Interaksi Sosial Sebagai bahan rujukan untuk menemukan starategi pemberdayaan masyarakat

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial merupakan cara untuk menciptakan hubungan sosial yang terpola yang disebut jaringan-jaringan hubungan sosial atau pengorganisasian sosial dan struktur sosial. Kata sosial menyatakan bahwa lebih dari seorang yang terlibat, dan interaksi berarti bahwa terjadi saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Gillin dan Gillin 1954 dalam Tonny 2003, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorang dengan kelompok manusia. Rakhmat 2005 mengemukakan, bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka terjadilah: 1 proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif aspek berfikir dan aspek merasa, 2 proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang komunikasi, dan 3 mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, permainan peran, identifikasi, proyeksi, agresi, dan sebagainya. Suatu interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak adalah salah satu hal yang terpenting untuk mendekatkan pihak-pihak yang saling berinteraksi. Makin sering kontak, makin dekat antara pihak-pihak yang tadinya saling tidak mengenal, saling bersikap negatif, atau saling bermusuhan Sarwono, 2005. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu : 1 antara orang-perorang, misalnya antara nelayan buruh dengan juragannya, 2 antara orang-perorang dengan suatu kelompok, misalnya antara nelayan dengan pihak HNSI Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, dan 3 antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, misalnya antar kelompok nelayan gillnet dengan kelompok nelayan payang. Kontak sosial bisa bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif, mengarah pada kerjasama yang mendekatkan atau mempersatukan asosiatif, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan yang saling menjauhkan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan interaksi sosial disosiatif Sarwono, 2005. Salah satu bentuk interaksi sosial dalam bidang perikanan adalah hubungan antara kelompok elit dan nelayan. Susilowati 1986 dalam Panjaitan 1997 menyatakan hubungan tersebut berbentuk hubungan bapak-anak buah atau Patron-Client Relationship. Fungsi hubungan bapak-anak buah ini mendukung terbentuknya hubungan ketergantungan golongan ekonomi lemah pada golongan ekonomi kuat. Hal ini dapat berarti adanya hubungan kekuasaan yang dicirikan oleh kemampuan pihak yang kuat untuk mempengaruhi tingkah laku pihak lain. Penjelasan mengenai komunikasi akan dibahas pada bab tersendiri.

2.2 Stuktur Sosial