mendapatkan persetujuan dan dan penerimaan yang kita dambakan. Sumber konformitas ini dikenal sebagai pengaruh sosial normatif normative social
influence, karena pengaruh sosial ini meliputi perubahan tingkah laku untuk memenuhi harapan orang lain.
2. Pengaruh Sosial Informasional Pengaruh sosial yang didasarkan pada keinginan individu untuk menjadi benar,
untuk memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial. Ketergantungan terhadap orang lain, pada gilirannya, sering kali menjadi sumber yang kuat atas
kecenderungan untuk melakukan konformitas. Tindakan dan opini orang lain menegaskan kenyataan sosial bagi kita, dan kita menggunakan semuanya itu
sebagai pedoman bagi tindakan dan opini kita sendiri. 3. Konsekuensi Kognitif dari Mengikuti Kelompok
Salah satu kemungkinan efek melibatkan kecenderungan untuk mengubah persepsi terhadap situasi sehingga konformitas tampak sungguh-sungguh dapat
dibenarkan.
2.2.3 Strategi untuk Mengurangi Konformitas
Mengatasi perilaku konformitas memang tidak mudah, namun ada beberapa strategi untuk mengurangi konformitas. Menurut Myers strategi mengurangi
konformitas yaitu: 1. Reaktansi
Sebuah motif untuk menjaga atau memulihkan rasa kebebasan seseorang. Reaktansi muncul ketika seseorang mengancam kebebasan kita bertindak. Teori
reaktansi psikologis bahwa orang akan bertindak untuk melindungi kebebasan
mereka didukung oleh eksperimen yang memperlihatkan bahwa usaha untuk menghalangi kebebasan seseorang sering kali memunculkan bumerang anti
konformitas. 2. Menegaskan Keunikan
Kita tidak nyaman menjadi seseorang yang terlalu berbeda dari suatu kelompok, namun kita juga tidak ingin terlihat sama seperti orang lain. Oleh
karena itu, bertindak dengan cara-cara tertentu yang memenuhi rasa keunikan dan individualitas. Dalam suatu kelompok, paling menyadari seberapa jauh kita
berbeda dari orang lain. Selain itu Corey 2013:213 menjelaskan untuk membantu invidu yang
mengalami kesulitan untuk menegaskan diri yaitu dengan latihan asertif assertive training karena latihan asertif akan membantu bagi orang-orang yang salah
satunya memiliki kesulitan untuk mengatakan “tidak”. Dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah
perubahan dalam perilaku atau suatu jenis perubahan sosial seseorangindividu dengan mengikuti tekanan-tekanan dari kelompok untuk dapat menerima norma-
norma yang ditetapkan dari kelompok karena seseorangindividu tidak ingin dipandang berbeda dengan teman-temannya atau kelompok.
Sedangkan konformitas negatif adalah apabila siswa menampilkan perilaku yang menunjuk pada penyesuaian terhadap nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku
yang negatif. Perilaku yang ditampilkan siswa yaitu melanggar aturan yang ada di sekolah akibat dari pengaruh kelompok dan selalu menggantungkan diri pada
kelompok yang ditunjukkan dengan sikap penyesuaian diri yang berlebihan
terhadap aktivitas negatif kelompok, perhatian yang lebih terhadap aktivitas negative kelompok, memiliki kepercayaan terhadap aktivitas negatif kelompok,
mengutamakan perasaan pendapat yang lebih dalam aktivitas negatif kelompok, mengutamakan persamaan pendapat yang lebih dalam aktivitas negatif kelompok,
menghindari penyimpangan dengan rela melakukan aktivitas yang sama dilakukan oleh kelompok, memiliki ketaatn yang lebih terhadap aktivitas negatif diakibatkan
adanya tekanan untuk memperoleh ganjaran, ketakutan memeperoleh ancaman atau hukuman, serta memikirkan harapan orang lain secara berlebihan.
2.3 Konseling Individu