Alat Tangkap Produk Olahan

total LOA mencapai 16 m, dimotori oleh mesin yang tidak lebih dari 200 HP 150 kW Ben-Yami 2000.

2.7 Alat Tangkap

Alat penangkap ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Alat penangkap ikan menurut Statistik Perikanan Indonesia dibagi menjadi 9 kelompok alat tangkap. Tabel 6. Jenis alat tangkap berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia Grup Kategori statistik Nama Indonesia Nama Inggris 1 Pukat tarik trawl Pukat udang tarik ganda Double rigs shrimp trawl Pukat udang tarik tunggal Stern shrimp trawl Pukat berbingkai Beam trawl Pukat tarik ikan Fish net 2 Pukat kantong Seine net Payang termasuk lampara Payang included lampara Dogol Danish seine Pukat pantai Beach seine 3 Pukat cincin Pukat cincin Purse seine 4 Jaring insang Gill net Jaring insang hanyut Drift gillnet Jaring lingkar Encircling gill net Jaring klitik Shrimp gill net Jaring insang tetap Set gill net Trammel net Trammel net 5 Jaring angkat Lift net Bagan perahurakit Boatraft lift net Bagan tancap Bagan included kelong Serok dan songko Scoop net Anco Shore litf net Jaring angkat lainnya Other litf nets 6 Pancing Hook and lines Rawai tuna Tuna long lines Rawai hanyut lain selain rawai tuna Drift long lines other than tuna long lines Rawai tetap Set long lines Huhate Skipjack pole and lines Pancing tonda Troll lines Pancing ulur Hand lines Pancing tegak Vertical line incl. vertical long line Pancing cumi Squid jigger Pancing lainnya Other lines 7 Perangkap Trap Sero termasuk kelong Guiding barrier Jermal Stow nets Bubu Portable traps Perangkap lainnya Other traps 8 Alat pengumpul dan penangkap Collectors and gears Alat pengumpul rumput laut Sea weed collectors Alat penangkap kerang Shell fish gears Alat penangkap teripang Sea cucumber gears Alat penangkap kepiting Crab gears 9 Lain-lain Others Muroami termasuk Mallalugis Muroami Jala tebar Cast net Garpu dan tombak Harpoon etc Sumber: Statistik Perikanan Tangkap Indonesia Tahun 2005, DKP 2007

2.8 Produk Olahan

Dari seluruh hasil produksi perikanan Indonesia, ternyata sekitar 40 dari jumlah produksi total perikanan Indonesia dijadikan bahan baku untuk produk olahan. Sekitar 80 dari jumlah produk olahan tersebut berupa ikan asin, ikan kering, ikan asap dan fermentasi, merupakan produk yang dibuat secara tradisional. Sisanya sebesar lebih kurang 20 diproses dengan teknologi modern untuk diekspor Dahuri 2003. Menurut Heruwati 2002, data selama 20 tahun terakhir menunjukkan di Indonesia produksi ikan yang diolah hanya 23-47, sisanya dijual sebagai ikan segar atau ikan basah. Cara pengolahan tradisional seperti penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, dan fermentasi lebih dominan daripada cara pengolahan modern seperti pembekuan dan pengalengan. Menurut terminologi FAO, ikan olahan tradisional atau cured fish adalah produk yang diolah secara sederhana dan umumnya dilakukan pada skala industri rumah tangga. Salah satu cara pengolahan tradisional adalah dengan penggaraman. Penggaraman merupakan teknik pengawetan yang sudah digunakan sejak dulu. Prinsip dari penggaraman ini adalah menurunkan aktivitas air dengan penetrasi garam ke dalam bahan pangan sehingga terjadi proses difusi dan osmosis secara fisik dan kimia Van M N 2007. Jenis olahan yang termasuk produk olahan tradisional ini adalah ikan kering atau asin kering, ikan pindang, ikan asap, serta produk fermentasi yaitu kecap Heruwati 2002. Di Indonesia, pengolahan ikan secara tradisional dilakukan oleh para nelayan dan keluarganya di sepanjang pantai tempat pendaratan ikan dengan cara pengolahan yang diwariskan secara turun temurun. Dari segi cita rasa, produk tersebut disukai oleh konsumen yang terbiasa mengkonsumsi secara turun temurun pula. Produk olahan tradisonal ini mempunyai sebaran distribusi yang luas karena pada umumnya produk relatif stabil walaupun pengawetan dan pengemasannya sangat sederhana Heruwati 2002. Pengolahan modern seperti pengalengan atau pembekuan menuntut pasokan bahan baku yang bermutu tinggi, jenis dan ukuran seragam serta tersedia dalam jumlah yang cukup banyak sesuai dengan kapasitas industri. Di Indonesia, persyaratan tersebut sulit dipenuhi karena beberapa hal. Pertama, corak perikanan bersifat perikanan rakyat, dengan 90 armada perahu kecil tanpa motor, pola produksinya tersebar di antara nelayan yang sangat banyak jumlahnya, sedangkan hasil tangkapan per nelayan hanya sedikit. Kedua, perikanan tropik mempunyai ciri khas berupa jenis dan ukuran beragam. Kedua hal ini menjadi kendala dalam memasok ikan dengan jenis dan ukuran seragam serta jumlah yang cukup. Di samping itu, nelayan sering pergi ke laut tanpa membawa es sebagai pengawet ikan, karena harga es relatif mahal sedangkan ikan belum tentu berhasil ditangkap Heruwati 2002. Konsep pengolahan modern dikembangkan atas kemajuan ilmu dan teknologi berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, sedangkan pengolahan tradisional lebih banyak didasarkan atas konsepsi yang diwariskan secara tradisional. Tabel berikut adalah klasifikasi perlakukan produksi dan hasil olahan perikanan tangkap berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia. Tabel 7. Klasifikasi perlakuan produksi dan hasil olahan perikanan tangkap No. Jenis perlakuan Jenis hasil olahan 1. Dipasarkan segar Ikan segar: segar, di es, utuh atau dipotong-potong 2. Diolah secara tradisional : 2.1 Dikeringkandiasinkan Ikan kering, ikan asin 2.2 Dipindang Ikan pindang 2.3 Peragian 2.3.1 Dibuat terasi Terasi 2.3.2 Dibuat peda Ikan peda 2.3.3 Dibuat kecap ikan Kecap ikan 2.4 Pengasapan Ikan asap 2.5 Lain-lain Krupuk ikan, krupuk udang, dendeng ikan 3. Pembekuan Ikan beku, utuh atau dipotong- potong 4. Pengalengan Ikan kaleng 5. Pembuatan tepung ikan Tepung ikan Sumber: DKP 2007 Setelah meninjau berbagai pustaka di atas, dapat diambil kesimpulan dalam menentukan perikanan rakyat dan perikanan industri dilihat dari faktor modal atau investasi dalam melakukan usaha. Usaha disini yang dimaksud usaha di sektor perikanan baik itu usaha penangkapan ikan maupun pengolahan ikan

3. METODE PENELITIAN