signifikan terhadap kinerja karyawan Y dan yang dominan berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan Y adalah variabel motivasi kerja X
2
. Dengan nilai t-hitung sebesar 2.124. hal ini memberi arti bahwa motivasi kerja
X
2
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan variabel karakteristik individu.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pengaruh Variabel Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil hipotesis penelitian karakteristik individu diperoleh dari hasil perhitungan regresi menunjukkan nilai t-hitung variabel karakteristik individu adalah t
hitung
2,124 t
tabel
1,684 dan sig 0,040 alpha 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara parsial karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. PP London Sumatra Tbk Bah Lias Research Station Simalungun. Karakteristik individu memiliki dampak langsung terhadap perilaku. Karakteristik
individu adalah ciri-ciri khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain. karakteristik individu perlu
dipahami oleh pimpinan untuk menciptakan manajemen yang efektif. Orang yang memandang berbagai hal secara berbeda akan berperilaku secara berbeda. Orang yang
memiliki sikap yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda terhadap perintah. Orang yang memiliki kepribadian yang berbeda berinteraksi dengan cara yang berbeda
dengan atasan, rekan kerja dan bawahan. Hasil penelitian yang dilakukan pada
karyawan PT. PP London Sumatra Tbk Bah Lias Research Station Simalungun. Hasil regresi menunjukkan bahwa karakteristik individu bepengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
Universitas Sumatera Utara
Apabila dikaitkan dengan fenomena, dimana terjadinya karyawan keluar dari perusahaan. Walaupun karyawan memiliki kemampuan yang belum tentu dimiliki oleh
orang lain, perusahaan kurang menghargai karyawan dan perusahaan tidak menganggap karyawan sebagai aset perusahaan. Hal ini tentu akan merugikan perusahaan, karena
dengan keluarnya karyawan dari perusahaan akan membuat perusahaan merekrut karyawan baru yang membuat biaya bertambah.
Menurut Rivai 2006:147 menyatakan bahwa “Karakteristik individu adalah ciri- ciri khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang
membedakannya dengan orang lain”. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian terdahulu oleh Normansyah 2010,
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai di Universitas Asahan Kisaran”. Hasil
penelitian menunjukkan secara serempak karakteristik individu dan budaya organisasi berpengaruh sangat signifikan high significant terhadap kinerja pegawai Universitas
Asahan Kisaran. Secara parsial karakteristik individu dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Universitas Asahan Kisaran.
Berdasarkan hasil jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan, maka yang menjawab dominan setuju pada variabel karakteristik individu
yakni pada item pertanyaan saya melakukan kerjasama dengan rekan kerja agar hasil yang dikerjakan baik dan pada item pertanyaan mampu menyelesaikan tugas yang di
berikan oleh atasan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Pengaruh Variabel Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil hipotesis penelitian variabel motivasi kerja menunjukkan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja karyawan PT. PP
London Sumatra Tbk Bah Lias Research Station Simalungun. Hasil perhitungan regresi menunjukkan nilai t-hitung variabel motivasi kerja adalah t
hitung
4,906 t
tabel
Hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan PT. PP London Sumatra Tbk Bah Lias Research Station Simalungun, mayoritas responden menjawab setuju dan sangat
setuju, bahwa motivasi kerja harus di sesuaikan dengan kebutuhan para karyawan, karyawan pada umumnya mengharapkan kepuasan dalam pekerjaannya. Mereka
membutuhkan pengembangan pengetahuan agar selalu up to date. Gaji, bonus, serta promosi jabatan seharusnya bergantung pada kinerja, tetapi adanya tantangan dalam
pekerjaan menjadi prioritas dalam motivasinya. Selain dengan uang, bonus dan promosi jabatan karyawan juga butuh dihargai atas pekerjaan yang mereka kerjakan.
1,684 dan sig 0,000 alpha 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara parsial
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. PP London Sumatra Tbk Bah Lias Research Station Simalungun. Motivasi kerja
terbentuk dari adanya kebutuhan, sikap attitude yang mendorong karyawan agar lebih bersemangat dan bergairah dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan. motivasi
kerja merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan perusahaan.
Setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbeda-beda. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang melaksanakan upaya subtansial, guna
menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan perusahaan di mana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam
Universitas Sumatera Utara
hal bekerja. Dengan demikian motivasi atau motivation berarti pemberian motiv, penimbulan motiv atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang
menimbulkan dorongan. Motivasi Robbins 2008:222 adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Hasil penelitian ini juga didukung penelitian terdahulu oleh Lubis 2008, melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV PERSERO Medan
”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan baik secara parsial maupun simultan. Nilai koefisien determinasi R diperoleh sebesar 8, 81.
Berdasarkan hasil jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan, maka yang menjawab dominan setuju pada variabel motivasi kerja yakni
pada item pertanyaan jaminan keselamatan kerja memberikan rasa aman kepada saya bekerja dan pada item pertanyaan pimpinan mau memberikan nasehat atas persoalan
yang dihadapi karyawannya.
4.2.3. Pengaruh Variabel karakteristik Individu dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil analisis data yang telah dilakukan pada PT. PP London Sumatra Tbk Bah Lias Research Station Simalungun, secara simultan variabel karakteristik individu dan
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Koefisien determinasi R Square adalah 0,586 yang artinya bahwa kemampuan variabel
karakteristik individu X1 dan motivasi kerja X2 dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel kinerja karyawan Y adalah sebesar 58,6 dan sisanya 41,4
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan oleh variabel independen yang tidak diteliti seperti kepemimpinan dan komitmen organisasi. Dengan mengetahui karakteristik individu dari karyawan akan
menunjukan bahwa suatu perusahaan dapat memelihara dan menjaga loyalitas maupun kualitas para karyawannya. Selain itu, dengan mengetahui karakteristik individu
karyawan dan motivasi kerja dapat mengurangi ketidaksesuaian, yang pada gilirannya dapat mengurangi pengunduran diri dan meningkatkatkan kinerja dari para karyawan.
Hal tersebut dikarenakan karakteristik individu, motivasi kerja dan kinerja karyawan memiliki keterkaitan,
Menurut Mangkunegara 2010:13, kinerja performance dipengaruhi oleh tiga faktor:
1 Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi. 2
Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap attitude, kepribadian personality, pembelajaran, dan motivasi.
3 Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur, dan job design. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian terdahulu oleh Gunastri 2009
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi
pada CV. Kecak Denpasar”. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik organisasi berpengaruh positif dan itu adalah signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu 0,520.
Karakteristik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu 0,383. Karakteristik individu berpengaruh positif tetapi tidak signifikan baik untuk
motivasi kerja maupun dengan kinerja karyawan, di mana sejumlah perusahaan adalah
Universitas Sumatera Utara
0,186 dan 0,251. Karakteristik kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap motivasi kerja yang 0,124. Karakteristik organisasi berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu 0,039. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan yaitu 0,203. Berdasarkan hasil jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
diberikan, maka yang menjawab dominan setuju pada variabel kinerja karyawan yakni pada item pertanyaan ide – ide kreatif yang karyawan miliki sulit ditiru oleh orang lain
dan pada item pertanyaan saya bertanya terhadap rekan kerja bila ada kesulitan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan