BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Produktivitas Kerja
2.1.1. Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja terkait erat dengan sumber daya manusia, dan hal tersebut menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan
jasa disamping modal dan teknologi. Secara mikro, dalam arti lingkungan suatu unit kerja departemen atau organisasi, maka sumber daya manusia adalah tenaga
kerja atau karyawan di dalam suatu organisasi, yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan. Fasilitas yang canggih dan lengkap, belum
merupakan jaminan akan berhasilnya suatu organisasi, tanpa diimbangi oleh kualitas manusia yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut Sedarmayanti,
2009. Kualitas sumber daya manusia menyangkut dua aspek, yaitu aspek fisik
dan non fisik, kualitas non fisik menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan lain. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dapat diarahkan pada dua aspek tersebut. Untuk menentukan kualitas fisik dapat diupayakan melalui program peningkatan kesehatan dan gizi. Sedangkan untuk
meningkatkan kualitas non fisik, maka upaya pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan karena berkaitan dengan kemampuan bekerja, berpikir dan
keterampilan non fisik lain. Ini tertuang dalam faktor yang mempengaruhi
11
produktivitas kerja. Yaitu faktor sikap mental, pendidikan dan hubungan industrial Pancasila. Sikap mental produktif sendiri menyangkut sikap; motivatif,
disiplin, kreatif, inovatif, dinamis, profesional, berjiwa kejuangan Sedarmayanti, 2009.
Disamping itu, perlu diingat bahwa kemajuan teknologi yang mempermudah cara pembuatan barang berasal dan berkembang dari faktor tenaga
kerja lebih dari faktor manapun. Maka kedudukan tenaga kerja sebagai unsur pengukur faktor produktivitas nampaknya sah dan sulit digoyahkan. Penggunaan
sumber daya manusia, modal dan teknologi secara ekstensif telah banyak ditinggalkan orang. Sebaliknya pola itu bergeser menuju penggunaan secara lebih
intensif dari semua sumber-sumber ekonomi. Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis
sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah. Melalui berbagai perbaikan
cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang
bisa dihemat. Yang jelas, waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif dan
efisien Sinungan, 2009. Hal di atas inilah yang dimaksud dengan produktivitas. Ruang lingkup
pengertian dan penghayatan produktivitas perlu kita lihat secara mendalam. Kita tidak bisa memandang sepotong-sepotong atau apriori karena dibalik pengertian
sederhana dari produktivitas terkandung kekuatan raksasa yang dapat mempercepat proses perbaikan Sinungan, 2009.
Bernandin dan Russell dalam Triton, 2009 mengatakan bahwa produktivitas secara umum dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara
hasil yang dicapai out put dengan masukan input. Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai out put dengan keseluruhan
sumber daya yang diperlukan input. Menurut Greenberg dalam Sinungan 2009, mendefinisikan
produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Sinungan 2009 juga
mengelompokkan pengertian produktivitas dalam tiga kelompok yaitu : a
Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan output terhadap keseluruhan peralatan produksi
yang pergunakan input. b
Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada
kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. c
Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi tiga faktor esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset,
manajemen, dan tenaga kerja.
Pada Konferensi Oslo tahun 1984 dalam Sinungan 2009, tercantum definisi produktivitas, yaitu ”Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal
yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit”.
Menurut Blecher dalam Wibowo, 2008 secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang
diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran
atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan
menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.
Umar 2008 mengatakan, pengertian produktivitas bermacam-macam, diantaranya sebagai :
a. Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari sekarang.
b. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara
hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber-sumber yang digunakan.
Wibowo 2008 mengatakan bahwa kebanyakan ukuran produktivitas yang dipakai ekonom dan eksekutif bisnis adalah produktivitas tenaga kerja, karena
tenaga kerja merupakan komponen biaya terbesar. Ukuran tersebut memberikan indikasi bahwa ukuran tersebut telah digunakan dengan baik atau telah
diboroskan.
Sedarmayanti 2009 menyatakan bahwa produktivitas individu atau tenaga kerja merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran pencapaian unjuk
kerja yang maksimal dengan efisiensi salah satu masukan tenaga kerja yang mencakup kuantitas, kualitas dalam satuan waktu tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka produktivitas kerja dapat disimpulkan sebagai unjuk kerja yang maksimal yang mengacu pada prinsip
efektifitas dan efisiensi dalam menyelaraskan input dengan output guna mencapai kualitas barang dan jasa dengan waktu yang terbaik.
2.1.2. Indikator-indikator Produktivitas Kerja