METODE PENELITIAN dr. Endang Haryanti Gani,DTMH,SpPark 4. Dr.Dra.Maryani Cyccu Tobing,MS

44

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel nyamuk A. aegypti betina dari rumah-rumah penduduk daerah endemik DBD di kota Medan, Sumatera Utara dari bulan September sampai Oktober 2008. Wilayah tempat pengambilan sampel terdiri dari 5 kecamatan yaitu Medan Helvetia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Baru dan Medan Amplas. Sampel kemudian diperiksa di SMF Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik Medan dengan menggunakan metode Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction RT-PCR. III.2. Subjek Penelitian Nyamuk A. aegypti betina yang didapat dari dalam dan sekitar rumah-rumah penduduk penderita DBD di kota Medan yaitu Kecamatan Medan Helvetia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Baru, dan Medan Amplas. III.3. Perkiraan Besar Sampel Z 2 0,5 – 2.p.q n ≥ e 2 Keterangan : n = besar sampel Z 0,5 – 2, dengan = 0,05 å 1,96 p = proporsi = 50 = 0,5 q = 1-p = 0,5 e = tingkat ketepatan å 10 =0,1 maka n ≥ 96,04 ~ 96 Dari perhitungan di atas didapatkan besar sampel paling sedikit berkisar 96 nyamuk. Berdasarkan hal ini diambil sebanyak 100 sampel nyamuk Arma, 2006. III.4. Rancangan penelitian Penelitian dilakukan secara deskriptif terhadap 100 sampel nyamuk A. aegypti betina dengan metode Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction RT-PCR di SMF Mikrobiologi Klinik RSUP Haji Adam Malik Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan September 2008 sampai Januari 2009. Tabel 1. Kegiatan dan waktu penelitian September Oktober November Desember Januari No Kegiatan II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 1. Pengumpul an nyamuk 2. Ekstraksi 3. RT-PCR dengan menggunak an Primer DEN-3 4. Elektrofore sis dan Visualisasi dengan Gel Imaging 36 III.5.Kerangka Kerja Ekstraksi RNA virus Dengue RT-PCR dengan menggunakan Primer DEN-3 Elektroforesis Pengumpulan sampel nyamuk A. aegypti betina Visualisasi dengan gel imaging Gambar 2. Kerangka Kerja 37 III.6. Pelaksanaan Penelitian III.6.1. Alat dan Bahan Alat : 1. Tip 25 µL 2. Tip 200 µL 3. Vortexer Maxi Mix II ® 4. Oven 50ºC 5. Pinset steril 6. Homogeniser steril 7. Microcentrifuge 8. Microwave 9. Beaker glass 10. Penggerus 11. Ice bath 12. Collection tube 2ml 13. Tabung eppendorf 14. Tabung erlenmeyer 15. Tabung kultur dengan C636 cell line 16. Tabung kultur 12 ml plastik screw cap 17. Api bunsen 18. Aspirator 19. Inkubator 20. Baki steril 21. Freezerrefregerator -70 C 22. Mesin elektroforesis 23. Tangki elektroforesis 24. Multi block heater Barnstead International ® 25. Mesin centrifuge Sorvall Biofuge Primo R Centrifuge ® 26. Mesin PCR thermal cycler BioRad ® 27. Lampu ultraviolet 28. Polaroid 29. Mesin pencitraanimaging BioRad ® 30. Biosafety Cabinet kelas II Esco class II type A 2 ® 38 Bahan : 1. Medium pertumbuhan MEM dengan 5 FBS Foetal Bovinus Serum 2. QIAamp® Viral RNA Mini Kit dari Qiagen QIAamp MinElute Columns, buffer AL, buffer AW 1, buffer AW 2, RNA-se free water atau buffer AVE, qiagen protease, carrier RNA, protease resuspension buffer 3. MgSO4 4. Superscript III RT 5. Etanol 96-100 6. Buffer TAE 50 ml 7. DMEM Drainage Enrich Medium 8. Aquadest 100 ml 9. Agarose 1 gram 10. Syber safe gel stainning 11. Blue juice 12. Gel imaging Bio Rad III.6.2. Pengumpulan Data Populasi nyamuk alam natural population vektor DBD, yaitu nyamuk A. aegypti, ditangkap dari 5 kecamatan endemik DBD di wilayah Medan, Sumatera Utara, yaitu Medan Helvetia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Baru dan Medan Amplas dari bulan September-Oktober 2008. Nyamuk ditangkap dari habitat istirahat resting places di dalam rumah, terutama di tempat-tempat yang lembab, gelap dan pakaian yang tergantung serta di bawah kolong oleh 4 empat kolektor pada pagi hari pukul 07.00-pukul 11.00 WIB.Diperiksa sebanyak 100 rumah dan pengumpulan nyamuk dilakukan di rumah-rumah di sekitar rumah penderita DBD atau sekitarnya berdasarkan hasil laporan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan. 39 Nyamuk hasil tangkapan dibawa ke laboratorium dan dimatikan dengan cara dimasukkan ke dalam kulkas dalam vial secara individual. Setelah mati, sampel nyamuk disimpan pada suhu -70°C. Sampel dipergunakan sebagai bahan untuk pemeriksaan virus. Virus yang akan diperiksa adalah virus Dengue serotipe-3 DEN- 3. III.6.3 Ekstraksi RNA Virus Dengue Sebelum dilakukan ektraksi RNA virus Dengue, dilakukan persiapan sebagai berikut : 1. Mempersiapkan Qiagen Protease Sebanyak 1,4 ml buffer AVE ditambahkan ke dalam Qiagen Protease dengan dicampurkan dan tidak menggunakan vortex. Hasil campuran dipisahkan ke dalam 5- 6 tabung eppendorf dimana masing-masing berukuran 250 µl untuk 10 reaksi, kemudian disimpan ke dalam kulkas pada suhu -20 ºC. 2. Mempersiapkan Buffer AL Sebanyak 310 µl buffer AVE ditambahkan ke dalam tabung berisi ’carrier RNA’ 310 µg. Kemudian pisahkan ke dalam 5 tabung eppendorf dimana masing-masing tabung berisi 62 µl untuk 10 reaksi, dan disimpan pada suhu -20 ºC. 3. Mempersiapkan Buffer AW 1 Sebanyak 30 ml etanol 96-100 ditambahkan ke dalam buffer AW 1, lalu disimpan pada suhu ruangan. 40 4. Mempersiapkan Buffer AW 2 Sebanyak 30 ml etanol 96-100 ditambahkan ke dalam buffer AW 2, lalu disimpan pada suhu ruangan. 