terendah adalah 7 dan skor tertinggi adalah 35. Dengan demikian, kinerja Inspektorat Khusus secara keseluruhan dengan menggunakan pendekatan
Balanced Scorecard dapat dikualifikasikan baik. Akbar 2011 melakukan penelitian dengan judul pengukuran kinerja
perusahaan jasa dengan pendekatan Balanced Scorecard pada PT. Pandu Siwi Sentosa. Hasil dari penelitian ini adalah perancangan sistem pengukuran kinerja
serta hasil dari pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard adalah sebesar 91,57 persen.
Rivaldi 2011 dalam penelitian berjudul rancangan pengukuran kinerja di Yogya Bogor Junction dengan pendekatan Balanced scorecard mengemukakan
Yogya Bogor Junction dan pusat harus menyamakan persepsi dengan fokus pada perwujudan visi dan misi perusahaan guna mempertajam strategi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Okviyesha 2014 melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran
kinerja organisasi menggunakan Balanced Scorecard studi kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI. Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi menunjukkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Perspektif
pelanggan berada di posisi teratas pada peta strategi Balitfo menyusul dibawahnya perspektif manajemen internal dan pada posisi paling bawah terdapat perspektif
keuangan dan pertumbuhan pembelajaran.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan mendapat peran sebagai APIP di Kementerian Kehutanan. Atas dasar peran tersebut, Inspektorat Jenderal
memiliki tanggung jawab dan posisi strategis sebagai institusi yang mendorong terselenggaranya pembangunan dan pelayanan masyarakat di bidang kehutanan
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Atas kondisi tersebut evaluasi kinerja perlu dilakukan, sehingga dari hasil evaluasi didapat informasi sebagai
masukan serta pertimbangan bagi pihak manajemen dan pengambil keputusan dalam pengukuran kinerja organisasi.
Balanced Scorecard merupakan salah satu alat manajemen untuk merancang strategi dan mengukur kinerja secara komprehensif melalui empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan untuk mencapai tujuan organisasi
berdasarkan visi dan misi organisasi. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menganalisa visi, misi, tujuan
dan sasaran serta indikator kinerja utama dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan apakah sudah sesuai dan saling adanya keterkaitan. Berdasarkan hasil
analisa tersebut disusun menjadi sebuah rancangan sasaran strategi dan indikator kinerja utama Inspektorat Jenderal Kementerian kehutanan berdasarkan empat
perspektif balanced scorecard. Gambar 1 menggambarkan kerangka pemikiran penelitian.
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Visi, Misi dan Tujuan Inspektorat Jenderal pada Renstra 2010 - 2014
Alignment Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan
Diagnosa Indikator Kinerja Utama dengan prinsip SMART - C Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan
Pendekatan Balanced Scorecard
Perumusan Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja Utama
Insiatif Strategi Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan Rancangan Peta Strategi
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Manajemen
Internal Perspektif
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pembobotan Perspektif dan Indikator Kinerja Utama dengan AHP