2.7 Kayu Durian
Durian Durio zibethinus Murr. masuk ke dalam Famili Bombacaceae. Nama daerahnya antara lain adalah duren, deureuyan, duriat, duiang, duhuian.
Menurut Pandit dan Kurniawan 2008, ciri anatomi kayu durian adalah bagian teras coklat merah jika masih segar dan menjadi coklat kelabu atau coklat semu
lembayung saat kering, bagian gubal putih dan dapat dibedakan dengan jelas dari bagian terasnya. Tekstur kayu agak kasar dan merata, arah serat lurus berpadu,
permukaan kayu agak licin dan mengkilap, kesan raba agak licin sampai licin dan kekerasan agak lunak sampai agak keras. Kayu durian berpori tata baur, soliter
dan berganda radial 2-3 pori, umumnya agak besar dengan frekuensi sangat jarang atau jarang, kadang-kadang berisi endapan putih dan memiliki bidang perforasi
sederhana. Parenkimanya apotrakeal jarang, berupa garis-garis tengensial pendek diantara jari-jari atau dalam bentuk jala. Jari-jarinya sangat sempit sampai lebar,
jarang sampai agak jarang, pendek sampai agak pendek. Menurut Wahyudi et al. 2007, kayu durian termasuk ke dalam Kelas Kuat
IV-V dan Kelas Keterawetan III sukar. Berat jenis BJ kayu 0,36 Rahayu et al. 2009. Kayunya mudah dikupas untuk dibuat finir. Kayu cepat menjadi kering
tanpa cacat, tetapi papan tipis cenderung untuk menjadi cekung. Kegunaan kayu ini adalah sebagai bahan bangunan di bawah atap, rangka pintu dan jendela,
perabot rumah tangga sederhana termasuk lemari, lantai, dinding, sekat ruangan, kayu lapis, peti, sandal kayu, peti jenazah dan bagian kapal.
2.8 Kayu Karet
Kayu karet Hevea brasiliensis termasuk dalam Famili Euphorbiaceae. Di Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan, tumbuhan ini banyak ditanam sebagai
tanaman perkebunan besar dan perkebunan rakyat untuk tujuan produksi getah Boerhendy Agustina 2006. Bila telah mencapai umur 25-30 tahun, pohon ini
perlu diremajakan karena sudah tidak ekonomis untuk disadap. Kayu karet memiliki jari-jari agak sempit 30-50 µ, jarang sampai agak
lebar 50-100 µ dan tingginya sekitar 1,8 mm. Pembuluhnya baur, soliter dan berganda radial yang terdiri atas 2-4 pori terkadang mencapai 5-8 pori dengan
diameter agak kecil 100-200 µ sampai agak besar 200-300 µ dan jumlah pori sekitar 3-4mm. BJ kayu tergolong sedang berkisar 0,55-0,70 dengan rata-rata
0,61 dan dilihat dari sifat fisis dan mekanisnya, kayu karet tergolong kayu dengan Kelas Kuat II-III dan Kelas Awet IV Martawijaya et al. 2005. Menurut Wahyudi
et al. 2007 kayu karet masuk ke dalam Kelas Keterawetan II sedang. Menurut Pandit Kurniawan 2008, kayu karet banyak dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan perabot rumah tangga, kayu olahan seperti panel dinding, bingkai gambar atau lukisan, lantai parket, inti papan blok, palet, peti
wadah, peti jenazah, vinir, kayu lamina untuk tangga, kerangka pintu dan jendela.
2.9 Kayu Manii