

Menurut Post (Solihin, 2008:3-5) secara silmultan perusahaan akan menjalankan tiga jenis tanggung jawab yang berbeda-beda kepada pemangku kepentingan, di mana ketiga jenis tanggung jawab tersebut harus dijalankan secara seimbang. Ketiga jenis tanggung jawab tersebut mencakup:

1. Economic resonsibility. Perusahaan korporasi dibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan laba secara optimal. Berkaitan dengn hal tersebut, para pengelola perusahaan korporasi memiliki tanggung jawab ekonomi di antaranya kepada pemegang saham dalam bentuk pengelolaan perusahaan yang menghasilkan laba.


(24)

2. Legal responsibility. Kendati perusahaan korporasi didirikan untuk menghasilkan laba, akan tetapi dalam melaksanakan operasinya perusahaan korporasi harus memetuhi berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.

3. Social Resposibility atau CSR. Merupakan komitmen

perusahaan yang bertujuan untuk turut meningkatkan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat sebagai wujud kepedulian perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat.

2.2.1.1. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR)

Griffin dan Pustay (Ardana, 2008 : 34), mendefinisikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah kumpulan kewajiban organisasi untuk melindungi dan memajukan masyarakat di mana organisasi berada. Wibisono (2007:7) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.Making Good Business Sense mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai :

Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of their families as well as of the location community and society at large. ”


(25)

World Bank Lembaga keuangan global mendefinisikan CSR sebagai :

the commitment of business to contribute to sustainable economic

development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of live, in ways that are both good for business and good for development. ”Uni Eropa (EU Green Paper on CSR) mendefinisikan CSR sebagai berikut:

CSR is concept whereby companies integrated social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on voluntary basic. ”

Dari beberapa definisi di atas, CSR dapat disimpulkan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan kepada ligkungan dan masyarakat untuk membantu meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat dengan barlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga tercapai pembangunan yang berkelanjutan.

2.2.1.2. Dasar Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

Untuk mempertahankan legitimasinya perusahaan harus berusaha menyelaraskan nilai-nilai, tujuan, serta strateginya dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat tempat perusahaan berada sehingga akan tercipta hubungan yang baik, selaras, dan seimbang antara perusahaan dengan masyarakat yang akan semakin memperkokoh legitimasi perusahaan (Kurniawan, 2008:28).


(26)

2.2.3.3. Prinsip-prinsip Dasar Penerapan CSR

Sejumlah instutisi internasional yang telah me-release dasar yang dapat digunkan sebagai acuan pelaksanaan CSR. Diantaranya dikemukakan oleh Prof. Alyson Warhurst (1998) dari University of Bath Inggris, yang dikutip dari (Wibisono, 2007 : 39-41):

1. Prioritas korporat

Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat danpenentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.

2. Manajemen terpadu

Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.

3. Proses perbaikan

Secara berkesinambungan memperbaiki kabijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.

4. Pendidikan karyawan

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan.


(27)

5. Pengkajian

Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik

6. Produk dan jasa

Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial.

7. Informasi publik

Memberi informasi dan (Bila perlu) mendidik pelanggan, distributor dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa

8. Fasilitas dan informasi

Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.

9. Penelitian

Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.


(28)

10.Prinsip pencegahaan

Memodifikasi dengan penelitian mutakhir,untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

11.Kontraktor dan pemasok

Mendorong penggunaan prinsip – prinsip tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok, di samping itu bila diperlukan mensyaratkan perbaikan dalam praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok

12.Siaga menghadapi darurat

Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat. Dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas local. Sekaligus mengenali potensi berbahaya yang muncul.

13.Transfer best practice

Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang bertangungjawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.

14.Memberi sumbangan

Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tantang tanggung jawab sosial.


(29)

15.Keterbukaan

Munumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa. 16.Pencapaian dan pelaporan

Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pecapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang – undangan dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.

2.2.1.4. Konsep Triple Bottom Line

Triple bottom line merupakan sinergi dari tiga elemen yang merupakan komponen dasar dari pelaksanaan dasar CSR yaitu people (sosial), planet (lingkungan), dan profit (keuntungan).

Gambar 2.1 : Konsep Triple Bottom Line

People (Sosial)

Planet (lingkungan) Profit (keuntungan)


(30)

1. Profit (keuntungan)

Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Tak heran bila fokus utama dari setiap kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit yang besar bagi perusahaan selain juga agar dapat memajukan perusahaan. Ini merupakan bentuk tanggung jawab secara ekonomi kepada pemegang saham.

2. People (masyarakat pemangku kepentingan)

Menyadari bahwa masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka, terutama mayarakat sekitar tempat perusahaan sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan, maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar- besarnya kepada masyarakat sebagi wujud kepedulian perusahaan kepada masyarakat.

3. Planet (lingkungan)

Perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya alam secara bijak dan bertanggung jawab serta menjaga lingkungan karena lingkungan merupakan salah satu bidang kehidupan kita yang sangat penting dan tak ternilai harganya. Lingkungan bisa menjadi kawan ataupun lawan kalau kita memperlakukannya dengan sesuka hati tanpa adanya


(31)

timbal balik yang kita berikan. Sehingga hubungan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula.

2.2.1.5. Kasifikasi Bentuk Penerapan CSR

Menurut Wibisono (2007 : 79-83) alasan penerapan CSR diklasifikasikan dalam tiga kategori :

1. Sekedar basa – basi dan keterpaksaan artinya, CSR dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (eksternal driven). Tanggung jawab PT Lapindo Brantas kepada korban lumpur panas merupakan contoh konkret adanya indikasi ini. Jadi bersifat social driven, disamping juga environtmental driven. Pemenuhan tanggung jawab lebih karena keterpaksaan akibat tuntutan ketimbang kesukarelaan. Berikutnya karena reputation driven, motivasi pelaksanaan CSR adalah ntuk mendongkrak citra perusahaan.

