Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample
. Pada metode purposif, sampel yang dipilih adalah subjek yang tidak hanya sebagai pelaku, tetapi juga memahami seluk beluk permasalahan
penelitian yang menjadi fokus kerja peneliti Danim, 2000. Peneliti memilih menggunakan tekhnik sampel ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan.
Pertimbangan pertama yaitu karena sampel pada penelitian ini dituntut untuk benar-benar memahami permasalahan penelitian mengenai Facebook. Selain itu,
terdapat ciri-ciri khusus yang harus dimiliki oleh sampel yaitu sampel harus memiliki akun di Facebook dan sampai saat ini masih aktif menggunakan
Facebook. Pertimbangan lainnya yaitu dikarenakan tidak adanya jumlah populasi yang pasti.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh Nasution 2004 bahwa purposive sampling
dilakukan dengan cara mengambil orang-orang yang benar-benar terpilih oleh peneliti sesuai dengan ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel
tersebut. Dengan demikian, teknik ini sangat tepat digunakan dalam penelitian ini.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Sebelum melaksanakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang paling tepat untuk mengumpulkan data yang akan
diteliti.
Metode yang dipilih untuk setiap variabel tergantung pada beberapa faktor terutama jenis data dan ciri responden Gulo, 2002. Terdapat banyak bentuk
metode pengumpulan data yang dapat digunakan diantaranya metode observasi, wawancara, survey, angket, kuesioner, dan dokumenter.
Karena jenis data yang ingin didapat pada kedua variabel kebutuhan afiliasi dan kecanduan Facebook adalah data interval yang dapat diubah kedalam
bentuk angka, dan juga dikarenakan penelitian ini membutuhkan data dari sampel yang cukup luas, maka peneliti menggunakan metode skala untuk pengumpulan
data.
3.6. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah skala yang diberikan pada sampel penelitian sebanyak 2 kali pilot dan field study.
Terdapat dua skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kebutuhan afiliasi dan skala kecanduan Facebook.
3.6.1. Skala kebutuhan afiliasi
Skala kebutuhan afiliasi digunakan untuk mengukur tingkat kebutuhan afiliasi pada individu. Peneliti memilih untuk menggunakan skala likert sebagai
bentuk skala yang akan digunakan. Skala likert adalah salah satu bentuk skala yang dibuat oleh Rensis Likert yang berisi item-item yang meminta responden
untuk mengindikasikan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka pada suatu statement.
Skala ini memiliki lima pilihan jawaban yaitu SS Sangat Setuju, S Setuju, TS Tidak Setuju, STS Sangat Tidak Setuju, dan TT Tidak Tahu.
Selain itu, terdapat dua bentuk item yaitu favorable dan unfavorable.
Pembentukkan skala kebutuhan afiliasi disesuaikan dengan teori-teori yang melatarbelakanginya. Peneliti memilih teori yang dikemukakan Murray
dalam bukunya Exploration in Personality 1959.
