kesehatan 76, komplikasi kebidanan yang ditangani 21 dan ini masih sangat jauh dari target yang seharusnya 80.
Upaya kesehatn KB dilakukan kunjungan rumah PUS yang DO ber KB dan tidak ber KB. Dari hasil capaiannya terlihat cakupan KB aktif 51,23 yang
belum mencapai target dari tahun ketahunnya yaitu 70. Pelayanan gizi dilakukan dalam bentuk surveilans dan pelacakan gizi
buruk dan pemantauan kesehatan balita. Dari hasil capaian cakupan kunjungan bayi 91,85 yang mana ini sudah mencapai targetnya yaitu 90 , cakupan
pelayanan balita 95,5 ini juga telah mencapai target yaitu 90 dari tahun-tahun sebelumnya juga terlihat ini telah mencapai targetnya. Upaya kesehatan
lingkungan dalam bentuk pemantauan kualitas air bersih dan minum, pengkajian pengembangan lingkungan sehat. Dari hasil cakupan rumah tangga ber PHBS
52,08 yang belum juga mencapai target yaitu 70 Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, adapun kendala yang
dihadapi pemanfaatan dana BOK dalam program promotif preventif ini yaitu dalam melaksanakan kegiatan dana masih memakai uang pribadi petugas karena
dana BOK yang belum cair.
5.4 Sumber Daya Manusia di Puskesmas
SDM Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi, termasuk tenaga kesehatan strategis, tenaga non profesi dan tenaga penunjangpendukung
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya manajemen kesehatan. SDM merupakan faktor utama untuk mencapai tujuan
organisasi. SDM Kesehatan terutama yang bekerja di puskesmas adalah ujung
Universitas Sumatera Utara
tombak dalam pelaksanaan BOK. Mereka sangat berperan dalam upaya pencapaian tujuan BOK dan keberhasilan pelaksanaan BOK di puskesmas penting
sekali untuk memiliki tenaga kesehatan yang terampil dan berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari sisi kuantitas SDM di Puskesmas sudah cukup sedangkan dari sisi kualitas SDM pengelolaan
dana BOK masih kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dodo 2014 yang mengungkapkan bahwa Beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya inefisiensi dalam penggunaan dana BOK adalah keterbatasan jumlah dan kualitas sumber daya manusia untuk menjalankan program-program
puskesmas sehingga terjadi rangkap tugas yang berimplikasi pada tingginya beban
kerja pelayanan dan administrasi.
Dalam pelaksanaan BOK yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di puskesmas dan jaringannya
ketersediaan SDM kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas. SDM kesehatan dalam hal
ini petugas kesehatan juga ujung tombak dalam pelaksanaan program BOK. Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas.Dalam pelaksanaan kegiatan BOK seluruh tenaga kesehatan yang ada telah dilibatkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Hal ini disebabkan karena tidak ada petugas pengelola keuangan maka kepala Puskesmas Aek Batu menunjuk salah seorang staf yang berpendidikan Akedemi
Kebidanan sebagai pengelola keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Juknis BOK 2015 pengelola keuangan BOK puskesmas mempunyai tugas membukukan semua penerimaan dan pengeluaran dalam buku
kas tunai, melaporkan pertanggung jawaban keuangan kepada Bendahara Pengeluaran Satker BOK Dinas Kesehatan Kabupaten serta menyimpan dengan
baik dan aman seluruh bukti asli pertanggung jawaban keuangan.
Dari hasil penelitian dan wawancara terhadap informan mengenai aspek SDM pengelolaan dana BOK masih kurang, hal ini dapat dilihat dari petugas
pengelolah Dana BOK adalah seorang bidan, serta dalam mengerjakan tugasnya banya dibantu oleh kepala puskesmas dan banyaknya informan mengatakan
mereka bekerja tidak sesuai dengan keahliannya.
5.5 Pencapaian Indikator SPM Puskesmas Aek Batu