2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR

diimplementasikan karena memang ada regulasi, hokum, dan aturan yang memaksanya. Yaitu market driven kesadaran tentang pentingnya penerapan CSR ini menjadi tren seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk – produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah – kaidah sosial. Selain itu driven lain yaitu adanya penghargaan – penghargaan (reward) yang diberikan oleh segenap institusi atau lembaga.

3. Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance. CSR


(32)

dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dasar pemikirannya, mengantungkan semata – mata pada kesehatan finansial saja, tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan.

2.2.1.6. Tahap-Tahap Penerapan CSR

Umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR menggunakan pertahapan sebagi berikut ( Wibisono, 2007 : 127) :

1. Tahap perencanaan

Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu :

- Awareness Building merupakan awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen.Upaya ini dapat dilakukan antara lain dengan seminar, lokakarya, diskusi kelompok dan lain-lain.

- CSR Assesment merupakan upaya untuk memetakan kondisi

perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur peruahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.

- CSR Manual. Hasil assesment merupakan dasar untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang mesti


(33)

dilakukan antara lain melalui bencmarking, menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah instant, penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independent dari luar perusahaan.

2. Tahap implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang semestinya dijawab. Siapa orang tiga pertanyaan yang mesti dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan apa yang mesti dilakukan, serta bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Dalam istilah manajemen populer, pertanyaan itu diterjemahkan menjadi :

- pengorganisasian (organizining) sumber daya yang diperlukan - penyusunan (staffling) untuk menempatkan orang sesuai dengan

jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya

- pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara

melakukan tindakan

- pengawasan atau koraksi (controlling) terhadap pelaksanaan - Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

- Penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian

tujuan.

Tahap implemantasi ini terdiri atas tiga langkah utama yakni, sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi. Pelaksanaan kegiatan yang


(34)

dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada. Sedang internalisasi adalah tahap jangka panjang yang mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR didalam seluruh proses bisnis perusahaan.

3. Tahap evaluasi

Setelah program CSR diimpemantasikan, langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk megukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR. Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan atau mencari kambing hitam. Evaluasi justru dilakukan untuk pengambilan keputusan. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independent untuk melakukan audit implementasi atas praktik CSR yang telah dilakukan.

4. Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan stakeholder lainya yang memerlukan.

2.2.1.7. Pelaporan CSR

Untuk menjaga kelangsungan aktivitas dan operasi sebuah corporate sudah selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek dan kepentingan yang mempengaruhi tujuan perusahaan kepada publik. Jika kinerja keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangan,


(35)

maka kinerja CSR akan dapat diketahui melalui sebuah laporan yang disebut “Laporan Keberlanjutan”(Sustanbility Report) (Kurniawan, 2008:43).

Sustanbility report merupakan konsep yang melaporkan aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek ekonomi suatu perusahan. Laporan ini di luar konsep laporan keuangan. Sustanbility report di laporkan secara terpisah dengan laporan keuangan. Sustanbility report relevan dengan PSAK No.1 paragraf 9 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement). Perusahaan yang sukses menjalankan CSR memiliki tiga nilai dasar yang ditanam secara mengakar dalam perusahaan, yaitu (Darwin, 2006 : 88) : 1. Ketangguhan ekonomi

2. Tanggungjawab lingkungan 3. Akuntabilitas sosial

Perusahaan yang ingin tetap hidup tidak cukup hanya memperhatikan laba atau rugi yang dikenal dengan bottom line. Namun perusahaan harus memperhatikan dua bottom lainnya, yang lebih dikenal dengan triple bottom line yaitu planet (lingkungan), dan people (sosial) (Wibisono, 2007: 32).Tujuan penyajian laporan keuangan adalah memberikan informasi pada masyarakat umum. Dampak informasi tersebut dapat berpengaruh bagi kegiatan perusahaan termasuk dalam lingkungan sosial.


(36)

Pencatatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo menurut Standard Operation Procedure (SOP) Pelaksanaan PKBL PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo :

D K

a. Penerimaan Dana

Kas/Bank xxx

Penerimaan Dana dari Puasat/Unit xxx

b. Penyaluran Dana/Pemberian Pinjaman ke Mitra Binaan

Piutang Pinjaman(pokok) MB Sektor... xxx

Kas/Bank xxx

c. Pengunaan Dana Program Bina Lingkungan

Comunity Relation xxx Community Service xxx Community Empowering xxx

Kas/Bank xxx

2.2.2. Pengertian Stakeholder

Freeman (Maksum dan Kholis, 2003 :938) mendefinisikan stakeholder sebagai “any group or individual who can affect or is acffected by the achievement of the organization’s objective”. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Freeman di atas dapat dipahami bahwa stakeholder merupakan kelompok ataupun individu yang dapat mempengaruhi atau sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan


(37)

perusahaan, sehingga secara eksplisit dapat disimpulkan bahwa stakeholder dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup (goingcorncern) perusahaan.

Sedangkan menurut Rhenald Kasali (Wibisono, 2007 : 96) stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan kerberhasilan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan.

Rhenald Kasali membagi stakeholders menjadi sebagi berikut (Wibisono, 2007 : 96-98) :

1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal

Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya : karyawan, manajer, dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stake holders yang berada di luar lingkungan organisasi seperti penyalur dan pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok sosial keditor , investor dan lain-lain.

2. Stakeholders primer, stakeholders sekunder dan stakeholders marjinal

Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders


(38)

sekunder, dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal.