Tabel. 3.1. Blue Print Skala Afiliasi
No. Aspek Indikator
Fav Unfav
1 General Umum
a. Bertemu dan berkenalan dengan orang lain
1, 19 20, 22
b. Membentuk, memelihara menerima keterkaitan dengan orang lain
21, 23 2, 24
c. menunjukkan perbuatan baik dan cinta
3, 25 26, 28
d. Melakukan sesuatu yang menyenangkan orang lain
27, 29 4, 32
e. Menghindari untuk menyakiti orang lain dan menghilangkan pertengkaran
5, 73 30, 72
2 Motones
motorik a. Mendekatkan diri
31, 33 6, 36
b. Melambai, berjabat tangan dan memeluk
7, 37 74, 34
3. Zonal a. Mencium 50 71
4. Verbones verbal
a. Mengucap salam, halo dan bertanya dengan bersahabat
35, 39 8, 38
b. Memberi informasi, bercerita dan bertukar perasaan
9, 41 40, 68
c. Mengekspresikan kepercayaan, kekaguman, perasaan dan
mempercayai orang lain 43, 45
10, 42 5. Kontak
a. Melakukan pendekatan, menyentuh, menemani dan tinggal dekat kerabat
11, 47 44, 46
6. Persamaan a. Merasa atau bersikap seperti teman
49, 52 12, 48
b. Mengikuti dan menyetujui orang lain 13, 55
70, 51 7. Kerjasama a. Menerima sesuatu dengan orang lain
53, 62 14, 54
8. Timbal balik
a. Berkomunikasi, bermain dengan orang lain, bertelepon dan mengirim surat
15, 61 56, 58
b. Berbagi keuntungan, pengetahuan, kepercayaan dengan orang lain
59, 67 16, 60
c. Menikmati hubungan intim dengan orang yang dicintai
17, 63 57, 64
9. Ide a. Menerima ide, menyelaraskan satu
perasaan dengan perasaan yang lain menyelesaikan perbedaan
65, 69 18, 66
Total 37
37
3.6.2. Skala kecanduan Facebook
Skala kecanduan Facebook menggunakan bentuk skala likert. Adapun teori yang digunakan dalam mengkonstruk skala ini ialah teori yang dikemukakan
oleh Ivan Goldberg 1996. Walaupun beberapa pemikirannya mengenai kecanduan diperuntukkan internet, tetapi peneliti mengadopasi teorinya karena
adiksi yang dimaksudkan olehnya memiliki bentuk yang sama dengan adiksi Facebook yaitu sama-sama merupakan adiksi non-fisik adiksi psikis. Dengan
demikian, beberapa indikator yang peneliti gunakan sesuai dengan teori Goldberg 1996.
Tabel. 3.2. Blue print skala kecanduan Facebook
No Aspek Indikator
Fav Unfav
1 Toleransi a. Kebutuhan untuk meningkatkan waktu
penggunaan
Facebook
yang mencolok untuk mencapai kepuasan
1, 23 12, 34
b. Menurunnya efek yang dirasakan dari penggunaan
Facebook
yang terus menerus dalam waktu yang sama
13, 35 2, 24
2 Penarikan a. Penghentian atau pengurangan pemakaian
3, 25 14, 36
diri
Facebook
akan terasa berat dan lama b. Agitasi psikomotor gejolak psikomotor,
kecemasan, pemikiran yang obsesif mengenai apa yang terjadi di
Facebook
, fantasi atau mimpi mengenai
Facebook
, gerakan jari seperti mengetik baik disadari
atau tidak 15,
37, 45, 49
4, 26, 46
c. Distress atau kerusakan sosial, baik yang berhubungan dengan dunia kerja atau fungsi
lainnya 5, 27
16, 38
d. Menggunakan internet service online lainnya untuk menghilangkan atau
menghindari simptom-simptom pada nomor kedua
17, 39 6, 28
3 Intensitas
penggunaan
a. Facebook
sering digunakan lebih lama dari yang direncanakan
7, 29 18, 40
b.
Menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan yang berhubungan dengan
Facebook
9, 31 20, 42
4. Hasrat
menghindar a. Adanya hasrat yang kuat atau upaya yang
tidak berhasil dalam mengendalikan penggunaan
Facebook
19, 41 8, 30
5. Konsekuensi
negatif a. Penghentian kegiatan-kegiatan sosial yang
penting, pekerjaan ataupun kegiatan rekreasi untuk penggunaan
Facebook
21, 43, 47
10, 32
6. Pengabaian
konsekuensi negatif
a. Penggunaan
Facebook
tetap dilakukan walaupun telah mengetahui akan adanya
masalah-masalah fisik, sosial, pekerjaan atau masalah psikologis yang muncul karena
penggunaan
Facebook
. 11,
33, 48 22, 44
Total 26 23
3.7. Uji Instrumen Penelitian