Waktu Kumulatif Jalur – WKJ Memantau dan Mengendalikan Jadwal Penggunaan Cadangan Waktu

43 diperlukan. Sedangkan angka CW negatif berarti tidak cukup waktu untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal.

2.5.1 Waktu Kumulatif Jalur – WKJ

Idealnya jadwal yang dihasilkan dari perencanaan dasar sudah merupakan perencanaan yang memiliki WKJ yang terpendek, akan tetapi telah diketahui bahwa pada awal proyek sewaktu membuat perencanaan dasar, masih terbatas data dan informasi yang tersedia, sehingga WKJ yang tersusun masih banyak memiliki peluang untuk penyempurnaan.  Cadangan Waktu Node Untuk menghitung CW jalur, terlebih dahulu ditinjau cadangan waktu node CW. Selanjutnya, dianalisis bagaimana hubungan CW node-node yang menjadi komponen jalur tersebut terhadap CW jalur proyek secara keseluruhan. Batasan cadangan waktu node dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Cadangan waktu node, CW = EET – LET Dimana, CW = Cadangan Waktu EET = Earliest Event Time LET = Latest Event Time Angka CW dapat positif dan negatif. Positif berarti bahwa node yang bersangkutan memiliki waktu tersedia lebih besar dari yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan, dan negatif berarti bahwa yang terjadi adalah Universitas Sumatera Utara 44 sebaliknya. Untuk menghitung cadangan waktu node, urutannya adalah sebagai berikut : a. Dari kalender kerja diambil angka-angka numerik parameter EET dan LET dari node. b. Hitung CW dengan rumus diatas.

2.5.2 Memantau dan Mengendalikan Jadwal Penggunaan Cadangan Waktu

Syarat utama agar kegiatan pengendalian efektif adalah adanya tolok ukur yang dapat dipakai sebagai pembanding objek yang dikaji. Dalam hal pengendalian jadwal, tolok ukur yang dimaksud berupa jadwal induk. Jadwal induk ini terdiri dari beberapa milestone sebagai sasaran kegiatan komponen proyek. Pada umumnya cadangan waktu yang tersedia pada beberapa kegiatan dalam suatu proyek dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berikut: 1. Memperpanjang rentang waktu dari kegiatan non kritis sehingga dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan sumber daya manusia. 2. Penundaan mulainya beberapa kegiatan dalam rangka menyesuaikan dengan situasi yang berkaitan dengan baik buruknya cuaca, kemungkinan pelaksanaan konstruksi yang lebih mapan, atau sekedar memperlambat sementara kegiatan berkaitan dengan proses manajemen. 3. Merangkai kegiatan non kritis tertentu yang memerlukan sumber daya yang sama untuk penyelesaiannya, sebagai contoh kita dapat menggunakan peralatan tertentu dengan cara memindah-mindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, dengan berdasarkan pada pertimbangan kemudahan operasi. Universitas Sumatera Utara 45 Cadangan waktu akan memberikan kesempatan cukup dalam mengatur penjadwalan kegiatan dalam proyek bila dipergunakan dengan efektif. Universitas Sumatera Utara 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mencoba membandingkan waktu pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit Prima di lapangan yang menggunakan kurva S dengan CPM Critical Path Method.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian, untuk memperoleh data, penulis menggunakan data yang telah ada dan diperoleh langsung dari CV.PRIMA ABADI JAYA yaitu berupa time schedule proyek pembangunan Rumah Sakit Prima yang beralamat di Jl. Belanga Simp. Ayahanda No. 1 Medan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam pelaksanaan penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa jenis data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini. Data primer yang diperlukan untuk penelitian ini berupa data Kurva S yang diperoleh dari konsultan, kontraktor dan pengawas proyek tersebut. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data sekunder ini merupakan data-data yang diperoleh dari literatur yang berupa referensi dan jurnal. Universitas Sumatera Utara