Pencegahan konstipasi Perawatan ibu nifas berdasarkan aspek budaya dalam berbagai masyarakat

Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009 jalan-jalan, tetapi jangan melakukan mobilisasi terlalu berat karena akan membebani jantung ibu. Hasnah, 2005

d. Mandi

Beberapa doter menganjurkan agar ibu mandi berendam, karena dipercaya dapat membersihkan lochea dari perineum dari antara lipatan lipatan labia, cara ini efesien daripada mandi di pancuran. Air hangat dapat menenangkan area episiotomi, dan meredakan rasa nyeri dan edema di area tersebut. Dan menenangkan wasir. Bila ibu mandi berendam pada minggu pertama atau kedua paska melahirkan, pastika bak mandi sudah disikat dengan bersih kemudian diisi dengan air bersih,

e. Pencegahan konstipasi

Buang air besar pertama setelah melahirkan merupakan hal yang penting bagi ibu, semakin lama ibu tidak buang air besar membuat ibu semakin cemas. Beberapa faktor fisiologis mempengaruhi fungsi normal setelah melahirkan, otot otot sekitar perut yang telah mengeluarkan kotoran telah meregang saat persalinan sehingga tidak dapat berfungsi secara baik. Beberapa cara untuk mengatasi kesulitan ibu buang air besar, yaitu, jangan cemas, isi perut tidak akan efektif jika ibu cemas. Latihan kegel dan jalan jalan akan membantu mengencangkan perineum dan rectum. Jika ingin buang air besar jangan ditahan,jika ditahan akan menimbulkan penyakit lain, seperti ambient. Makan makanan yang berserat seperti sayur-sayuran dan buah dan banyak minum untuk membantu melunakkan tinja. Jangan mengejan terlalu keras karena akan menimbulkan wasir. Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009

f. Latihan dan aktifitas

Setelah bayi melewati lubang vagina, liang vagina menjadi rata sebelumnya bergelembung , bengkak dan melar, sehingga membuka selama 2-3 hari, namun selama 34 hari kemudian akan menyusut kembali, walaupun tidak seperti semula. Agar otot vagina pulih kembali bisa dilakukan dengan latihan kegel sesering mungkin, yakni menggerakkan otot-otot vagina dan dubur seperti menahan kencing, latihan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa membutuhkan tempat khusus, bisa pada waktu berjalan, berdiri, duduk, bahkan pada waktu berbaring. Musbikin, 2006 Pernafasan diafragma dilakukan dengan cara letakkan tangan ibu diatas perut sehingga ibu dapat merasakan perut yang menggembung saat menarik nafas melalui hidung, kencangkan otot otot perut saat menghembuskan nafas melalui mulut. Mulailah perlahan dengan dua atau tiga kali tarikan nafas panjang dalam setiap latihan untuk menghindari hiperventilasi. Sikap tubuh ibu setelah melahirkan akan berubah akibat ligament atau jaringan yang menghubungkan tulang dengan otot, melemah dan meregang, tulang-tulang semakin mudah bergerak, ligament mudah mengalami gangguan, akibatnya ibu setelah melahirkan akan mengalami sakit punggung, untuk menghindari gangguan punggung setelah melahirkan lakukan tindakan : • Ketika menyusui duduklah bersandar pada kursi atau bantal yang telah disusun, selipkan bantal kecil di punggung bagian bawah sebagai pengganjal. Jika menyusui ditempat tidur naikkan kaki ditempat tidur, dengan posisi semacam ini punggung ibu tidak mendapat beban yang bias menimbulkan penyakit Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009 • Memandikan, posisi bak mandi juga harus mendapatkan perhatian, usahakan tidak terlalu rendah yang membuat ibu harus membungkuk pada saat memandikan bayi, • Jika ibu mengganti popok lakukan di tempat yang tida membuat ibu membungkukan badan, misalnya diatas meja yang sejajar dengan bagian pinggang ibu, jika ditempat rendah berlututlah sampai posisi bayi berada sejajar dengan pinggang ibu. Musbikin, 2006

