Perbedaan Pengetahuan Remaja sebelum dan sesudah Dilakukan Intervensi Metode Simulasi

perasaan, serta perhatian mereka terhadap suatu objek sehingga mereka memiliki kepercayaan, penilaian, serta kecenderungan untuk melakukan SADARI. Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang jika dia mendapat informasi yang baik dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolehnya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

5.3 Perbedaan Pengetahuan Remaja sebelum dan sesudah Dilakukan Intervensi Metode Simulasi

Dari hasil penelitian, mayoritas pengetahuan remaja sebelum dilakukan intervensi adalah kategori baik sebanyak 33 orang 82,5 sama halnya pada kelompok kontrol yaitu sebanyak 32 orang 80,0, sedangkan setelah dilakukan intervensi terjadi perubahan diketahui bahwa mayoritas remaja mempunyai pengetahuan kategori baik sebanyak 40 orang 100,0, sedangkan pada kelompok kontrol, mayoritas pengetahuan remaja setelah intervensi dalam kategori baik sebanyak 32 orang 80,0. Hasil uji menunjukkan pada kelompok perlakuan bahwa perubahan tingkat pengetahuan ‘tidak baik’ sebelum dilakukan metode simulasi sebanyak 7 orang dan setelah dilakukan metode simulasi tidak ditemukan responden yang memiliki tingkat Universitas Sumatera Utara pengetahuan ‘tidak baik’. Tingkat pengetahuan ‘baik’ sebelum dilakukan metode simulasi sebanyak 33 orang dan setelah dilakukan simulasi menjadi 40 orang. Perubahan tingkat pengetahuan ini dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan dari kategori tinggi ke kategori rendah. Terjadi peningkatan kategori rendah ke tinggi, seperti kategori pengetahuan ‘tidak baik’ menjadi ‘baik’. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p 0,008 0,05 Artinya ada efektivitas metode simulasi terhadap peningkatan pengetahuan remaja dalam upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI. Hasil uji pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa perubahan tingkat pengetahuan ‘tidak baik’ sebelum simulasi tidak ditemukan setelah simulasi atau tetap. Tingkat pengetahuan ‘baik’ pada pengukuran sebelum simulasi tetap sebanyak 32 orang di pengukuran setelah simulasi. Perubahan tingkat pengetahuan ini tetap, yaitu tidak ada perubahan kategori rendah ke tinggi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p 1,000 0,05 Artinya tidak ada perbedaan antara pengetahuan remaja tentang upaya deteksi dini kanker payudara sebagai SADARI pada pengukuran pertama dan kedua pada kelompok kontrol. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa intervensi simulasi sangat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan remaja tentang upaya deteksi dini kanker payudara sebagai SADARI, meskipun masa evaluasi terhadap pengetahuan remaja dilakukan selama dua atau tiga hari, karena dalam metode simulasi ini kecenderungan remaja untuk memahami tentang muatan informasi lebih mudah karena disertai dengan contoh-contoh dan alat peragaan. Universitas Sumatera Utara Simulasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada pembelajar untuk meniru satu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari atau yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari atau yang berkaitan dengan tanggung jawabnya. Proses simulasi ini secara aktif merangsang remaja untuk lebih fokus memahami informasi yang diberikan, sehingga tingkatan pengetahuan remaja tidak hanya sekedar tahu, tetapi sampai pada tahap analisis, yaitu remaja mampu menjabarkan dan menganalisis keseluruhan informasi dengan keadaan yang ditemui di lapangan, dan masa satu minggu sebelum dilakukan evaluasi, remaja dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar, sehingga tahapan pengetahuan ke tahap sintetis secara perlahan mulai terbentuk, sehingga ketika dilakukan evaluasi pengetahuan kembali terjadi peningkatan pemahanan keseluruhan indikator pengetahuan SADARI. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Firman 2005 menunjukkan bahwa pendidikan peer education dengan menggunakan alat peraga dan simulasi mampu meningkatkan pengetahuan siswa sebesar 68,2 dan secara statistik dengan nilai p=0,037 dengan uji-indepndent test menunjukkan terdapat pengaruh signifikan peer education dan simulasi dengan pengetahuan siswa tentang pendidikan kesehatan reproduksi. Sejalan dengan penelitian Norlita 2005 bahwa penggunaan metode simulasi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi dengan kenaikan pre test ke post test sebesar 5,85 dengan standar deviasi 1,66. Universitas Sumatera Utara Kenaikan nilai rata-rata pada metode lain sebesar 4,70 dan selisih rerata antara metode simulasi dan metode brainstorming -1,15 dan t-hitung -4,35 dengan nilai p 0,001, artinya pada alpha 5 terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata pengetahuan tentang kesehatan reproduksi antara metode simulasi dan metode lain.

5.4 Perbedaan Sikap Remaja sebelum dan sesudah Dilakukan Intervensi Metode Simulasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

12 91 120

Pengaruh Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Sikap Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014

5 92 121

PENGARUH PELATIHAN SADARI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN CARA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA Pengaruh Pelatihan Sadari Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Siswi SMK Dwija Dharma Boyolali.

1 3 16

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO.

0 3 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SADARI sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.1.1 Deteksi Dini - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra

0 1 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra Harapan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

II. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SADARI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 34

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 3 12

PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMA NEGERI 1 MARBAU KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI ( SADARI ) DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA SISWI SMA NEGERI 1 SUMBAWA

0 1 114