Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah, tidak tahu moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang
memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alasan inilah yang kemudian membuat Id memunculkan Ego.
b. Ego
Ego berkembang dari Id agar mampu menangani realita, sehingga Ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Ego berusaha memperoleh kepuasan yang
dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan. Ego memiliki
dua tugas utama; pertama, memilih dorongan mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan
itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Menurut Freud, Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak
dengan dunia luar Ego dalam menjalankan fungsinya tidak ditujukan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan yang berasal dari Id, melainkan
sebagai perantara dari tuntutan naluriah organism disatu pihak dengan keadaan lingkungan dipihak lain. Yang dihambat oleh Ego adalah pengungkapan naluri-
naluri yang tidak layak atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Jadi dalam melaksanakan tugasnya Ego harus menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan ini
tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego.
c. Super Ego
Super Ego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat. Super Ego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
mencerminkan yang
ideal bukannya
yang real,
dan memperjuangkan
kesempurnaan bukan kenikmatan. Fungsi-fungsi pokok Super Ego adalah sebagai berikut:
1. Merintangi impuls-impuls Id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah impuls-impuls yang pernyataanya dikutuk oleh masyarakat.
2. Mendorong Ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan- tujuan moralitas.
3. Mengajar kesempurnaan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada hubungannya antara sastra
dengan psikoanalisa. Hubungan tersebut menurut Milner dalam Endraswara 2008 : 101 ada dua hal, yang pertama adalah bahwa ada kesamaan antara hasrat-hasrat
yang tersembunyi pada setiap manusia yang menyebabkan kehadiran karya sastra yang mempu menyentuh perasaan kita. Karena karya sastra itu memberikan jalan
keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua ada kesejajaran antara mimpi dan sastra, dalam hal ini dihubungkan dengan elaborasi karya sastra dengan proses
elaborasi mimpi yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”.
Bagi Freud mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbeda dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang yang
bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikiran-pikirannya.
2.6 Biografi Pengarang
Yoshimoto Banana merupakan seorang penulis kontemporer Jepang yang memiliki nama asli Mahoko Yoshimoto. Yoshimoto Banana memilih nama pena
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Banana karena sangat menyukai pisang, sebuah nama yang mencerminkan cute dan purposefully androgynous.
Yoshimoto Banana lahir pada tanggal 24 Juli 1964, di Tokyo. Yoshimoto Banana dilahirkan dikeluarga sastra. Ayahnya, Tataki Yoshimoto adalah seorang
kritikus sastra yang terkenal, penyair, dan komentator yang terkenal, karya- karyanya sangat terkenal pada gerakan pemuda radikal Jepang pada tahun 1960.
Sedangkan adiknya Haruko Yoiko adalah seorang kartunis yang cukup terkenal di Jepang. Mereka dibesarkan di keluarga yang liberal dan belajar nilai kemerdekaan
diusia muda. Yoshimoto Banana memulai karirnya sebagai penulis sambil bekerja sebagai pelayan disebuah restoran golf-klub di Jepang pada tahun 1987. Setiap hari
ia menyampatkan waktu untuk menulis dikomputernya, minimal setengah jam dalam sehari.
Penulis Amerika Stephen King merupakan pengaruh besar dalam karirnya, dan memberikan inspiransi terutama dari cerita-cerita horornya.Novel pertamanya,
Kitchen membuat namanya menjadi sangat terkenal, baik di Jepang maupun di seluruh dunia. Walaupun demikian, Yoshimoto Banana tetap tampil sederhana
dimuka umum, dan kesederhanaannya lah yang menjadikan seorang novelis yang sukses.
Dia menutup diri demikian rapat dalam kehidupan pribadi, sehingga tak banyak yang tahu mengenai masalah pribadinya, sampai ia menikah dengan
suaminya yang bernama Hiroshi Tahata, dan pada tahun 2003 Ia melahirkan seorang anak. Pada publik, Yoshimoto hanya bersedia berbicara tentang dunia
kepenulisan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Yoshimoto Banana lulus dari Nihon Universitys Art College, jurusan Sastra. Kisah kelulusannya tertuang dalam novelnya yang berjudul Moonlight Shadow
1986, dan dengan segera Yoshimoto Banana me ndapatkan “Izumi Kyoka Prize”
dari fakultasnya.
Diluar Jepang, Yoshimoto Banana memperoleh penghargaan di Italia: The Scanno Literary Prize pada bulan Juni 1993, The Fendissime Literary Prize pada tahun 1996,
The Literary Prize Maschera d argento pada bulan November 1999, dan The Capri Award pada tahun 2011.
Pada tahun 1998, Yoshimoto Banana menulis kata pendahuluan untuk edisi Italia dari buku karya Ryuichi Sakamoto. Percakapan oleh musicologist, Massimo
Milano.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
BAB III ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL
“KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO
3.1 Ringkasan Cerita .