2.2.4 Seksualitas dan penggunaan alat kontasepsi

Hubungan seks suami istri dapat dilakukan ketika ibu sudah merasa siap, biasanya sekitar empat sampai enam minggu setelah melahirkan, tetapi bila penyembuhan ibu berjalan lambat dan terjadi ifnfeksi, atau lokea masih mngalir, doter atau bidan akan merekomendasikan untuk menunggu lebih lama. Murkof, 2007. Seksualitas postpartum dipengaruhi oleh tingkat trauma perineum selama kelahiran, dan berkurangnya hormone steroid, penyesuaian seksual setelah melahirkan biasanya berhubungan dengan peran sebagaimana orangtua baru, dan dapat menjadi sumber konflik dan kebingungan bagi pasangan suami istri. Beberapa pasangan yang sudah melewati tiga minggu masa postpartum dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi, walaupunibu belum mendapatkan masa ovulasi ataupun masa subur, karena kontasepsi merupakan cara yang tepat untuk menunda kehamilan. Pasangan suami istri bila memilih alat kontrasepsi yang diinginkan ataupun alat kontrasepsiyang sesuai dengan kondisi tubuh ibu. Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009

2.3 Perawatan ibu nifas berdasarkan aspek budaya dalam berbagai masyarakat

Meskipun kehamilan dan kelahiran bayi secara universal dilihat dalam pengertian dan kepentingan bersama,yakni untuk kelangsungan umat manusia, namun dalam kehidupan berbagai kelompok masyarakat, terdapat macam-macam titik berat perhatian dan sikap khusus dalam menanggapi proses itu. Sebagian masyarakat lebih mementingkan aspek budaya pada perawatan kehamilan dan kelahiran, sedangkan sebagian lagi lebih menonjolkan aspek sosialnya. Perawatan umum yang dilakukan bagi seorang ibu yang baru melahirkan didaerah Sulawesi Utara di kepulauan Sangie adalah mandi uap bakukup, keika tubuh ibu telah kuat setelah melahirkan, ibu dimandikan dengan air rebusan yang terdiri berbagai ramuan daun-daunan, belanga air yang masih panas ditempatkan di bawah kursi yang diduduki oleh ibu, agar uap tidak terbuang dengan percuma maka ibu di selimui oleh kain sehingga semua uap rebusan ramuan dapat meresap ke pori-pori ibu, perawatan ini bertujuan untuk mengembalikan panas tubuh ibu yang suda terperas habis selama proses melahirkan. Untuk daerah Lombok ibu tidak menjalani mandi uap tetapi menjalani masa berdiang dekat tungku atau bara api yang terus menerus menyala selama beberapa hari agar sang ibu bayi dalam keadaan hangat. Di daerah Jawa dukun beranak akan melakukan perawatan pada ibu nifas, yang lebih dahulu dilakukannya adalah mengurut tubuh ibu. Hal ini didasarkan atas anggapan bahwa pada waktu melahirkan ibu harus mengejan, sehingga untuk mengembalikan urat uratnya ibu harus diurut. Bagian dada dari ibu juga harus diurut agar air susu keluar dengan deras, pengurutan ini dilakukan pada hari Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009 kesembilan sampai kesepuluh sesudah melahirkan. Untuk menjaga kerampingan perut dan tubuh ibu diberi tapel yang terbuat dari ramu-ramuan daun tertentu pada bagian perutnya. Setelah ditapeli ibu dibalut dengan kain dan selanjutnya diberi sabuk dari kain yang sangat panjang, yang dikenal dengan istilah bengkung, dengan menggunakan stagen yakni ikat pinggang khusus dari kain tenun, bebekung ini digunakan sampai 40 hari, sepanjang hari Pantangan makanan juga diberlakukan bagi ibu nifas, beberapa jenis makanan yang harus dihindari ibu nifas dan menyusui di Daerah Maluku antara lain adalah, terong dan melinjo, karena akan menyebabkan lidah bayi putih putih dan mengalami panas tinggi