10
Keterampilan berbicara yang diperlukan dalam berbicara agar siswa dapat berbicara dengan baik menurut Dallman yang dikutip oleh Syafi’ie, dkk
1981:18-19 adalah sebagai berikut. 1
Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan baik dan jelas, 2
Pengucapan kata-kata dengan betul, 3
Menyatakan sesuatu dengan tegas hingga jelas perbedaannya, 4
Sikap berbicara yang baik, 5
Mempunyai nada berbicara yang menyenangkan, 6
Menggunakan kata-kata secara tepat sesuai dengan maksud yang dinyatakan,
7 Menggunakan kalimat yang efektif,
8 Mengorganisir pokok-pokok pikiran dengan baik,
9 Mengetahui kapan ia harus berbicara dan kapan ia meski
mendengarkan kawan berbicara, 10
Berbicara secara bijaksana dan mendengarkan pembicaraan dengan sopan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berbicara yang baik diperlukan dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, antara
guru dengan siswa akan terjalin komunikasi saat proses belajar mengajar berlangsung.
e. Penilaian Keterampilan Berbicara
Setiap kegiatan belajar mengajar perlu diadakan penilaian, setelah proses belajar mengajar itu selesai. Penilaian ini dapat diperoleh melalui tes. Tes
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana siswa mampu mengikuti proses belajar mengajar yang telah
berlangsung. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbicara adalah tes kemampuan keterampilan berbicara. Pada
prinsipnya ujian keterampilan berbicara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara yang difokuskan pada praktik berbicara.
Penilaian di dalam keterampilan berbicara ditentukan dari dua hal, yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan Nurgiyantoro, 1995:152.
11
Penilaian dari faktor kebahasaan meliputi: 1 ucapan, 2 tata bahasa, 3 kosakata, sedangkan penilaian dari faktor non kebahasaan meliputi 1
ketenangan, 2 volume suara, 3 kelancaran, dan 4 pemahaman.
2. Media
a. Pengertian Media
Kata media, menurut Arsyad 2011:3, media berasal dari bahasa Latin ng medius yang secara harfiah berarti ‘tengah, perantara, atau pengantar’.
Sedangkan menurut Sadiman 2011:7 media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal Arsyad, 2011:3. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, media merupakan perantara
dalam penyampaian informasi dari sumber kepada penerima yang dapat merangsang pikiran dan perhatian siswa serta sebagai alat untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi sehingga proses belajar terjadi. Dengan adanya media diharapkan menjadi lebih baik. Media sebagai alat
penyampai informasi lebih cenderung mengarah pada komunikasi. Suatu hubungan yang baik terjalin dari komunikasi yang baik juga.
Sedangkan, dalam pembelajaran kata media lebih cenderung sebagai sarana untuk menyampaikan informasi atau ilmu kepada siswa dalam proses
belajar mengajar. Seperti yang dikemukakan Hamalik 1982:23 menyatakan