ataupun ada tapi tidak menginfiltrasi tumor dan present, diambil pada tumor yang memiliki TILs yang brisk dan nonbrisk Reddy et al., 2014.
Gambar 2.1 Absent dan nonbrisk tumor infiltrating lymphocytes.
Sumber : Busam, K. J., Antonescu, C. R., Marghoob, A. A. et al., 2001. Histologi Classification of Tumor-Infiltrating Lymphocytes in Primary Cutaneous
Malignant Melanoma .
Am J Clin Pathol 2001;115: 856-8
Gambar 2.2 Brisk tumor infiltrating lymphocytes. A, sebuah populasi padat dari limfosit pada sel melanoma maligna Hematoxylin eosin, x200. B,
keseluruhan invasive melanoma maligna secara menyebar diinfiltrasi oleh limfosit Hematoxylin eosin, x40. C, bagian advancing melanoma maligna
secara menyeluruh dikelilingi oleh band-like lymphocytic infiltrate Hematoxylin eosin, x40.
Sumber : Busam, K. J., Antonescu, C. R., Marghoob, A. A. et al., 2001. Histologi Classification of Tumor-Infiltrating Lymphocytes in Primary Cutaneous
Malignant Melanoma .
Am J Clin Pathol 2001; 115: 856-860
2.4. Hubungan Tumor Infiltrating Lymphocytes dengan mitotic index.
Pada suatu penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan mitotic index dengan terdapat atau tidak TILs. Ketika TILs
diidentifikasi, 8 dari pasien mempunyai mitotic index 4 mm², dan 14 ketika tidak terdapat TILs. Walaupun tidak mencapai hasil yang signifikan secara
statistik, kebanyakan cenderung menyarankan bahwa kemunculan TILs mungkin
berhubungan dengan mitotic index yang rendah dan meningkatkan survival rate Reddy et al., 2014.
Mitotic index yang rendah secara signifikan berpengaruh pada survival
rate yang lama sama halnya dengan nilai TILs yang tinggi. Dinyatakan dalam
penelitian ini, berkembangnya metastastic melanoma dinyatakan dengan keseimbangan antara proliferasi yang tidak terkontrol mitotic index dan
kemunculan sistem imun TILs. Namun belum jelas apakah proliferasi sel tumor yang rendah pada pasien melanoma maligna memberikan kesempatan pada tubuh
untuk mengembangkan respon imun atau sistem imun yang mengontrol proliferasi. Pasien dengan kemunculan imun pada lesi tumor cenderung
menstimulasi sel T untuk melawan tumor. Di samping itu, terlihat manfaat yang besar dari kemoterapi pada pasien melanoma maligna yang memiliki nilai mitotic
index yang tinggi Bogunovic et al., 2009.
2.5. Kerangka Teori.
Gambar 2.3 Kerangka Teori.
Melanoma Maligna
Regresi Melanoma
Maligna
Tumor Infiltrating
Lymphocytes Target Sel
Sel T Sel Lisis
Tumor- associated
Antigen CD4+
MHC kelas I
Sel B MHC kelas II
CD8+
Antibodi Proliferasi
menurun Mitotic
Index