BOD Kejenuhan Oksigen Keanekaragaman Plankton Di Perairan Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

disebabkan oleh adanya senyawa organik dan anorganik dari limbah pemukiman masyarakat yang membutuhkan oksigen oleh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa tersebut. Menurut Suin 2002 oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan hewan yang hidup dalam air membutuhkan oksigen yang berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam air. Banyaknya oksigen terlarut melalui udara ke air tergantung pada luas permukaan air, suhu, dan salinitas air.

g. BOD

5 Biochemical Oxygen Demand BOD Biochemical Oxygen Demand yang diperoleh dari ketiga stasiun penelitian adalah berkisar 2,5-3,4 mgl, nilai ini masih memenuhi baku mutu untuk biota laut, yaitu 20 mgl MENLH, 2004. BOD tertinggi pada stasiun III daerah pemukiman yaitu 3,4 mgl. Hal ini disebabkan banyaknya kandungan senyawa organik dan anorganik dalam perairan yang membutuhkan oksigen untuk menguraikannnya. Menurut Agusnar 2007 bahan-bahan buangan yang memerlukan oksigen terutama yang terdiri dari bahan-bahan organik dan mungkin beberapa bahan anorganik. Polutan semacam ini berasal dari berbagai sumber seperti kotoran hewan maupun manusia, tanaman-tanaman yang mati atau sampah organik, bahan-bahan buangan industri dan sebagainya. BOD terendah pada stasiun I daerah kontrol yaitu 2,5 mgl. Hal ini dipengaruhi oleh nilai oksigen sebesar 3,4 mgl, dimana oksigen tersebut dibutuhkan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa organik. Menurut Barus 2004 apabila konsentrasi bahan organik berkurang maka perlahan-lahan populasi bakteri akan menurun, sementara nilai BOD semakin kecil. Menurut Wardhana 1995, BOD Biochemical Oxygen Demand adalah kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh organisme dalam lingkungan air. Proses penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme Universitas Sumatera Utara memerlukan waktu yang cukup lama lebih kurang 5 hari. Dalam waktu 2 hari, kemungkinan reaksi telah mencapai 50 dan dalam waktu 5 hari reaksi telah mencapai sedikitnya 75, hal ini sangat tergantung pada kerja bakteri yang menguraikannnya.

h. Kejenuhan Oksigen

Kejenuhan oksigen tertinggi dari hasil penelitian terdapat pada stasiun 1 daerah kontrol yaitu 83,87 dan terendah pada stasiun 3 yaitu 73,87. Hal ini menunjukkan pada stasiun I memiliki kelarutan oksigen yang lebih besar dari stasiun penelitian yang lain yang dapat memberikan informasi bahwa daerah ini memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah dibandingkan dengan stasiun 3 yang mengandung banyak senyawa organik dari limbah pemukiman masyarakat sekitar. Menurut Hutagalung et al., 1997 sumber utama oksigen dalam air laut berasal dari udara melalui proses difusi dan dari hasil fotosintesis fitoplankton pada siang hari, faktor-faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air laut adalah kenaikan suhu air, respirasi khususnya malam hari, dan adanya lapisan minyak di atas permukaan air laut dan masuknya limbah organik yang mudah terurai.

i. Amoniak