5. Mencampur Medium Virus DMEM Drainage Enrich Medium dimasukkan ke dalam tabung kultur 12 ml plastik screw cap sebanyak 0,5 ml per tabung. Lalu FBS sebanyak 0,5 ml ditambahkan ke dalam DMEM dan disimpan di kulkas pada suhu 4°C. Selanjutnya dilakukan ekstraksi RNA virus Dengue dengan cara sebagai berikut : Seekor nyamuk dengan menggunakan pinset steril dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang telah berisi 300 l medium virus DMEM + FBS. Kemudian nyamuk digerus dengan penggerus steril dan selanjutnya disentrifus dengan kecepatan 14000 rpm selama 10 menit pada suhu 4°C. Supernatant hasil sentrifugasi diambil 200 l dengan menggunakan mikropipet dan kemudian dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 1,5 ml yang berisi 25 l Qiagen protease. Setelah itu ditambahkan 200 l buffer AL dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 56 ° C, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 1 menit. Selanjutnya ditambahkan 250 l ethanol, ditutup dan dicampurkan dengan menggunakan vortexer selama 15 detik, kemudian campuran tersebut diinkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan dan selanjutnya disentrifugasi lagi dengan kecepatan 8000 rpm selama 1 menit. 41 Setelah dikeluarkan dari mesin sentrifugasi, campuran tersebut dimasukkan ke dalam column dengan menggunakan mikropipet. Selanjutnya disentrifugasi lagi dengan kecepatan 8000 rpm selama 1 menit. Column kemudian dikeluarkan dari mesin sentrifugasi dan collection tube yang mengandung filtrat dibuang dan column dimasukkan ke dalam colection tube yang baru. Kemudian dilakukan berturut-turut pencucian dengan buffer AW-1, buffer AW-2 dan etanol, dengan cara menambahkan 500 l masing-masing larutan tersebut ke dalam campuran pada column, selanjutnya masing-masing disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 1 menit. Collection tube yang mengandung filtrat kembali dibuang dan column dimasukkan ke dalam collection tube yang baru. Hasilnya disentrifugasi dengan 14000 rpm selama 3 menit untuk mengeringkan dry spin. Column dimasukkan ke dalam collection tube yang baru dengan tutup terbuka, lalu diinkubasi dengan 56 ºC selama 3 menit. Kemudian collection tube dibuang, dan column ditempatkan pada tabung microcentrifuge 1,5 ml. Buffer AVE sebanyak 20- 150 l ±50 l atau RNA-se free water dimasukkan ke tengah-tengah membran, lid ditutup dan diinkubasi selama 1 menit dalam suhu ruangan, lalu disentrifugasi dengan 14000 rpm selama 1 menit. Dari hasil sentrifugasi, column dibuang dan RNA yang telah diekstraksi disimpan dalam freezer dengan suhu -70 °C. 42 III.6.4. RT-PCR Sebelum dilakukan RT-PCR, dipersiapkan terlebih dahulu Master mix yang dibuat dengan mencampurkan 25 l dari 2x reaksi mix bufer yang terdiri dari 0,4 mM dari dNTP, 3.2 mM MgSO4, 1 l dari 10 M primer universal, 1 l dari 10 M primer D3, 2 l superscript III RT, 4 l MgSO4 dan ditambahkan aquadest sampai 20 l. Master mix ini dicampurkan dengan pipeting dan spin down. Produk RNA dipersiapkan dengan memanaskan tube pada 65 °C selama 5 menit dengan menggunakan block heater, kemudian ditempatkan di dalam es selama mempersiapkan master mix. Kemudian 5 l produk RNA ditambahkan ke dalam master mix, kemudian brief centrifuge dengan kecepatan 8.000 rpm selama 1 menit, dan dimasukkan ke dalam mesin PCR. Yang merupakan urutan program PCR adalah : 1. cDNA-sintesis, dengan suhu 60 °C selama 30 menit. 2. Pemanasan awal hot start, dengan suhu 92 °C selama 3 menit. 3. Denaturasi denaturation, dengan suhu 92 °C selama 30 detik. 4. Pendinginan annealing, dengan suhu 53 °C selama 30 detik. 5. Perluasan extension, dengan suhu 72 °C selama 1 menit. 6. Perluasan akhir final extension, dengan suhu 72 °C selama 5 menit. Langkah RT dilakukan pada suhu 60 °C selama 30 menit untuk menghasilkan cDNA, kemudian amplifikasi dengan langkah PCR berikut : 92 °C selama 3 menit untuk permulaan denaturasi, 92 °C selama 30 detik untuk denaturasi, 53 °C selama 30 detik untuk pendinginan dan 72 °C selama 1 menit untuk perluasan. Siklus ini 43 diulangi sebanyak 40 kali sebelum perluasan akhir dengan suhu 72 °C selama 5 menit. Produk PCR ini disimpan pada 4 °C sebelum digunakan. III.6.5. Elektroforesis Agarose 2 dibuat dengan cara mencampurkan 10 ml 1X TAE buffer dengan 100 ml aquades pengenceran 10x. Kemudian 50 ml larutan tersebut dicampurkan dengan 1 gram agarose dan dipanaskan hingga mendidih. Kemudian ditambahkan 1:10.000 syber safe-TM dan dituang ke dalam cetakan gel agarose yang telah disiapkan sesuai dengan jumlah sumuran well yang dibutuhkan. Setelah gel agarose mengeras, dimasukkan dalam tangki elektroforesis yang berisi 1X TAE buffer. Sebanyak 5-10 µl hasil PCR ,yang telah dicampur blue juice 2X, dimasukkan ke dalam sumuran. Kemudian sebanyak 10 µl marker dimasukkan juga pada sumur nomor 1 atau sumur terakhir. Elektroforesis dijalankan 80-100 Volt, DNA akan bergerak dari kutub negatif menuju kutub positif. III.6.6. Gel Imaging Setelah proses elektroforesis, gel dimasukkan ke dalam alat imaging untuk melihat hasil amplifikasi RNA virus dengue yang dilakukan dengan teknik RT-PCR. 44 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengukuran Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap Di Pelabuhan Biang Lancang Lhokseumawe Tahun 2004

