Unsur-unsur Modal Kerja Modal Kerja 1.

sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan adanya modal kerja yang berlebih-lebihan. d. Penjualan saham atau obligasi Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekwensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan terlalu besar di samping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

2.2.1.5. Unsur-unsur Modal Kerja

Sesuai dengan pengertian modal kerja dalam penulisan ini dalam pengertian aktiva lancar, maka unsur-unsur yang terkandung didalamnya adalah : a. Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas baik untuk membiayai operasional perusahaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. maupun untuk mengadakan investasi aktiva tetap. Perusahaan memiliki risiko yang lebih kecil untuk memenuhi kewajiban finansialnya apabila jumlah kas yang tersedia di perusahaan tersebut besar atau cukup. Menurut Husnan 2004:105, kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Menurut John Maynard Keynes dalam buku Husnan, 2004:105 menyatakan bahwa ada 3 motif untuk memilki kas yaitu: 1. Motif transaksi, dimana perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya. 2. Motif berjaga-jaga, dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. 3. Motif spekulasi, dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasiakan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. b. Piutang Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk cash inflows Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka pengumpulan piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja Riyanto, 1995:85. Menurut Munawir 2002:15, piutang adalah tagihan kepada pihak lain pihak kreditur atau langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secra kredit. Piutang merupakan unsur yang paling penting dalam neraca sebagian besar perusahaan. Prosedur yang wajar dan cara pengamanan yang cukup terhadap piutang bukan saja untuk keberhasilan perusahaan tetapi juga untuk memelihara hubungan yang memuaskan dengan para pelanggan. c. Persediaan Menurut Agus Sartono 2001:443, persediaan merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Di tinjau dari segi neraca, persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan. Menurut PSAK No.14 2007:14.1, persedian adalah aset : a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Masalah penentuan besar kecilnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan barang mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dari yang dibutuhkan perusahaan akan memperbesar kerugian karena adanya kerusakan, sehingga menimbulkan turunya kualitas dan akan memperkecil keuntungan perusahaan.

2.2.2. Piutang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15 110 86

Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran persediaan Terhadap Rentabilitas ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20 278 94

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 2 10

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 25

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16