3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan

Karyawan dan konsumen dapat disebut stakeholders tradisional, karena saat kini suadah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruh pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial.

4. Proponents, opponents, dan uncommitted

Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents), dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenali stakeholders yang berbeda-beda agar dapat dengan jernih melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional.

5. Silent majority dan vocal minority

Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan penentangan atau dukungannya sacara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secra silent (pasif).


(39)

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stakeholder 2.2.3.1. Regulasi Pemerintah

Pemerintah menurut C.F.Strong (Zakaria, 2003:2) adalah organisasi dalam mana diletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah mempunyai kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif, sedangkan regulasi adalah peraturan atau perundang- undangan

Regulasi Pemerintah, yaitu peraturan atau perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah yang mempunyai kekuasaan tertinggi demi kesajahteraan masyarakat dan negara. Beberapa contoh yang termasuk dalam regulasi pemerintah adalah izin operasional perusahaan, analisis dan standar dampak lingkungan, peraturan tentang tenaga kerja / perburuhan dan lain-lain. Coghill (Kholis dan Maksum, 2003 : 938) mengemukakan bahwa pemerintah sangat berperan dalam mengatur dunia usaha.

2.2.3.1.1. Pengaruh Regulasi Pemerintah terhadap Tanggung Jawab Sosial

Menurut Coghill (Kholis dan Maksum, 2003 : 941) regulasi pemerintah dapat dipahami sebagai bagian yang tidak dapat di pisahkan dari lingkungan perusahaan, sebab sebagian badan pembuat peraturan (regulator body) pemerintah memiliki peran signifikan terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya. Sejalan dengan Coghill, Hendriques dan Sadorsky (Kholis dan Maksum, 2003:941) juga merekomendasikan bahwa regulasi pemerintah memiliki


(40)

pengaruh terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Peran pemerintah menjadi sangat penting karena pemerintah merupakan salah satu komponen stakeholder perusahaan (Wibisono, 2007 : 97). Di Indonesia kebijakan pemerintah yang mewajibkan BUMN mengalokasikan labanya untuk melakukan kegiatan sosialnya sesuai dengan regulasi pemerintah yaitu dengan menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dapat dijadikan contoh dari peran pemerintah sebagai stakeholder yang haru dipatuhi oleh perusahaan.

Dikaitkan dengan pernyataan terebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara regulasi pemerintah terhadap tanggungjawab sosial perusahaan.

2.2.3.2. Tekanan Media Masa

Menurut Cangara (2005 : 119) media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media masa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, dan televisi.

Menurut William (Kholis dan Maksum, 2003 : 939) dalam lingkungan bisnis media masa memiliki peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap aktifitas suatu perusahaan. Secara khusus perusahaan tidak pernah menghindari media masa jika terjadi


(41)

informasi-informasi tentang aktivitas sosial dunia bisnis, tetapi selalu menyikapi sebagai suatu bukti bahwa perusahaan mempersepsikan peran media sangat penting dalam dunia usaha. Freeman (Kholis dan Maksum, 2003 : 939) juga menyebutkan bahwa media masa dapat membentuk opini masyarakat terhadap perusahaan dan hal tersebut sangat berhubungan erat dengan kepentingan perusahaan, sehingga media juga salah satu kelompok yang menjadi stakehoder.

2.2.3.2.1. Pengaruh Tekanan Media Masa terhadap Tanggung Jawab Sosial

Menurut William (Kholis dan Maksum, 2003 : 939) dalam lingkungan bisnis media masa memiliki peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap aktifitas suatu perusahaan. Henriques dan Sadorsky (Kholis dan Maksum, 2003 : 942) merekomendasikan tekanan media masa memiliki pengaruh terhadap pentingnya tanggungjawab sosial perusahaan. Kasali (Wibisono, 2007 : 97) menyebutkan bahwa media masa atau pers merupakan salah satu komponen stakeholder perusahaan, oleh sebab itu peran media masa menjadi penting. Media masa sangat berperan dalam publikasi tentang kebijakan-kebijakan perusahaan menyangkut isu-isu sosial perusahaan. Dengan demikian tekanan media masa merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan oleh perusahaan.


(42)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa antara tekanan media masa mempunyai pengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

2.2.3.3. Komitmen Manajemen

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1994 : 238) komitmen adalah perjanjian untuk melakukan sesuatu.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003 : 8). Manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini bermanfaat bagi manusia (Handoko, 2003 : 11). Jadi komitmen manajemen adalah perjanjian manajemen untuk melakukan sesuatu terhadap proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta dapat bermanfaat bagi manusia.

Komitmen manajemen harus dilaksanakan secara bersama oleh semua personil di perusahaan. Komitmen yang tidak dijalankan oleh seorang personil dapat berakibat kerugian yang besar, terutama


(43)

menyangkut kepercayaan dan kepuasan pelanggan, termasuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) perusahaan.

2.2.3.3.1. Pengaruh Komitmen Manajemen terhadap Tanggung Jawab Sosial

Menurut Kasali (Wibisono, 2007 : 96) manajemen merupakan stakeholder internal perusahaan, sehingga komitmen manajemen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Komitmen manajemen terhadap tanggungjawab sosial merupakan wujud tenggungjawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan tersebut berada.

Berdasarkan beberapa referensi tersebut dapat diambil hipotesis alternatif kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara komitmen manajemen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang dikemukakan diatas, maka dapat daiambil kesimpulan yang digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut:


(44)

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir

Regulasi Pemerintah (X1)

Tekanan Media Masa (X2)

Tanggung Jawab Sosial (Y)

Komitmen Manajemen( X3)

Analisis Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Diduga regulasi pemerintah, takanan media masa, dan komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Devinisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang

pernyataan pengoperasionalan dan atau pendefinisian konsep-konsep

penelitian ini menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara

dan satuan pengukuran variabelnya.

