3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat
Motor Educability
Terhadap Penguasaan Keterampilan Dasar Bermain Sepak Takraw
Berdasarkan kelebihan
dan kekurangan
masing-masing metode
pembelajaran, maka dapat diduga bahwa antara maka diduga antara kedua metode pembelajaran yaitu metode praktik keseluruhan dan metode praktik bagian akan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penguasaan keterampilan dasar bermain sepak takraw. Selain metode pembelajaran, faktor yang diduga
berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan dasar bemain sepak takraw adalah kemampuan
motor educability
. Sehingga diduga antara metode pembelajaran dengan
motor educability
terdapat interaksi terhadap penguasaan keterampilan dasar bermain sepak takraw.
4. Hipotesis
Berdasarkan uraian dari kerangka berpikir dan penjelasan mengenai perbedaan metode pembelajaran praktik keseluruhan dan praktik bagian dalam
hubungannya dengan
motor educability
, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada perbedaan pengaruh antara metode praktik keseluruhan dan metode
praktik bagian terhadap penguasaan keterampilan dasar bermain sepak takraw.
2. Ada perbedaan penguasaan keterampilan dasar bermain sepak takraw
antara yang memiliki tingkat
motor educability
tinggi dan
motor educability
rendah 3.
Ada interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat
motor educability
terhadap penguasaan keterampilan dasar bermain sepak takraw
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Penjaskesrek Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha Singaraja. Pertimbangan yang mendasari pemilihan
lokasi penelitian adalah: a.
Keterbatasan dari pihak peneliti yang menyangkut waktu, tenaga dan biaya sehingga dipilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal peneliti.
b. Di lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian menyangkut permasalahan
yang dilakukan seperti dalam penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dan 90 menit setiap kali pertemuan. Menurut Brooks Fahey
1984 : 405 menyatakan bahwa pembelajaran dengan frekuensi 3 kali seminggu