74
Bedasarkan tabel 4.11 maka hasil penelitian variabel satuan pengawasan internal mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini
lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung
5,253 t
tabel
0,182 lihat pada lampiran, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel satuan
pengawasan internal secara parsial berpengaruh terhadap good corporate governance.
Pada variabel pedoman perilaku nilai signifikansi 0,092 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung
-1,707 t
tabel
0,182 lihat pada lampiran, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pedoman perilaku
tidak berpengaruh terhadap good corporate governance.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan Satuan Pengawasan Internal dan pedoman perilaku berpengaruh
positif terhadap pelaksanaan good corporate governance. Pengaruh positif tersebut dapat dilihat dengan membandingkan nilai F-
hitung
dengan F-
tabel.
Diperoleh nilai F-
hitung
14,036 lebih besar dari nilai F-
tabel
0,182 jadi dapat disimpulkan bahwa satuan pengawasan internal dan pedoman perilaku secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pelaksanaan good corporate governance pada PT. Perkebunan Nusantara di Medan. Dengan pernyataan diatas dapat diketahui
bahwa dalam menentukan pelaksanaan good corporate governance telah memperhitungkan dan mempertimbangkan faktor satuan pengawasan internal dan
pedoman perilaku.
Universitas Sumatera Utara
75
Hasil pengujian secara individual parsial diketahui bahwa variabel satuan pengawasan internal memiliki pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan
good corporate governance pada PT. Perkebunan Nusantara di Medan, sedangkan untuk variabel pedoman perilaku tidak memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan
good corporate governance pada PT. Perkebunan Nusantara di Medan. Untuk pengujian secara parsial, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel satuan
pengawasan internal adalah 0,000. Karena nilai probabilitas satuan pengawasan internal yakni 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka
disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara satuan pengawasan internal dan variabel pelaksaan good corporate governance signifikan secara statistik.
Perhatikan juga bahwa nilai hitung tabel, yakni 5,253 0,182. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji. Diketahui nilai
koefisien regresi satuan pengawasan internal 1,020. Diketahui nilai koefisien regresi satuan pengawasan internal positif. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh
antara satuan pengawasan internal dan pelaksaan good corporate governance berpengaruh positif. Hal ini berarti terdapat kecenderungan, ketika satuan
pengawasan internal semakin baik, maka pelaksanaan good corporate governance juga semakin baik. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sitompul 2007 yang menyatakan bahwa Peranan Satuan Pengawasan Internal berpengaruh terhadap pelaksanaan Good Corporate
Governance. Selain itu diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel pedoman
perilaku adalah 0,092. Karena nilai probabilitas pedoman perilaku 0,092 yakni
Universitas Sumatera Utara
76
0,092 lebih besar dari nilai signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara pedoman perilaku dengan pelaksaan good corporate
governance tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai hitung tabel, yakni -1,707 0,182. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan
hasil berdasarkan uji. Diketahui nilai koefisien regresi dari pedoman perilaku bernilai positif. Hal ini berarti terdapat kecenderungan, ketika pedoman perilaku
semakin baik, maka pelaksaan good corporate governance semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang telah saya lakukan ini untuk melihat seberapa berpengaruhnya variabel-variabel Satuan pengawasan Internal dan Pedoman
Perilaku terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara di Medan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka terdapat kesimpulan yaitu: Secara simultan Satuan Pengawasan Internal SPI dan Pedoman Perilaku
berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara di Medan, sedangkan secara parsial Satuan
Pengawasan Internal SPI berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi. 1.
Penelitian hanya dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara di Medan sehingga tidak dapat di generalisasi.
Universitas Sumatera Utara