Adapun penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X) X1 : Regulasi Pemerintah

Regulasi pemerintah adalah peraturan-peraturan yang mengatur

tentang tanggungjawab sosial PT. PLN (Persero) yang di

keluarkan oleh pemerintah. Variabel ini diukur dengan instrumen

yang dikembangkan Henriques dan Sadorsky (Mardiyah dan

Widyastuti) yaitu : (a) tanggapan atas peraturan pemerintah tentang

lingkungan sosial perusahaan, (b) dukungan terhadap

program-program pemerintah, (c) kepatuhan dan penerapan aturan-aturan


(46)

X2 : Tekanan Media Masa

Perhatian PT. PLN (Persero) terhadap pentingnya media masa

mengetahui aktivitas perusahaan mengenai tanggungjawab sosial

yang nantinya akan membentuk opini masyarakat. Variabel ini

diukur dengan instrumen yang dikembangkan Henriques dan

Sadorsky (Mardiyah dan Widyastuti) yaitu ; (a) tanggapan

perusahan terhadap reaksi opini masyarakat (b) dukungan

perusahan terhadap opini masyarakat, (c) sikap perusahaan

terhadap opini masyarakat.

X3 : Komitmen Manajemen

Perhatian manajemen PT. PLN (Persero) terhadap tanggung jawab

sosial yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero). Variabel ini diukur

melalui perencanaan manajemen dan pengawasan manajemen

terhadap tanggung jawab sosial.

2. Variabel Terikat (Y). Y : Tanggung Jawab Sosial

Persepsi tentang perlu tidaknya tanggungjawab sosial PT.PLN

(Persero) yang diwujudkan dengan dibentuknya komite lingkungan

sosial perusahaan dan program serta komitmen perusahaan

terhadap pos-pos sosial. Variabel ini diukur dengan instrumen yang


(47)

yaitu ; (a) perancangan, komite, dan program dan tanggungjawab

sosial perusahaan, (b) adanya penyampaian program tanggung

jawab sosial perusahaan kepada karyawan dan stakeholder lainya,

(c) frekuensi penyampaian tenggungjawab sosial kepada

stakeholder.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang dilakukan dengan menggunakan skala

interval (interval scale) yang mana angka atau bilangan merupakan

lambang untuk membedakan dan mengurut peringkat berdasarkan kualitas

yang ditentukan. Dengan teknik pengukuran Likert yaitu skala ini

umumnya digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat

seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sumarsono, 2004 :

17-18). Dalam Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

komponen-komponen yang dapat diukur. adapun skor sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi sebagai objek atau sasaran penelitian, adalah merupakan

himpunan inidvidu atau unit atau unsure atau elemen yang memiliki cara


(48)

karyawan PT.PLN (Persero)APJ Sidoarjo yang sudah menjadi pegawai

tetap PLN sejumlah 96 orang periode 2009.

3.2.2. Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Probability Sampling (Efferin, 2008 : 79), yaitu teknik penentuan

sampel dimana semua elemen mempunyai peluang untuk terpilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling (Efferin,

2008 : 79), yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

menggunakan acak tanpa memperhatikan strata atau tingkatan dalam

anggota populasi tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara

membagikannya kepada karyawan PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo,

sehingga yang dijadikan sampel adalah responden yang telah

mengembalikan kuesioner yang telah diisi dengan semestinya. Untuk itu

kuesioner-kuesioner dari responden tersebut diseleksi terlebih dahulu

untuk mendapatkan kuesioner yang telah terisi lengkap sebagaimana

mestinya sesuai dengan yang dikehendaki peneliti untuk kepentingan

analisis.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan

ukuran sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003 :120)

N n =


(49)

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = Presisi yang ditetapkan (prosentase kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir yang ditetapkan yaitu 10%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk

karyawan PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo, sebagai berikut:

N 96

n= =

1+ N(e)2 1 + 96(0,1)2

96 96

= =

1+96.(0,01) 1,96

n = 48,97 = 49 responden

Sehingga jumlah sample yang digunakan sebanyak 49 responden

3.3. Teknik pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Adalah data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh

responden. Hasil pengumpulan data yang bersifat langsung dari

sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisi data untuk


(50)

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indiantoro dan

Supomo, 2002: 147), data ini berupa daftar pegawai PT.PLN (Persero)

APJ Sidoarjo yang sudah menjadi pegawai tetap.

3.3.2. Sumber Data

Data yang diambil berasal dari objek yang diteliti yaitu daftar

pegawai PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

objek yang diteliti dengan cara kuesioner dan survey, dimana kuesioner

adalah daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap. Yang

menuliskan isian ke dalam kuesioner adalah responden (Nazir, 2002: 203).

Survey adalah teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari

sekelompok manusia sebagai sampel dan biasanya menggunakan daftar

pertanyaan (Suparmoko, 1999: 67).

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas (Sumarsono, 2004: 31) dilakukan untuk mengetahui


(51)

diinginkan.Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan

mengkorelasi antara skor total yang diperoleh pada masing-masing butir

pernyataan, apabila kolerasi antara skor total dengan skor masing-masing

pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut

mempunyai validitas.

Ukuran untuk menentukan validitas adalah:

o Jika r> 0,3, berarti instrument dianggap valid

o Jika taraf signifikant < 0,05 (< 5%) maka dapat dikatakan instrument tersebut valid Salimun (Nafidah, 2006 : 60).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007: 41).

Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan

fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statisitik Cronbach Alpha (α). Yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 Nunnally (Ghozali,


(52)

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan

menggunakan program SPSS. Menurut Sumarsono (2004:40-42) pedoman

dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti

distribusi normal adalah:

a) Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka

distribusi adalah tidak normal.

b) Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka

distribusi adalah normal.

3.4.4. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi kalsik

menyatakan bahwa persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best

Linier Unbiased Estimation), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji

t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan yang BLUE maka

harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar

oleh regresi linier berganda, yaitu:

1). Tidak boleh Multikolinieritas.

2). Tidak Boleh Autokolerasi.


(53)

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,

maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best

Linier Unbiased Estimation), sehingga pengambilan keputusan melalui uji

F dan uji t menjadi bias (Algifari, 2000: 83).

1) Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya

hubungan linier antara variabel – variabel bebas dalam suatu model

regresi.

Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinieritas yaitu dengan cara melihat besarnya nilai Variance

Inflation Factor (VIF). VIF dapat dihitung dengan rumus :

VIF =

Tolerance

1

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang lain. Nilai tolerance

yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah

10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2001: 57).

2) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Hal ini sering


(54)

masalah autokorelasi relatif jarang terjadi (Ghozali, 2002 :61). Tetapi

dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data yang

diperoleh bukan data time series.

3) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah nilai varians residual dengan varians

setiap variabel bebas tidak sama atau E (u21) ≠ 0. Jika nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tetap, maka disebut

Homoskedastisitas. Model regesi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi rank

Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank

spearman adalah:

∑di2

rs = 1-6 ………(Gujarati, 1995: 188)

N(N2-1)

Keterangan :

di = perbedaan dalam rank antara variabel bebas.


(55)

Jika nilai signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua

variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5% maka

tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (Sumarsono, 2004: 60).

3.4.5. Tehnik Analisis

Teknik mempermudah analisis data maka data – data yang

terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS, dan uji

statistik yang digunakan adalah regrasi liner berganda, dengan persamaan

regresi:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+e (Anonim, 2008: L - 21) Dimana :

Y : Tanggungjawab Sosial

β0 = Konstanta / intersep X1 = regulasi pemerintah

X2 = tekanan media masa

X3 = komitmen manajemen

β1, β2 ,β3 = Koefisien Regresi e = Random error

3.4.6. Uji Hipotesis

Untuk menguji kesesuaian model persamaan regresi yang

dihasilkan, dan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel


(56)

1. Uji F

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis

memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel

yang digunakan model mampu untuk menjelaskan fenomena yang

dianalisis.

Ho : β = β2 = β3 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan anatara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y

Hi : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 Kriteria pengujian sebagai berikut:

1 Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak,

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, dan X3

terhadap Y.

2 Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan X1, X2, dan X3 terhadap Y.

2. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh

X1, X2, dan X3 terhadap Y

Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y


(57)

Hi : βi ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y

Ket : i = X1, X2, dan X3.

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi (α) 0,05 Kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak,

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2,

dan X3 terhadap Y.

2. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, dan


(58)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Ketenagalistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu N V. Nign, yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang penyediaan listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk s’Lands Waterkraht Bedriven ( LWB ), yaitu perusahaan Listrik Negara yang mengelolah PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di beberapa kotapraja dibentuk perusahaan – perusahaan listrik Kotapraja.

Dengan menyerahkan pemerintah Belanda kepada Jepang dalam perang dunia II, maka Indonesia dikuasai Jepang. Oleh karena itu, perusahaan listrik dan gas yang ada diambil alih oleh Jepang, dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang – orang Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu, dan diproklamirkannya


(59)

yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan – perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang.

Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan Jepang, kemudian pada bulan September 1945 suatu delegasi dari buruh atau pegawai listrik dan gas menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketuai oleh M. Kasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya, delegasi bersamadengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan – perusahaan listrik dan gas kepada Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Kemudian tanggal 27 Oktober dikenal sebagai Hari Listrik Nasional.

4.1.2. Profil Perusahaan PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Sidoarjo

PT PLN ( PERSERO ) Area Pelayanan dan Jaringan Sidoarjo yang berkedudukan di Jalan Achmad Yani No. 47 - 49 Sidoarjo, berdiri pada tahun 1997, sesuai dengan SK Direksi No. 107.K/023/DIR/1996, tanggal 25 Oktober 2007. PT PLN ( PERSERO ) Area Pelayanan dan Jaringan


(60)

Timur.

Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Sidoarjo meliputi 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Sidoarjo dan sebagian kecil Kabupaten Gresik, ada 27 kecamatan / 228 desa yang kelistrikannya disupply melalui SUTM 20 KV dari 9 (sembilan) Gardu Induk masing-masing : Buduran, Babadan, Driyorejo, Kasih Jatim, Balong Bendo, Tarik, Ngoro, Bangil dan Surabaya Barat.

4.1.3. Fungsi Pokok organisasi Area Pelayanan dan Jaringan Sidoarjo

1. Bagian Pemasaran

a. Menyusun data potensi pasar,rencana penjualan serta perkiraan pendapatan di daerah kerja AOJ maupun di masing-masing unit usahanya.

b. Mempersiapkan dan melaksanakan pengembangan usaha baru sesuai dengan program yang telah di tetapkan.

c. Memonitor dan menganalisa atas pemakaian energi pada pelanggan-pelanggan potensial (TM/TT).

d. Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan khusus kepada pelanggan-pelanggan potensial dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan.

e. Melaksanakan pembacaan meter dengan Automatic Meter Reading (AMR) untuk pelanggan-pelanggan potensial serta meemlihara sarana dan kelengkapan.


