Kelelahan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja Peternakan Ayam

54 dikarenakan semakin berpengalaman orang tersebut dalam pekerjaannya, efisiensinya dalam bekerja juga meningkat. Orang tersebut dikatakan dapat mengatur besarnya tenaga yang dikeluarkan oleh karena seringnya mengambil pekerjaan yang sama. Selain itu, pekerja tersebut juga telah mengetahui posisi kerja yang terbaik atau nyaman untuk dirinya, sehingga produktivitasnya juga terjaga. Hal – hal tersebut diperkirakan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kelelahan maupun kecelakaan akibat kerja. Namun pernyataan diatas tidak sesuai dengan data tabel hasil penelitian tentang kelelahan berdasarkan masa kerja. Hal ini bisa terjadi karena distribusi pekerja peternakan berdasarkan masa kerja lebih banyak pada masa kerja 5 tahun. Berdasarkan tanya jawab dengan pekerja peternakan, mereka yang mempunyai masa kerja 5 tahun kebawah merasa masih harus membutuhkan banyak waktu untuk bisa menyesuaikan diri dengan banyaknya pekerjaan di peternakan ayam broiler agar mereka dapat menyesuaikan tenaga yang dikeluarkan untuk satu pekerjaan, menyesuaikan posisi kerja dengan pekerjaan yang mereka lakukan.

5.1.3 Kelelahan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja Peternakan Ayam

Broiler Di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota Payakumbuh Tahun 2016 Tingkat pendidikan di peternakan ayam ini berbeda-beda mulai dari tamatan SD, SLTP, SLTA, dan ada juga yang Sarjana. Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan pekerja peternakan terbanyak berada pada kelompok tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 24 orang 37.5. Universitas Sumatera Utara 55 Sebagian besar pekerja peternakan mempunyai dasar pendidikan formal yang sesuai dengan program wajib belajar sembilan tahun. Berdasarkan kelelahan kategori rendah, dapat diketahui frekuensi terbesar berada pada tingkat pendidikan SLTA yaitu berjumlah 9 orang 52.9. Berdasarkan kelelahan kategori sedang, diketahui bahwa frekuensi paling banyak pekerja peternakan berada pada tingkat pendidikan SLTA dan SD yaitu berjumlah 14 orang 33.3. Berdasarkan kelelahan kategori tinggi, diketahui bahwa frekuensi paling banyak pekerja peternakan berada pada tingkat pendidikan SLTP yaitu berjumlah 4 orang 80. Terdapat empat pekerja dengan tingkat pendidikan SLTP yang mengalami kelelahan kategori tinggi, hal ini terjadi karena distribusi pekerja dari hasil kuesioner dan mereka memiliki umur diatas 55 tahun. Dari data ini dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi dari pekerja dengan tingkat pendidikan yang lain. Hal ini terjadi dalam penelitian ini dikarenakan distribusi pekerja peternakan sebagian besar adalah berpendidikan SLTA yaitu berjumlah 24 orang 37.5. Kelelahan pekerja peternakan dapat dilihat dari kondisi sikap kerja yang mana pekerja melakukan pekerjaannya dalam posisi berdiri, membungkuk dan jongkok secara berulang dan kondisi tempat kerja yang tidak ergonomis seperti suhu ruangan kandang yang agak panas, bau dari limbah dan bau ayam yang menyengat dan mengganggu pernapasan. Banyaknya pekerjaan dan tidak diiringi dengan istirahat yang cukup juga berpengaruh terhadap kelelahan yang dirasakan pekerja. Grandjean 1991 menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, dan untuk memelihara mempertahankan Universitas Sumatera Utara 56 kesehatan dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan di luar tekanan cancel out the stress. Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga dapat memberikan penyegaran. Faktor-faktor lain penyebab kelelahan yaitu: intensitas lamanya kerja fisik dan mental, ergonomi, lingkungan iklim, penerangan, kebisingan, getaran dll, circadian rhythm, problem psikis tanggung jawab, kekhawatiran, konflik dll, kenyerian dan kondisi kesehatan, dan nutrisi Tarwaka, 2015.

5.1.4 Kelelahan Berdasarkan Beban Kerja Jumlah Tenaga Bantuan