69
4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengukuran sekali saja. Untuk
mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach
alpha 0,60. Imam Ghozali, 42:2005 Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah
ini. Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach Alpha Keterangan
Regulasi Pemerintah X
1
0,840 Reliabel
Tekanan Media Massa X
2
0,796 Reliabel
Komitmen Manajemen X
3
0,649 Reliabel
Tanggungjawab Sosial Y 0,644
Reliabel Sumber Data : Lapiran Output Diolah
Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha baik variabel regulasi pemerintah, tekanan media massa, komitmen manajemen dan
tanggungjawab sosial memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan tersebut reliable.
4.3.2. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.
70
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov Ghozali , 2002 : 74.
Menurut Santoso, 2000 : 214 dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut :
1. Nilai Probabilitas 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut
berdistribusi normal 2.
Nilai Probabilitas 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS 15.0. diperoleh hasil :
Tabel. 4.12 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Lampiran output diolah
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig 2-tailed 0,05, hal ini sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
49 49
49 49
24.7755 20.2041
16.2857 16.8776
6.20237 3.92099
3.13581 2.54651
.116 .150
.121 .193
.116 .111
.118 .140
-.108 -.150
-.121 -.193
.815 1.049
.845 1.349
.520 .221
.473 .053
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed X1
X2 X3
Y
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
71
4.3.3. Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji
t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi
beberapa asumsi dasar Klasik, yaitu Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang
menggunakan Program SPSS 15.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : 1.
Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Menurut Santoso, 2000 : 206 deteksi tidak adanya
Multikolinieritas adalah a.
Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 b.
Mempunyai angka tolerance mendekati 1. Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer
yang menggunakan Program SPSS 15.0. diperoleh hasil :
72
Tabel. 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Variance
Influence Factor VIF
Keterangan
Regulasi Pemerintan X
1
1,064 Bebas Multikolinieritas
Tekanan Media Massa X
2
1,002 Bebas Multikolinieritas
Komitmen Manajemen X
3
1,064 Bebas Multikolinieritas
Sumber : Lampiran diolah
Berdasarkan pada tabel. di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor VIF pada seluruh variabel baik
regulasi pemerintah, tekanan media massa dan komitmen manajemen lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari
Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
2. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 Ghozali, 2002 : 61.
Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series
atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. Gujarati , 1999 : 201.
73
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2002 : 69. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dapat
diuji dengan alat uji “rank spearman”. Menurut Santoso, 2000 : 301 deteksi adanya Heteroskedastisitas,
yaitu sebagai berikut : a.
Nilai Probabilitas 0,05, maka hal ini berarti bahwa variabel tersebut bebas dari Heteroskedastisitas
b. Nilai Probabilitas 0,05, maka hal ini berarti bahwa variabel
tersebut terkena Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu
komputer yang menggunakan Program SPSS 15.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut :
Tabel. 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Probabilitas
Sig 2 - tailed Keterangan
Regulasi Pemerintan X
1
0,802 Bebas Heteroskedastisitas
Tekanan Media Massa X
2
0,882 Bebas Heteroskedastisitas
Komitmen Manajemen X
3
0,837 Bebas Heteroskedastisitas
Sumber : Lampiran diolah
Berdasarkan pada tabel. di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai probabilitas Sig 2 – tailed pada seluruh variabel
bebas baik regulasi pemerintah, tekanan media massa dan komitmen
74
manajemen lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bisa disebut juga dengan bebas dari Heteroskedastisitas,
sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
4.3.4. Analisis Regresi Berganda