(61)

2. Bagian Distribusi

a. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk melayani pelanggan dan pengembangan sistem.

b. Menyusun SOP dan mengatur pengoperasian jaringan distribusi. c. Menyusun rencana pemeliharaan dan melaksanakan pemeliharaan

jaringan distribusi.

d. Mengelola asset jaringan distribusi dan menyusun Data Induk Jaringan.

e. Membuat data peta jaringan (Mapping) dan memelihara akurasi data sesuai dengan perkembangan.

f. Mengendalikan dan mengawasi fungsi Alat Pembatas dan Pengukur (APP) dan menyusun rencana pemeliharaannya.

g. Melaksanakan analisa dan evaluasi susut distribusi serta menyusun upaya pengendalian.

h. Membina dan mengembangkan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB).

i. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian distribusi.

3. Bagian SDM dan Administrasi

a. Mencatat dan melaksanakan invetarisasi fasilitas kantor serta menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharaan.


(62)

dan melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan yang ada.

d. Menyusun dan memelihara data induk kepegawaian serta melaksanakan memonitoring dan evaluasi SDM.

e. Melaksakan pembinaan SDM serta menyusun rencana pengembangan SDM.

f. Merencanakan dan mengelola kegiatan kesekretariatan umum. g. Menyusun dan mengendalikan RAO/IAI sesuai dengan jadwal dan

pedoman yang ada.

h. Menyusun laporan keuangan serta menganalisa dan mengevaluasi untuk merumuskan upaya perbaikannya.

i. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian SDM dan administrasi.

4. Bagian Pelayanan Pelanggan

a. Memberikan pelayanan khusus kepada pelanggan potensial dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan.

b. Melaksanakan kegiatan pelayanan pelanggan/calon pelanggan. c. Menyusun laporan sesuai dengan bidang tugas bagian pelayanan

pelanggan.

5. Bagian Pembacaan Meter dan Pembuatan Tagihan Listrik

a. Mengawasi kegiatan pencatatan meter dan melaksanakan pembinaan dalam meningkatkan kualitas hasil pembacaan meter.


(63)

peraturan dan ketentuan yang ada.

b. Melaksanakan dan memonitor proses pengolahan data dalam pembuatan tagihan listrik dengan peraturan dan ketentuan yang ada.

c. Melaksanakan pembacaan meter dengan Automatic Meter Reading (AMR) untuk pelanggan potensial serta memelihara sarana dan kelengkapannya.

d. Melaksanakan dan memonitor proses pencetakan rekening dalam rangka pembuatan tagihan listrik sesuai dengan peraturan yang ada.

e. Mengelola pembuatan tagihan listrik.

f. Menyususn laporan sesuai dengan bidang tugas bagian pembacaan meter dan pembuatan tagihan listrik.

6. Bagian Sambungan Pelanggan

a. Mengendalikan dan mengawasi fungsi Alat Pembatas dan Pengukur (APP) dan menyusun rencana pemeliharaannya.

b. Melaksanakan pemeliharaan APP.

c. Melaksanakan SOP untuk mengukur dan penerapan APP.

4.1.4. Tugas Pokok Area Pelayanan dan Jaringan sidoarjo

Merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat laporan atas pencapaian pendapatan, penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian, pemaliharaan jaringan distribusi di


(64)

untuk mancapai kinerja unit.

1. Bagian Pemasaran

Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana penjualan dan pengembangan usaha sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada, serta pelaksanaan kegiatan pelayanan khusus yang diprioritaskan kepada pelanggan-pelanggan potensial, untuk menjamin terciptanya peningkatan kepuasan pelanggan potensial.

2. Bagian Distribusi

Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pembangunan jaringan distribusi untuk kebutuhan pelanggan dan pengembangan sistem, merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi untuk menjamin kontinuitas pelayanan dengan mutu dan keandalan yang memadai serta distribusi agar dicapai pengusahaan energi yang efisien.

3. Bagian SDM dan Administrasi

Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan administrasi sumber daya manusia, pengelolaan kegiatan kesekretariatan dan umum, melaksanakan kegiatan kehumasan dan pemberdayaan lingkungan.

4. Bagian Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan pelanggan dan administrasi pelanggan untuk menjamin peningkatan pelayanan.


(65)

Bertanggung jawab dalam kegiatan pembacaan meter dan pembuatan tagihan listrik untuk menjamin keakuratan hasil baca meter dan tagihan listrik.

6. Bagian Pengendalian

Bertanggung jawab atas semua kegiatan dalam pengendalian untuk menjain pelayanan dan peningkatan pengendalian.

7. Bagian Keuangan dan Administrasi

Bertanggung jawab terhadap pengembangan keuangan dan administrasi sumber daya manusia, pengelolaan kegiatan kesekretariatan dan umum, melaksanakan kegiatan kehumasan dan pembedayaan lingkungan, perencanaan dan pengendalian anggaran pendapatan sesuai dengan prosedur administrasinya, untuk menjamin pengelolaan anggaran dan pendapatan yang efektif dan efisien guna peningkatan kinerja keuangan serta kelancaran operasional.

8. Bagian Sambungan Pelanggan

Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sambungan pelanggan untuk menjamin peningkatan pelanggan.

9. Bagian Operasional Distribusi

Bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasional distribusi dengan mutu pelayanan yang


(66)

listrik.

10.Bagian Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pemeliharaan distribusi untuk menjamin kelangsungan dan mutu pasokan energi listrik.

