12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Virus Dengue
DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh serangga Arthropoda dan virus penyebabnya yaitu virus dengue digolongkan Arthropode-borne virus
Arbovirus.Ananthanarayan, 2000; Hutabarat, 2004 Nama dengue sendiri berasal dari bahasa Swahili ’ki denga pepo’ yang berarti kejang tiba-tiba. Ananthanarayan,
2000 Virus dengue termasuk ke dalam famili Flaviviridae yang termasuk ke dalam
Arbovirus. Keistimewaan transmisi Flavivirus adalah virus ini dapat berkembang biak dalam tubuh vektor. Bila virus tidak mampu bereplikasi dalam tubuh vektor,
maka virus tidak akan dapat ditularkan dari satu hospes ke hospes berikutnya. Oleh karena virus dengue ditularkan oleh nyamuk maka infeksi yang disebabkannya
disebut juga mosquito-borne infection. Virus ini berkembang biak sangat baik pada nyamuk dari genus Aedes. A. aegypti
dan A. albopictus merupakan dua spesies yang paling penting. Pada beberapa spesies Aedes dapat terjadi transmisi transovarial, oleh karena itu fenomena transovarial
dapat dianggap salah satu cara virus bertahan di alam. Pada manusia viremia berkisar 2 – 12 hari. Bila terhisap darah viremik oleh
vektor, maka virus akan masuk ke dalam tubuh vektor, kemudian berkembang biak di
dalam tubuh vektor dan selanjutnya akan ditemukan di kelenjar ludah vektor nyamuk.
Virus dengue mempunyai struktur yang lengkap, terdiri dari cor, capsid dan envelope, dan oleh karena itu disebut virion. Memiliki diameter ± 40-65 nm dan
terdiri dari asam ribonukleat berserat tunggal single stranded RNA. Virus dengue terdiri dari asam nukleat, yaitu isi dari cor atau nucleocapsid yang
tersusun dari protein tunggal dan dikelilingi oleh envelope yang terdiri dari 2 lapisan lipid dan 1 lapisan membran protein M-protein dimana melekat tonjolan E-
glycoprotein. Selubung envelope virion berperan dalam hal haemaglutinasi, netralisasi dan interaksi antara virus dengan sel saat awal infeksi.
Virus dengue memiliki empat jenis protein virus yaitu : 1.
C-protein pada capsid, yang merupakan protein pertama yang dibentuk pada saat translasi genom virus dengan BM 13.500, kaya akan asam aminolisin dan arginin
sehingga bersifat basa. Oleh karena itu protein C mampu berinteraksi dengan RNA virion. Pada ujung karboksilnya, protein C terdiri dari rangkaian asam
amino hidrofobik yang memungkinkannya menempel pada membran sebelum dipecah pada ujung protein prM.
2. M-protein pada membran bagian luar dari envelope, berasal dari prM protein.
PrM Protein adalah glikoprotein dengan BM 22.000 dan dipecah menjadi M- protein dan glikoprotein lainnya menjelang morfogenensis lengkap virion.
Pemecahan ini tampaknya merupakan hal kritis bagi morfogenesis karena pemecahannya diikuti dengan naiknya titer virus aktif.
26
3. E-protein pada envelope, memiliki BM 51.000-60.000 dan dalam virion berada
dalam bentuk homotrimer. Pada serotipe-serotipe virus dengue, 60-74 bagiannya adalah residu asam amino gen E yang merupakan pembeda antara
serotipe yang satu dengan lainnya dan menyebabkan reaksi antibodi. 4.
NS-protein yaitu protein non struktural, terdiri dari NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b, dan NS5 Hutabarat, 2004; Brooks, 2005; Soedarmo, 2005 Massi,
2006. Infeksi salah satu serotipe pada seseorang akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan. Hal ini akan menyebabkan orang tersebut kebal terhadap serotipe virus tersebut. Meskipun keempat virus memiliki daya antigenis yang sama
namun mereka berbeda dalam menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah satu serotipe. Keempat serotipe dapat menyebabkan
penyakit berat dan fatal Suroso, 2003.
II.2. Epidemiologi Demam Berdarah Dengue