2 40 69

Deteksi Dan Penentuan Virus Gengue Serotpe 1 Dari Serum Penderita Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Shain Reaction

0 43 61

Deteksi Dan Penentuan Virus Dengue Serotipe 3 Dari Serum Penderita Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction

1 39 65

Deteksi Dan Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe 1 Dari Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Di Kota Medan

1 38 80

Deteksi Dan Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe 4 Dari Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Metode Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (Rt-Pcr) Di Kota Medan

2 68 68

Frekuensi Virus Dengue Serotipe 4 Dari Serum Penderita DD / BBD Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan RT-PCR

1 58 73

Deteksi Virus Dengue dari Nyamuk Vektor Aedes aegypti di Daerah Endemik Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Padang dengan Metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

1 3 15

DETEKSI TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DEN3 PADA SEMUA STADIUM Aedes aegypti SECARA IMUNOSITOKIMIA DENGAN KONFIRMASI RT-PCR.

0 0 16

DETEKSI TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DEN3 PADA SEMUA STADIUM Aedes aegypti SECARA IMUNOSITOKIMIA DENGAN KONFIRMASI RT-PCR jurnal

0 0 6

Keywords: Dengue infections, serotyping, RT-PCR Pendahuluan - Deteksi dan Serotiping Virus Dengue dan Serum Penderita Demam Dengue di Medan Menggunakan Reverse Transkriptase PCR

0 0 12