BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Stomatitis Aftosa Rekuren SAR merupakan gangguan yang ditandai dengan ulser  berulang  pada  mukosa  mulut  pasien  tanpa  disertai  gejala-gejala  penyakit
lainnya.
23
Etiologi  utama  SAR  masih  belum  jelas,  tetapi  beberapa  faktor  dianggap sebagai  predisposisi  munculnya  SAR.
4
Pada  penelitian  ini,  terdapat  16  pasien  yang dijadikan subjek penelitian yang terdiri dari 5 orang 31,25 berusia 12-16 tahun, 10
orang 62,5 berusia 17-25 tahun, dan 1 orang 6,25 berusia 26-35 tahun. Hasil penelitian ini  sesuai  dengan  teori  yang  menyatakan  bahwa  dekade  kedua  kehidupan
dianggap sebagai masa puncak terjadinya SAR.
1
Pada penelitian  ini, terdapat 16 pasien yang dijadikan subjek penelitian yang terdiri  dari  3  orang  laki-laki  18,75  dan  13  orang  perempuan  81,25  yang
menderita SAR tipe minor. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa  SAR  secara  dominan  menyerang  perempuan.
2,4,5
Hal  ini  dipengarungi  oleh faktor hormonal. Efek hormonal mencerminkan perubahan fisiologis atau patologis di
hampir  seluruh  jaringan  tubuh,  seperti  mukosa  mulut.  Hormon  ovarium  memainkan peran  utama  dalam  kehidupan  seorang  wanita  pada  umumnya.  Kadar  hormon  ini
berfluktuasi  selama  siklus  menstruasi.
42
Hal  ini  sesuai  dengan  penelitian  Tandadjaja dkk. pada tahun 2014 di Surabaya bahwa dari 34 wanita penderita SAR, terdapat 12
pasien  dikaitkan  dengan  hormon  sebagai  satu-satunya  faktor  predisposisi  dan  13 pasien  ditemukan  bahwa  hormon  merupakan  salah  satu  faktor  predisposisi  terjadi
SAR  dan  diikuti  faktor  predisposisi  lain.
43
Selain  faktor  hormonal,  wanita  lebih rentan  stres  dan  mengalami  situasi  emosional  yang  dapat  mempengaruhi  respon
imunnya,  serta  lebih  sering  melakukan  pemeriksaan  maupun  perawatan  medis daripada pria.
44
Sekitar  5-25  populasi  dunia  mengalami  SAR.
1,4
Pasien  pada  penelitian  ini terdiri  dari  15  orang  93,75  sebagai  pelajar  mahasiswa,  dan  1  orang  6,25
Universitas Sumatera Utara
sebagai pegawai kantor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheswaran et al.  di  India  pada  tahun  2014  bahwa  dari  264  pelajar,  terdapat  140  orang  terserang
SAR.
45
Hal ini bisa terjadi dihubungkan dengan stres pada masa sekolah atau kuliah seperti  ujian.  Stres  psikologis  menginduksi  aktivitas  imunoregulator  dengan
meningkatkan  jumlah  leukosit  pada  lokasi  inflamasi  yang  merupakan  ciri  yang diamati selama proses terbentuknya SAR.
24
5.2 Evaluasi Klinis SAR 5.2.1 Lokasi Ulser