Derajat Asam Yogurt Susu Kambing

kambing sampel sebesar 25 o D. Derajat asam susu kambing tercatat normal karena masuk pada kisaran 22 – 25 o D Fadela et al 2009. Nilai pH normal susu kambing antara 6.44 – 6.88 Loewensten 1982. Hasil pengujian susu kambing pada penelitian ini didapatkan hasil pH sebesar 6.39. Menurut TCFS 2008 standar pH susu kambing antara 6.5 – 6.8. Jika pH susu menyimpang dari angka normal, berarti terdapat bahan-bahan yang dapat menyebabkan pH menyimpang misalnya asam laktat yang dihasilkan oleh aktivitas mikrobia atau enzim Widodo 2003. Selain itu terdapatnya kolostrum dapat menyebabkan pH lebih rendah pada susu Saleh 2004. Kadar lemak pada sampel sesuai dengan standar. Kadar lemak dalam susu sebesar 3.5 dengan standar minimal menurut TCFS 2008, yaitu 3.25 – 3.5.

4.2 Derajat Asam Yogurt Susu Kambing

Derajat asam pada yogurt sebagai salah satu parameter untuk menilai kualitas yogurt. Keasaman yogurt ini diperoleh dari aktivitas bakteri asam laktat dalam memfermentasi gula menjadi asam laktat. Produk asam laktat inilah yang nantinya akan menghambat pertumbuhan mikroba lain yang tidak diinginkan karena pertumbuhannya secara cepat. Asam laktat mempengaruhi rasa asam, warna, kestabilan terhadap mikroba, dan kualitas selama penyimpanan. Penurunan keasaman juga ditandai dengan kecenderungan penurunan persentase lemak, padatan total, padatan non lemak, kasein, dan laktosa Widodo 2003. Penurunan komposisi inilah yang menyebabkan tingginya derajat asam yogurt daripada susu. Derajat asam yang dihitung merupakan hasil dari total asam tertitrasi. Selanjutnya derajat asam dikonversikan menjadi derajat Dornic o D dengan cara mengalikan hasil dengan 100. Asam laktat merupakan senyawa yang bersifat antimikroba yang penting dalam yogurt. Efek antimikroba asam laktat disebabkan oleh penurunan pH dan penghambatan metabolisme oleh molekul asam. Nilai derajat Dornic yogurt pada perlakuan pembuatan yogurt dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai derajat Dornic o D tiap jam yogurt susu kambing pada jam ke-1 sampai ke-6 Level Perlakuan Derajat Dornic Jam Pengukuran 1 2 3 4 5 6 LP 1 22 30 37 75 121 152 LP 2 30 29 37 90 126 209 LP 3 24 32 37 79 154 179 LP 4 24 32 35 75 139 189 LP 5 26 28 34 76 115 182 LP 6 23 28 38 74 129 143 LP 7 26 36 49 96 134 145 LP 8 31 41 64 103 142 158 LP 9 25 44 71 90 122 153 LP 10 31 41 57 112 130 131 LP 11 28 39 58 95 161 163 LP 12 28 39 55 97 134 168 LP 13 40 42 61 115 141 150 LP 14 34 44 68 116 148 152 LP 15 34 43 65 93 140 154 LP 16 46 39 60 107 129 145 LP 17 34 41 58 98 139 147 LP 18 31 45 79 99 155 148 Laju perubahan derajat Dornic yogurt setelah penambahan inulin dengan variasi konsentrasi 0 – 2.5 pada yogurt dengan konsentrasi starter 2, 3, dan 4 secara berurutan disajikan pada Gambar 2, 3, dan 4. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 1 2 3 4 5 6 De raj at Dor n ic Lama Pengamatan Jam ke- Derajat Dornic starter 2 LP1 LP2 LP3 LP4 LP5 LP6 Gambar 2 Perubahan derajat Dornic yogurt susu kambing pada starter 2. 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 6 D er aj at D or ni c Lama Pengamatan Jam ke- Derajat Dornic starter 3 LP7 LP8 LP9 LP10 LP11 LP12 Gambar 3 Perubahan derajat Dornic yogurt susu kambing pada starter 3. 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 D er aj at D or ni c Lama Pengamatan Jam ke- Derajat Dornic starter 4 LP13 LP14 LP15 LP16 LP17 LP18 Gambar 4 Perubahan derajat Dornic yogurt susu kambing pada starter 4. Menurut Buckle et al. 1987, nilai derajat Dornic yogurt yang dikehendaki umumnya berada pada kisaran 85 – 95 o D. Derajat Dornic yogurt yang telah diberi perlakuan dengan starter 2 dan inulin 0 – 2.5 mg mencapai nilai tersebut antara jam ke-4 dan ke-5. Perlakuan dengan starter 3 dan 4 dengan variasi inulin 0 – 2.5 mg mencapai nilai derajat Dornic yang dikehendaki 85 – 95 o D antara jam ke-3 dan jam ke-4. Hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi starter mempengaruhi laju perubahan derajat asam yogurt. Yogurt dengan starter 3 dan 4 membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam membuat yogurt. Menurut Oberman 1985 kisaran waktu normal pembuatan yogurt adalah 4-5 jam. Salah satu faktor yang menentukan kualitas yogurt adalah sifat asam dari asam laktat serta substansi aroma yang dihasilkan oleh Lactobacilli Effendi 2001. Wibowo 1989 mengemukakan bahwa S. thermophilus dan L. bulgaricus memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Glukosa dikonversi ke asam piruvat, asam laktat dan sejumlah kecil asam asetat serta CO 2 . Hal ini yang mempengaruhi keasaman yogurt.

4.3 Uji Organoleptik