Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction RT-PCR

Diagnosis pasti untuk infeksi dengue didapatkan dari hasil isolasi virus dengue melalui kultur virus atau dengan deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction RT-PCR Suhendro et al, 2006; Soegijanto, 2006.

II.7. Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction RT-PCR

PCR ditemukan pertama kali oleh Kary Mulis pada tahun 1985, suatu prosedur yang efektif untuk pelipatgandaaan sekuen DNA target dan dapat memperoleh 10 6 - 10 9 kali jumlah DNA target awal. Proses pelipatgandaan ini dikenal dalam istilah biologi molekuler sebagai amplifikasi DNA. RT-PCR merupakan modifikasi dari PCR, dimana yang diamplifikasi berupa m- RNA. Mula-mula RNA diubah dulu menjadi DNA dengan menggunakan reverse transcriptase yang dapat mensintesis DNA dengan cetakan RNA dan menghasilkan DNA yang dikenal dengan nama cDNA complement DNA. Hanya enzim jenis ini yang dapat mensintesis DNA dengan cetakan RNA karena polimerase DNA hanya dapat mensintesis dengan menggunakan cetakan DNA. Setelah DNA terbentuk, maka DNA itu dapat diamplifikasi seperti umumnya proses pada PCR. Jadi, RT-PCR digunakan untuk mengamplifikasi RNA yang kestabilannya jauh lebih rendah dibandingkan DNA Sudjadi, 2008. 41 RNA merupakan asam ribonukleat utas tunggal, sedangkan DNA adalah asam ribonukleat utas ganda. Ciri khas RNA adalah tidak terdapatnya gugus nukleotida Timin T tetapi diganti dengan Urasil U. Oleh karena itu dalam proses RT-PCR akan disintesis cDNA dari pasangan antara gugus basa Urasil U dan Adenin A serta Guanin G dengan Sitosin C. Proses amplifikasi PCR meliputi 3 tahapan proses utama yaitu : 1. Denaturasi denaturation, yaitu pelepasan utas ganda DNA menjadi utas tunggal DNA . 2. Annealing, yaitu pemasangan 2 utas primer pada kedua utas tunggal DNA tersebut. Primer digunakan sebagai pancingan awal untuk melipatgandakan segmen DNA. Umumnya primer terdiri dari 18-24 deret basa nukleotida pengkode DNA yang disintesis secara buatan dan biasanya dapat dipasangkan dengan DNA yang akan dideteksi. 3. Extension atau perpanjangan, yaitu deoxyribonucleatide triphosphate dNTP yang sebelumnya telah ditambahkan dalam reaksi akan menyebabkan primer memperoleh tambahan basa nukleotida, dan kemudian akan menjadi sepanjang segmen DNA yang dilipatgandakan itu. Pada RT-PCR, disebabkan adanya penambahan proses sintesis cDNA maka pada tahap pertama tidak dilakukan lebih dulu denaturasi tetapi annealing. Hal ini bertujuan untuk memasangkan primer untuk membentuk molekul cDNA. Setelah terbentuk cDNA, baru kemudian masuk pada reaksi PCR biasa Sopian, 2006. 42 RT-PCR penting digunakan sebagai alat diagnostik untuk mendeteksi dan menentukan serotipe virus Dengue terutama pada tubuh nyamuk karena dapat mendeteksi dini serotipe virus dan sebagai informasi untuk studi epidemiologi. Selain itu teknik ini relatif lebih murah dengan sensitivitas dan sensitifitas yang tinggi Harris et al., 1998. 43 44

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel nyamuk A. aegypti betina dari rumah-rumah penduduk daerah endemik DBD di kota Medan, Sumatera Utara dari bulan September sampai Oktober 2008. Wilayah tempat pengambilan sampel terdiri dari 5 kecamatan yaitu Medan Helvetia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Baru dan Medan Amplas. Sampel kemudian diperiksa di SMF Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik Medan dengan menggunakan metode Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction RT-PCR. III.2. Subjek Penelitian Nyamuk A. aegypti betina yang didapat dari dalam dan sekitar rumah-rumah penduduk penderita DBD di kota Medan yaitu Kecamatan Medan Helvetia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Baru, dan Medan Amplas. III.3. Perkiraan Besar Sampel Z 2 0,5 – 2.p.q n ≥ e 2 Keterangan : n = besar sampel Z 0,5 – 2, dengan = 0,05 å 1,96 p = proporsi = 50 = 0,5 q = 1-p = 0,5

Dokumen yang terkait

Pengukuran Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap Di Pelabuhan Biang Lancang Lhokseumawe Tahun 2004

2 40 69

Deteksi Dan Penentuan Virus Gengue Serotpe 1 Dari Serum Penderita Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Shain Reaction

0 43 61

Deteksi Dan Penentuan Virus Dengue Serotipe 3 Dari Serum Penderita Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction

1 39 65

Deteksi Dan Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe 1 Dari Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Di Kota Medan

1 38 80

Deteksi Dan Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe 4 Dari Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Metode Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (Rt-Pcr) Di Kota Medan

2 68 68

Frekuensi Virus Dengue Serotipe 4 Dari Serum Penderita DD / BBD Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan RT-PCR

1 58 73

Deteksi Virus Dengue dari Nyamuk Vektor Aedes aegypti di Daerah Endemik Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Padang dengan Metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

1 3 15

DETEKSI TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DEN3 PADA SEMUA STADIUM Aedes aegypti SECARA IMUNOSITOKIMIA DENGAN KONFIRMASI RT-PCR.

0 0 16

DETEKSI TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DEN3 PADA SEMUA STADIUM Aedes aegypti SECARA IMUNOSITOKIMIA DENGAN KONFIRMASI RT-PCR jurnal

0 0 6

Keywords: Dengue infections, serotyping, RT-PCR Pendahuluan - Deteksi dan Serotiping Virus Dengue dan Serum Penderita Demam Dengue di Medan Menggunakan Reverse Transkriptase PCR

0 0 12