songger. Nangka akan membuat perut ibu dan bayi kembung. Nenas, mangga, jeruk dan jambu serta makanan yang mengandung asam dianggap tajam untuk peranakan dan menyebabkan bayi sakit perut. Ikan, akan membuat air susu ibu menjadi amis. Cabe, karena rasanya pedas dianggap dapat menyebabkan mata bayi berair terus menerus. Untuk makanan yang dianjurkan adalah kacang hijau dan buah papaya, kedua jenis makanan ini sudah di anjurkan sejak ibu hamil. Daun kelor dan jantung pisang yang di masak dengan santan diaggap berkhasiat untuk memperbayak produksi ASI, ASI yang pertama kali keluar colestrum dibuang karena dianggap tidak baik. Pantangan tidak selalu berupa makanan, melainkan juga berupa pantangan perbuatan atas dasar keyakinan mengenai sifat gaibnya. Karena itu terdapat sejumlah pantangan perbuatan yang melarang wanita hamil dan nifas melakukan hal-hal tertentu yang dapat berakibat buruk bagi ibu dan bayi. Seperti Suku Betawi, sejak lahir hingga usia tujuh hari sang ibu dan bayi tidak boleh dipisahkan tidurnya, karena ada makhluk gaib yang menginginkan bayinya sehingga Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009 menyebabkan ibu dan bayi panas. Untuk mengusir roh jahat diletakkan minyak lampu yang ditutupi keranjang, serat golok, dan sapu lidi yang ditaruh dikolong tempat tidur. swasono, 1999 Ada beberapa pantangan perbuatan yang harus dihindarkan ibu nifas yang berhubungan dengan kesehatan tubuhnya, misalnya ibu nifas tidak diperbolehkan tidur siang karena dikhawatirkan jika kebanyakan tidur akan mengakibatkan darah putih naik dan membuat ibu memakai kacamata karena rabun. Ranakusumo, 2003 Tiga hari setelah melahirkan ibu diberi minuman berupa ramu-ramuan yang terdiri dari campuran jeruk nifis, jahe diparut gula jawa, dan lada halus. Ramu- ramuan bias juga berasal dari kulit pepohonan, seperti, kulit pohon ketapang Terminalia catapa, kulit pohon turi Sesbania grandiflora, kulit pohan jambu, kulit manggis, kulit langsat, bunga dan biji pala, yang seluruhnya dijemur hingga kering, kemudian setelah kering direbus dengan belang yang berasal dari tanah dicampur dengan lada cengkeh ketumbar, kemudian diminumkan pada ibu selam sembilan hari, yang bertujuan agar ibu menjadi kuat dan segar kembali. Ibu juga dikompres dengan ampas daun turi di dahi untuk mencegah darah putih naik ke kepala yang dapat menyebabkan kematian. Hotni Sari Dewi Siregar : Kebiasaan Ibu Dalam Melakukan Perawatan Nifas Di Nagori Raya Huluan, 2008. USU Repository © 2009

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah bertujuan untuk mengeksplorasi perawatan mandiri ibu nifas di Nagori Raya huluan Nifas diyakini sebagai suatu peristiwa alamiah yang harus diterima secara positif oleh ibu. Pada masa nifas ibu akan mengalami pemulihan pada kondisi fisiknya, dimana bentuk tubuh ibu akan kembali ke keadaan sebelum hamil, sehingga ibu mempunyai kemampuan untuk melakukan perawatan nifas, setiap ibu mempunya cara dan variasi untuk melakukakan perawatan nifas. Dalam penelitian ini perawatan nifas yang dilakukan ibu dieksplorasi dengan mengacu pada konsep yng dikemukakan oleh Reeder, Martin dan Griffi 1997, Perawatan ibu nifas meliputi, perawatan perineum, perawatan payudara, pemulihan kesehatan, seksualitas dan pemilihan alat kontrasepsi. Karena bentuk perawatan nifas yang dilakukan ibu biasanya dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, faktor sosial budaya diyakini oleh masyarakat adalah cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan ibu. 21