Uji total bakteri penghasil histamin SNI 01-2360-1991

3.5.3 Uji total bakteri penghasil histamin SNI 01-2360-1991

Prinsip dari metode ini adalah Enterobactericeae akan merubah histidin menjadi histamin melalui proses dekarboksil yang akan menaikkan pH dan mengakibatkan perubahan warna pada media. Larutan niven agar disiapkan dengan cara mencampurkan semua bahan, yaitu 0,1 trypton, 0,2 yeast ekstrak, 0,1 L-histidin, 0,1 CaCO 3 , 2 NaCl, 2,5 agar, 0,01 phenol red, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan diencerkan dengan aquades kemudian dipanaskan hingga mendidih dan diatur pH 6-6,1 lalu disterilisasi pada suhu 121 o C selama 2 jam. Sampel diencerkan sampai 10 5 . Sebanyak 1 ml larutan sampel dari setiap pengenceran dimasukkan ke dalam cawan petri, lalu niven agar cair dengan suhu ruang, + 30.5 o C dituangkan keatasnya, ditunggu sampai membeku kemudian diinkubasi pada suhu 35 o C selama 2-3 hari. Dihitung jumlah koloni merah muda dengan latar belakang kuning dan orange.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahapan Proses Penanganan Ikan Tuna di Tempat Transit

Pembongkaran Penanganan ikan tuna setelah penangkapan atau pascapanen memegang peranan sangat penting dalam memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Salah satu faktor yang menentukan nilai jual ikan tuna adalah tingkat kesegaran. Semakin segar ikan sampai ke tangan pembeli atau konsumen maka harga jual ikan akan semakin tinggi. Kesegaran ikan tuna dapat dilihat dari penampakan, bau, warna daging, serta teksturnya. Pada dasarnya, untuk mendapatkan ikan yang memenuhi tujuan ekspor diperlukan penanganan yang baik saat operasi penangkapan, pembongkaran penanganan di pelabuhan, serta proses transportasinya. Penanganan saat operasi penangkapan merupakan penanganan awal. Batasan penanganan ini adalah sejak ikan tertangkap sampai didaratkan di pelabuhan. Perlakuan ikan tuna saat penanganan diharapkan tidak menimbulkan kerusakan fisik, perubahan komposisi kimia dan mikrobiologi sehingga dapat memperlambat proses pembusukan. Penanganan ikan yang baik sangat diperlukan dalam upaya menjaga kualitas serta kesegaran ikan yang diperoleh. Penanganan saat di pelabuhan pembongkaran dan transit merupakan penanganan lanjutan setelah ikan tiba di pelabuhan. Batasan penanganan ini adalah ikan sejak didaratkan sampai didistribusikan, baik untuk keperluan ekspor maupun pemenuhan kebutuhan lokal. Penanganan ikan pada saat pembongkaran dan pemindahan ke tempat transit dilakukan secara hati-hati, bersih, cepat dan dingin. Hal ini mengingat ikan merupakan produk yang mudah dan cepat membusuk jika tidak ditangani secara benar. Penanganan tuna segar dari proses pembongkaran sampai ekspor dapat dilihat pada Gambar 6.