BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Melanoma Maligna.
2.1.1. Definisi.
Melanoma maligna adalah sebuah kanker dari sel yang menghasilkan melanin. Oleh karena itu, bisa timbul pada kulit, mukosa, retina, dan
leptomeninges Chan dan Greenbaum, 2013. Melanoma maligna merupakan
sebuah keganasan dari sel yang menghasilkan pigmen melanosit, biasanya berada di kulit tapi juga ditemukan di telinga, saluran pencernaan, mata, mulut,
mukosa genital, dan leptomeninges McCourt, Dolan, dan Gormley, 2014.
2.1.2. Epidemiologi.
Meskipun melanoma maligna terhitung hanya 4 dari semua kanker kulit, melanoma maligna menyebabkan 80 kematian dari kanker kulit Miller
dan Mihm, 2006. Melanoma maligna terhitung 3 dari semua keganasan di seluruh dunia. Melanoma maligna kanker yang paling banyak pada dewasa muda
20-39 tahun dan paling banyak menyebabkan kematian karena kanker Chan dan Greenbaum, 2013.
Secara geografis, insiden dan mortalitas bervariasi di seluruh dunia. Kejadian melanoma maligna tertinggi dimana Negara yang populasinya
didominasi oleh Caucasian kulit putih dan rendah pada Negara yang berpenduduk asli Asian atau African de Vries et al., 2006. Semua Negara Eropa
melaporkan insiden melanoma maligna tinggi pada perempuan daripada laki-laki. Sebaliknya, di Australia dan Amerika Utara laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan MacKie, Hauschild, dan Eggermont, 2009 sedangkan untuk bagian tubuh yang sering ditemukan pada laki-laki adalah trunkus dan pada perempuan
sering pada daerah tungkai dan trunkus. Jarang ditemukan pada bagian tubuh yang tertutup pakaian Pasaribu, 2006.
Penyebab utama terjadi peningkatan insiden melanoma maligna secara umum adalah paparan radiasi ultraviolet UV. Menurut Elwood et al. dalam
MacKie, Hauschild, dan Eggermont 2009, terpapar sinar matahari yang
membakar kulit dalam waktu singkat tapi berulang-ulang diketahui sebagai faktor risiko utama MacKie, Hauschild, dan Eggermont, 2009.
2.1.3. Faktor Risiko.
a. Faktor Genetik Berdasarkan hasil penelitian 25-40 dari anggota keluarga yang
menderita melanoma maligna diidentifikasi terdapat germline mutation pada cyclin-dependent kinase inhibitor 2A CDKN2A dan juga sedikit
didapatkan mutasi pada cyclin-dependent kinase 4 CDK4. Terdapat dasar rasional untuk hubungan antara kejadian melanoma dan mutasi
pada CDKN2A dan CDK4 karena kedua tersebut adalah tumor- suppresor genes
Miller dan Mihm, 2006. Lima sampai sepuluh persen dari semua melanoma maligna adalah dari pasien dengan
familial atypical multiple mole melanoma syndrome FAMMM. Pasien dengan FAMMM mempunyai risiko 70 selama hidup untuk
berkembangnya sebuah melanoma maligna Holterhues, 2011. Mutasi pada tumor-suppressor genes seperti c-kit, p53, dan
BRAF dilaporkan meningkatkan risiko melanoma maligna. Namun,
masih belum jelas seberapa pentingya mutasi dari gen-gen ini dianggap sebagai faktor risiko melanoma maligna Holterhues, 2011.
b. Faktor Lingkungan Paparan radiasi ultraviolet UV dari matahari menjadi faktor
penting dikaitkan dengan peningkatan kejadian melanoma maligna, terutama pada sinar matahari yang membakar kulit dalam waktu
singkat tapi berulang-ulang Putra, 2008. Dari hasil penelitian yang lain juga memperlihatkan bahwa paparan sinar matahari yang
berlebihan, berulang-ulang tetapi dalam waktu singkat intermittent, dan lama dapat menyebabkan terjadinya melanoma maligna. Terutama
pada waktu intens terpapar oleh sinar matahari seperti membakar kulit pada waktu anak-anak ataupun remaja menjadi faktor risiko melanoma
maligna Holterhues, 2011.