supaya tekanan uapnya cukup tinggi untuk membentuk fase uap yang bisa dibakar dari sinilah muncul istilah flash point. Tapi begitu sudah
dibakar, panas dari pembakaran akan selalu menyediakan energi yang cukup untuk menghasilkan fase uap yang siap untuk dibakar. Berikut
adalah heating value dari berbagai jenis bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 2.5 dibawah ini:
Tabel 2.5 Heating Value beberapa Jenis Bahan Bakar
Jenis Bahan Bakar HHV MJkg
LHV MJkg
Hidrogen 141,8
119,96 Metana
55,5 50
Etana 51,9
47,8 Propana
50,35 46,35
Butana 49,5
45,75 Pentana
48,6 45,35
Minyak Bumi 45,543
42,686 Lilin Parafin
46 41,5
Pertadex 45,229
45,137 Kerosin
46,2 43
Solar 44,8
43,4 Bensin
47 43,448
Kayu Bakar 24,2
17 Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat
menggunakan nilai kalor bawah LHV dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan uap air.
Namun dapat juga menggunakan nilai kalor atas HHV karena nilai tersebut umumnya lebih cepat tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan
ASME American of Mechanical Enggineers menentukan penggunaan nilai kalor atas HHV, sedangkan peraturan SAE Society of Automotive
Engineers menentukan penggunaan nilai kalor bawah LHV.
2. Torsi
Universitas Sumatera Utara
Torsi adalah perkalian antara gaya dengan jarak. Selama proses usaha maka tekanan-tekanan yang terjadi di dalam silinder motor menimbulkan suatu gaya
yang luar biasa kuatnya pada torak. Gaya tersebut dipindahkan kepada pena engkol melalui batang torak , dan mengakibatkan adanya momen putar atau torsi
pada poros engkol. Untuk mengetahui besarnya torsi digunakan alat dynamometer.
Biasanya motor pembakaran ini dihubungkan dengan dynamometer dengan maksud mendapatkan keluaran dari motor pembakaran dengan cara
menghubungkan poros motor pembakaran dengan poros dynamometer dengan menggunakan kopling elastik. Untuk mencari daya dan torsi ditunjukkan oleh
Persamaan di bawah ini. P
b
=
2 �. �.�
60
................................................................................................ 2.3
T =
�
�
.60 2
�.�
...................................................................................................... 2.4
3. Daya Poros
Daya mesin adalah besarnya kerja mesin selama waktu tertentu. Pada motor bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut
menggerakan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator , yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak selanjutnya
menggerakan semua mekanisme, sebagian daya indikator dibutuhkan untuk mengatasi gesekan mekanik, seperti pada torak dan dinding silinder dan gesekan
antara poros dan bantalan. Prestasi motor bakar pertama-tama tergantung dari daya yang dapat
ditimbulkannya. Semakin tinggi frekuensi putar motor makin tinggi daya yang diberikan hal ini disebabkan oleh semakin besarnya frekuensi semakin banyak
langkah kerja yang dialami pada waktu yang sama. Dengan demikian besar daya poros itu ditunjukkan pada Persamaan dibawah ini:
P
b
=
2 �.�.�
60
................................................................................................. 2.5
Universitas Sumatera Utara
Dimana : P
b
= daya W T = torsi Nm
n = putaran mesin Rpm
4. Laju Aliran Bahan Bakar mf
Laju aliran bahan bakar didapat adalah banyaknya bahan bakar yang habis terpakai selama satu jam pemakaian. Dengan demikian besar laju aliran bahan
bakar dapat dihitung dengan Persamaan dibawah ini:
mf =
���� �
�
�10
−3
�
�
x 3600 ......................................................................... 2.6
dimana: sgf
= spesifik gravitasi Polipropilena Cair 0.772 Vf
= Volume bahan bakar yang diuji 8 ml t
f
= waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan bahan bakar detik
5. Rasio udara bahan bakar AFR