4.1.5. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan salah satu wadah yang secara struktur menggabungkan sejumlah manusia untuk mencapai tujuan titik, berdasarkan mekanisme kerja dan pembagian tugas serta mengkoordinasikan faktor-faktor sumber daya dengan maksud agar tercipta efektivitas dan efisiensi kerja


(67)

(68)

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 49 karyawan PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang sudah menjadi pegawai tetap untuk dijadikan responden. Adapun karakteristik responden dibagi menjadi 2 yaitu jenis kelamin, dan lama bekerja pada PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan gambaran demografik dari jenis kelamin responden yaitu karyawan PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang sudah menjadi pegawai tetap, maka distribusi frekuensi jawaban berdasarkan jenis kelamin dari 49 responden sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

29 59,2 59,2 59,2

20 40,8 40,8 100,0

49 100,0 100,0

Pria Wanita Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sumber Data : Out Put SPSS 15.0

Dari gambaran distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa dari 49 karyawan PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang dijadikan responden, terbanyak berjenis kelamin pria yaitu sebesar 29 orang atau 59,2% dan sisanya berjenis kelamin wanita yaitu sebesar 20 orang atau 40,8%.


(69)

Untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan gambaran demografik dari lama bekerja responden yaitu karyawan PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang sudah menjadi pegawai tetap, maka distribusi frekuensi jawaban berdasarkan lama bekerja dari 49 responden sebagai berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

2 4,1 4,1 4,1

6 12,2 12,2 16,3

11 22,4 22,4 38,8

30 61,2 61,2 100,0

49 100,0 100,0

< 1 th 1-3 th 3-5 th > 5 th Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sumber Data : Out Put SPSS 15.0

Dari gambaran distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa dari 49 karyawan PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang dijadikan responden, terbanyak adalah mereka yang telah bekerja diatas 5 tahun yaitu sebesar 30 orang atau 61,2%, kemudian mereka yang telah bekerja selama antara 3-5 tahun sebanyak 11 orang atau sebesar 22,4%, mereka yang bekerja selama antara 1-3 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 12,2% dan sisanya mereka yang bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak 2 orang atau 4,1%.

Dari gambaran distribusi tersebut diatas terlihat pada umumnya PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo memiliki karyawan yang pontensial


(70)

sumber daya menusia telah cukup memadai.

4.2.2. Deskripsi Variabel Regulasi Pemerintah (X1)

Regulasi pemerintah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur tentang tanggungjawab sosial PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang di keluarkan oleh pemerintah. Distribusi jawaban responden yang menyangkut semua aspek regulasi pemerintah yang diterapkan pada PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Regulasi Pemerintah

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1

Regulasi yang mengatur tanggungjawab sosial pada BUMN bersifat wajib (mandatory).

2 4,1% 5 10,2% 11 22,4% 16 32,7% 15 30,6% 49 100,0%

2

Regulasi pemerintah tentang aktifitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

6 12,2% 6 12,2% 12 24,5% 6 12,2% 19 38,8% 49 100,0%

3 Memberikan dukungan

terhadap program penghijauan. 5 10,2% 12 24,5% 13 26,5% 13 26,5% 6 12,2% 49 100,0%

4

Memberikan dukungan terhadap program bantuan kesahatan gratis.

2 4,1% 6 12,2% 11 22,4% 15 30,6% 15 30,6% 49 100,0%

5

Memberikan dukungan terhadap progaram bantuan kredit kepada Usaha Kecil Menengah (UKM).

4 8,2% 10 20,4% 8 16,3% 12 24,5% 15 30,6% 49 100,0%

6

Mematuhi aturan-aturan dari pemerintah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.

1 2,0% 9 18,4% 15 30,6% 9 18,4% 15 30,6% 49 100,0%

7

Menerapkan aturan-aturan dari pemerintah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.

1 2,0% 11 22,4% 9 18,4% 11 22,4% 17 34,7% 49 100,0%

21 6,1% 59 17,2% 79 23,0% 82 23,9% 102 29,7% 343 100,0%

Total

No. Indikator

Jawaban Responden

1 2 3 4 5 Total


(71)

PLN (Persero) APJ Sidoarjo menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan yang diberikan tentang semua aspek regulasi pemerintah yaitu peraturan-peraturan yang mengatur tentang tanggungjawab sosial PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo yang di keluarkan oleh pemerintah. Hal ini diketahui berdasarkan pada skor jawaban yang diperoleh yang menunjukkan sebagian besar jawaban responden berada pada skor 5 (sangat setuju) sebesar 102 atau 29,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa responden umumnya dapat memahami adanya regulasi pemerintah sebagai bagian yang tidak dapat di pisahkan dari lingkungan perusahaan. Regulasi pemerintah akan dijadikan pijakan atas semua kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya.

4.2.3.Deskripsi Variabel Tekanan Media Massa (X2)

Tekanan media massa merupakan perhatian PT. PLN (Persero) terhadap pentingnya media masa mengetahui aktivitas perusahaan mengenai tanggungjawab sosial yang nantinya akan membentuk opini masyarakat. Distribusi jawaban responden yang menyangkut semua aspek tekanan media massa yang diterapkan pada PT. PLN (Persero) APJ Sidoarjo adalah sebagai berikut:


(1)

88

4.7. Keterbatasan Penelitian

Menurut penelitia, penelitian ini telah dilakukan dengan optimal, namun peneliti merasa masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun hasil dari penelitian itu sendiri. Hal tersebut disebabkan adanya berbagai keterbatasan penelitian yang ada, diatanrannya adalah :

1. Sampel yang diambil hanya berjumlah 49 orang responden, dimana jumlah tersebut adalah cukup kecil, dan penggunaan satu perusahaan, mengkibatkan hasil penelitian ini kurang dapat digeneralisasikan untuk perusahaan-perusahaan lain.

2. Berdasarkan hasil penelitian masih terdapat pengaruh dari variabel-variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dimana nilai cukup besar, diharapkan pada penelitian yang akan datang memperhatikan variabel-varaibel lain yang mempunyai kemungkinan berpengaruh terhadap tanggungjawab sosial.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

Hasil pengujian secara simultan diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,001, masih dibawah α = 5% yang menunjukkan variabel regulasi pemerintah, tekanan media massa dan komitmen manajemen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab sosial. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya tanggungjawab sosial bergantung pada regulasi pemerintah yaitu tentang kebijakan pemerintah yang mewajibkan BUMN mengalokasikan labanya untuk melakukan kegiatan sosialnya, komitmen manajemen atas program tanggungjawab sosial yang telah dibuat oleh semua personil di perusahaan serta peran serta media masa dalam publikasi tentang kebijakan-kebijakan perusahaan menyangkut isu-isu sosial perusahaan.

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel regulasi pemerintah, tekanan media massa dan komitmen manajemen masing-masing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tanggungjawab sosial. Hasil ini mengindikasikan bahwa sikap perusahaan saat ini lebih adaptif terhadap lingkungan sosialnya.


(3)

87

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan diatas, selanjutnya peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Hendaknya perusahaan lebih memperhatikan llingkungan sosialnya,

mengingat antara perusahaan dan masyarakat saling memiliki kepentingan. Perilaku perusahaan yang mengabaikan pertanggung jawaban sosialnya akan merugikan perusahaan.

2. Berdasarkan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, untuk

peneliti selanjutnya disarankan agar dapat memperoleh sampel yang representative dari populasi suatu pengamatan penelitian sehingga mampu memberikan kontribusi hasil dan daya generalisasi yang lebih besar bagi penelitian di bidang tanggungjawab sosial perusahaan.

3. Menyempurnakan daftar pengungkpana sosial yang diperginakan

sebagai instrument penelitian. Ini dilakukan dengan mencari referensi terkini tentang tema dan sub tema pengungkapan sosial


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2002, Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

, 2007, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74

, 2009, Daftar Pegawai PT.PLN (Persero) APJ Sidoarjo

, 2009, WALHI Laporkan Kasus Lumpur Lapindo ke KPK Tersedia di URL : http://www.sinarharapan.co.id

,2010, Mobilisasi Karyawan Freeport Dihentikan Sementara Tersedia di URL : http://www.sinarharapan.co.id

Ardana, I Komang, 2008, Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 1, Universitas Udayana, Denpasar Cangara, Hafied, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Penerbit PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Darwin, Ali, 2006, Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan dan Pengungkapan CSR bagi perusahaan di Indonesia, EBAR (Economic Bussiness Accounting Review), Corporate Social Responsibility, Edisi III/September-Desember 2006

Efferin Sujoko, Darmadji Stevanus Hadi, Tan Yuliawati, Metode Penelitian Akuntansi, 2008, penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2002, Implikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gujarati, Damodar, 2004, Ekonomi Dasar, Penerjemah Sumarsono Zain, Penerbit PT.Salemba Empat, Jakarta.

Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, Edisi Dua, Badan Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(5)

Koetin, E.A, 1993, Analisis Pasar Modal, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Kurniawan, Chandara, 2008, Studi Tentang Penerapan dan Pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT.Semen Gresik (Persero) Tbk, Skripsi Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur, Surabaya

Magdalena, Merry, 2010, Penutupan Tambang PT.Newmont Minahasa Raya Bakal Tingalkan Bekas, Tersedia di URL : http://www.sinarharapan.co.id

Maksum dan Kholis, 2003, Analisis tentang pentingnya Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan (Corporate Responsibility and Social Accounting) : Studi Empiris di Kota Medan, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya

Mardiyah dan Widyastuti, 2007, Pengaruh Stakeholder terhadap Tanggung Jawab Sosial dan Akuntansi Sosial, Simposium Riset Ekonomi III, Universitas PETRA,Surabaya

Nazir, 2003, Metode Penelitian Ghalia Indonesia, Jakarta

Nafidah, Lina Nasihatun, 2006, Pengaruh Kapasitas Individu Terhadap Profesionalisme Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Khususnya Panitia Anggaran Kabupaten Bojonegoro Periode 2004-2009 Melalui Pemahaman Akuntansi, Skripsi Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Pambudi, Teguh Sri, 2006, CEO dan CSR : Antara Citra dan Kepedulian, EBAR (Economic Bussines Accounting Review), Corporate Social Responsibility. Edisi III/September-Desember 2006

Riduwan, 2004, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Penerbit Alfabeta, Jakarta Rakhmat, Jalaluddin, 2007, Metode Penelitian Komunikasi, Penerbit PT.Remaja

Rosdakarya, Bandung

Sekwan,2010, Ujuk Rasa Tuntut Penyelesaian Gardu Induk PLN Boro di Gedung Dewan, Tersedia di URL : http://www.kabarsidoarjo.com Solihin, Ismail, 2008, Coporate Social Responsibility from Charity to


(6)

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur, Surabaya

Suparmoko, 1999, Metode Penelitian Praktis (Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis), Penerbit BPFE, Yogyakarta

Umar, Husein, 2003, Metode Riset Perilaku Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Wibisono, Yusuf, 2007, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility), Fascho Publishing, Gresik

Yuwono,Trisno dan Pius Abdulah, 1994, Kamus Lengka Bahasa Indonesia Praktis, Penerbit ARKOLA, Surabaya

Zakaria, 2003, Pergeseran Sistem Pemerintah Daerah dari UU No.5 tahun 1974 ke UU No.22 tahun 1999, Digital Library Universitas Sumatra Utara