Hasil Analisis Regresi Berganda Uji Hipotesis

Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila Tolerance Value 0,1 sedangkan VIF 0,5 dan sebaliknya apabila Tolerance Value 0,1 sedangkan VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PerilakuPemimpin .908 1.101 KomitmenPegawai .908 1.101 a. Dependent Variable: KinerjaPegawai Sumber: Data Primer, diolah dengan SPSS versi 17.00 for windows 2014 Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0,05, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.

4.2.5 Hasil Analisis Regresi Berganda

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen yaitu perilaku pemimpin X1 dan komitmen Universitas Sumatera Utara pegawai X2 terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai Y. Metode regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Tabel 4.13 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 12.990 4.693 2.768 .008 PerilakuPemimpin .264 .124 .279 2.139 .037 komitmenpegawai .302 .147 .268 2.052 .045 a. Dependent Variable: kinerjapegawai Sumber: Data Primer, diolah dengan SPSS versi 17.00 for windows 2014 Adapun model persamaannya adalah sebagai berikut: Y= 12.990 + 0,264X1 + 0,302X2 + e Berdasarkan tabel 4.13 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Variabel Perilaku pemimpin X1 berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo. Jika variabel perilaku pemimpin meningkat 1 satuan maka kinerja pegawai juga akan meningkat sebesar 0,264. Atau dengan kata lain apabila variabel perilaku pemimpin meningkat maka kinerja pegawai juga akan meningkat. Universitas Sumatera Utara b. Variabel Komitmen pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo. Jika variabel perilaku pemimpin meningkat 1 satuan maka kinerja pegawai juga akan meningkat sebesar 0,302, atau dengan kata lain apabila variabel komitmen pegawai meningkat maka kinerja pegawai juga akan meningkat.

4.2.6 Uji Hipotesis

4.2.6.1 Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji F uji serentak dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas yaitu perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap variabel terikat yaitu kinerja. Kriteria pengujiannya adalah: H 0 : b 1, b 2 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen, yaitu variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap variabel dependen, yaitu variabel kinerja pegawai. H a : b, 1 b 2 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan dari variabel independen, yaitu variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap variabel dependen, yaitu variabel kinerja pegawai. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Universitas Sumatera Utara H o diterima jika F hitung F tabel pada � = 5 H a diterima jika F hitung F tabel pada � =5 Hasil pengujiannya adalah : Tingkat kesalahan � = 5 dan derajat kebebasan df = k-1;n-k Derajat bebas pembilang = k-1 = 3-1 = 2 Derajat bebas penyebut = n-k = 55-3 =52 Maka: Ftabel 0,05 2;52 = 3,18 Tabel 4.14 Uji F Sumber: Data Primer, diolah dengan SPSS versi 17.00 for windows 2014 Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat nilai F hitung adalah 6,305 dengan tingkat signifikansi 0,004. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 0,05 adalah 3,18. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0.004 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen yaitu perilaku pemimpin dan komitmen pegawai secara serempak adalah signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 123.695 2 61.848 6.305 .004 a Residual 510.050 52 9.809 Total 633.745 54 a. Predictors: Constant, Komitmen pegawai, Perilaku Pemimpin b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Universitas Sumatera Utara

4.2.6.2 Uji Signifikan Parsial Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh dari variabel independen, yaitu variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap variabel dependen, yaitu kinerja pegawai. Kriteria pengujian adalah: H0 : b1, b2 = 0 artinya variabel independen, yang terdiri dari variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai secara tidak parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu kinerja pegawai. Ha: b1, b2 = 0 artinya variabel independen, yang terdiri dari variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu kinerja pegawai. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H diterima jika t- hitung t- tabel pada � = 5 Ha diterima jika t- hitung t- tabel pada � = 5 Hasil pengujiannya adalah: Tingkat kesalahan � = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = jumlah sampel yaitu 55 responden k = jumlah variabel yang digunakan yaitu 3 maka nilai T tabel 5 52 adalah 2,007 Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 12.990 4.693 2.768 .008 PerilakuPemimpin .264 .124 .279 2.139 .037 komitmenpegawai .302 .147 .268 2.052 .045 a. Dependent Variable: kinerjapegawai Sumber:Data Primer, diolah dengan SPSS versi 17.00 for windows 2014 Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Variabel perilaku pemimpin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,037 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2.139 t tabel 2,007 artinya jika ditingkatkan variabel perilaku pemimpin sebesar satu satuan maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,264. b. Variabel komitmen pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini terlihat dari signifikansi 0,045 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2,052 t tabel 2,007 artinya jika ditingkatkan variabel pemimpin sebesar satu satuan maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,302. Universitas Sumatera Utara

4.2.6.3 Koefisien determinasi R

2 Koefisien determinan R² pada intinya mengukur seberapa kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan 1, 0 ≤ �² ≤ 1 . Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap variabel kinerja dan berlaku sebalikya jika semakin kecil R² mendekati nol, maka semakin kecil pengaruh variabel perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap variabel kinerja pegawai. Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Sumber: Data Primer, diolah dengan SPSS versi 17.00 for windows 2014 Melalui hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.16 bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,442 berarti hubungan antara perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap kinerja sebesar 44,2 artinya hubungannya cukup erat. Hal ini berarti bahwa faktor kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo 55,8 dipengaruhi oleh faktor lainnya diluar perilaku pemimpin dan komitmen pegawai. Namun demikian hal Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .442 a .195 .164 3.13188 a. Predictors: Constant, komitmenpegawai, PerilakuPemimpin Universitas Sumatera Utara tersebut yaitu perilaku pemimpin dan komitmen pegawai tetap harus menjadi perhatian organisasi mengingat bahwa perilaku pemimpin dan komitmen pegawai tersebut berpengaruh terhadap pencapaian kinerja pegawai. Nilai Adjusted R square sebesar 0,164 berarti perilaku pemimpin dan komitmen pegawai mempengaruhi kinerja pegawai sebanyak 16,4 sedangkan sisanya 83,6 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melakukan penelitian, kecilnya pengaruh perilaku pemimpin dan komitmen pegawai terhadap pencapaian kinerja sebagai akibat bahwa responden belum cukup terbuka dalam menyampaikan pandangan atau pendapatnya khususnya yang berkaitan dengan variabel perilaku pemimpin.

4.3 Pembahasan

1. Perilaku pemimpin terhadap kinerja Perilaku pemimpin pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo sangat berpengaruh dan berperan penting dalam mendukung dan meningkatkan kinerja para pegawainya. Demikian hal nya menurut Kartono 2003:5 bahwa kegiatan manusia membutuhkan kepemimpinan agar mencapai efesiensi kerja yang baik dan tercapainya tujuan yang diinginkan secara bersama-sama. Apabila suatu organisasi didukung oleh pemimpin yang dapat membantu meningkatkan kinerja maka tujuan organisasi dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara