Dasar Hukum Marketing Asuransi Syari’ah

Jadi, marketing syari’ah adalah sebuah cara atau proses untuk mendistribusikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen untuk memperoleh kemaslahatan dan kepuasan pelanggan dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.

B. Dasar Hukum Marketing Asuransi Syari’ah

Jika memperhatikan ruang lingkup pemasaran, serta mencermati definisi- definisi pemasaran diatas, baik definisi menurut para pakar, kotler, Hermawan Kertajaya serta definisi pemasaran versi syariah, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran sama dengan wakalah atau perwakilan. Yang bertindak sebagai wakil adalah agen, artinya agen merupakan wakil perusahaan asuransi dalam memasarkan produknya kepada calon nasabah. Dengan demikian landasan hukum wakalah adalah sebagai berikut: 1. Al-Qur’an a. Surat Al-Kahfi Ayat 19 ⌧ ☯ ☯ ☺ ☯ ☺ ⌧ Artinya: “Dan Demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada disini?. mereka menjawab: Kita berada disini sehari atau setengah hari. Berkata yang lain lagi: Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada di sini. Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun”. Q.S. Al- Kahfi Ayat 19. Ayat ini melukiskan perginya salah seorang Ashabul Kahfi yang bertindak untuk dan atas nama rekan-rekannya sebagai wakil mereka dalam memilih dan membeli makanan. Banyak hadist yang dapat dijadikan landasan keabsahan wakalah, diantaranya: ﺳ و ﻴ ﷲا ﻰ ﷲا ل ﻮﺳر نا ﺚ ﺑ ﻓار ﺎﺑ ا رو ﺎ ا ﺟ ثر ﺎﺤ ا ﺖ ﺑ ﺔ ﻮ ﻴ ﺎﺟوﺰﻓ ر Artinya :“Rasulullah mewakilkan kepada abu Raf’i dan seorang Anshar untuk mewakilinya mengawini Maiminah binti Al- Harist” H.R. Malik dalam “Al- Muwatha’ Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah telah mewakilkan kepada orang lain untuk berbagai urusan. Di antaranya adalah membayar hutang, mewakilkan penetapan had dan membayarkannya, mewakilkan pengurusan unta, membagi kandang hewan dan lain-lain. Nabi sendiri sebelum ditunjuk sebagai Rasul, berniaga ke Negeri Syam Syiria, dengan membawa barang dagangan Siti khadijah stakeholders , seorang janda kaya, bangsawan dan rupawan. Rasulullah mewakili segenap kepentingan stakeholdes dalam menjual dan memasarkan produk bawaannya. Nabi Muhammad benar-benar mengikuti prinsip-prinsip perdagangan yang adil dalam setiap transaksi bisnisnya. Selain itu beliau selalu menasehati para sahabatnya untuk melakukan hal yang sama. Nabi Muhammad telah mewariskan petunjuk-petunjuk tentang cara menegakan kejujuran dan meminta agar membina hubungan baik dan ramah dengan para pelanggan dalam berdagang dan berbisnis Nabi Muhammad telah berhasil membina dirinya menjadi wirausahawan sejati yang memiliki reputasi dan integritas tinggi. Selain itu beliau juga berhasil mengukir namanya dikalangan masarakat bisnis pada khususnya, dan kaum Quraisy pada umumnya. 12 2. Ijma Wahbah Zuhaili mengatakan dari sudut ijma’, para ulama pun bersepakat dengan ijma’ atas dibolehkannya wakalah perwakilan. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk hal tolong menolong atas dasar kebaikan dan takwa. Tolong menolong diserukan oleh Al-Qur’an dan disunnahkan oleh Rasulullah 13 Dalam perkembangan fiqh Islam, status wakalah sempat diperdebatkan. Apakah wakalah termasuk kepada kategori niabah ﺑﺎﻴ yakni pendelegasian wewenangya. Pendapat pertama mengatakan bahwa wakalah adalah niabah atau mewakili. Menurut pendapat ini si wakil tidak dapat menyalahi perintah 12 M. Syakir Sula, Op. Cit., hal. 430 13 Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al- Islamy wa-Adillatuhu al-juz al rabi’, Dar fikr, Syiria, Damascus, hal 152 muwakkil. Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahawa wakalah adalah wilayah, karena mukhalafah menggantikan dibolehkan bila mengarah kepada yang lebih baik, sebagaimana jual beli dengan melakukan pembayaran secara tunai, itu lebih baik walaupun diperkenankan secara kredit. 14

C. Unsur-Unsur Marketing Asuransi Syari’ah