Pengertian Pemasaran Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Brand Trust, Brand Image, dan Kepuasan Pelanggan terhadap Brand Loyality pada Air Meneral Aqua
14 1. Kinerja performance, karakteristik operasi suatu produk utama, seperti
minuman kesehatan,
memperlancar metabolisme
dalam tubuh
http:tugaskelompok1sim.wordpress.com20110105kebaikanairbagikese hatan.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan feature, yaitu fasilitas pendukung
seperti tutup kemasan yang protektif. 3. Keandalan reliability, air mineral yang berkualitas mata air terpilih.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specifications, yaitu sejauh mana karakterisik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditentukan, misalkan uji laboratorium nasional BPOM, No registrasi:MD 265210012020 dan memenuhi standar kesehatan Good Manufacturing
Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-
2006 atau “Codex for Bottle Water” 5. Daya Tahan durability, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat digunakan. 6. Kemampuan melayani serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, kemudahan direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika estethic, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalkan bentuk fisik, model desain yang artistik, warna dan sebagainya.
8. Ketepatan kualitas yang dipersepsikan perceived quality, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
15 Menurut Garvin 1988 dalam Tjiptono 2007:113 - 114, ada lima
perspektif kualitas yang berkembang saat ini antara lain: a. Transcendental approach,dalam perspektif ini, kualitas dipandang
sebagai innate excellence, yaitu sesuatu yang secara intuitif bisa dipahami, namun nyaris tidak mungkin dikomunikasikan, contohnya
kecantikan atau cinta. Perspektif ini menegaskan bahwa orang hanya bisa belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang didapatkan dari
eksposur berulang kali repeated exposure. b. Product-based approach, perspektif ini mengasumsikan bahwa kualitas
merupakan karakteristik, komponen atau atribut obyektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur.
c. User-based approach, perspektif ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas bergantung pada orang yang menilainya eyes of the beholder,
sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang maximum satisfaction merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
d. Manufacturing-based approach, perspektif ini bersifat supply-based dan lebih berfokus pada praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan,
serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau kecocokan dengan persyaratan conformance to requirements.
e. Value-based approach, perspektif ini memandang kualitas dari aspek nilai value dan harga price. Dengan mempertimbangkan trade-off
antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence,
yakni tingkat kinerja „terbaik‟ atau yang sepadan dengan harga yang dibayarkan.